Penciptaan Desain Busana Wanita Dengan Sumber Ide Lagu Dolanan

Feb 5, 2010 | Artikel

Oleh Widyabakti Sabatari, diterbitkan dalam jurnal Mudra edisi September 2007

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia, hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, kepada peserta didiknya. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia Wardiman Djojonegoro dalam pengantar buku “Kreativitas, Kebudayaan dan Pengembangan Iptek”, mengemukakan bahwa manusia sebagai aktor budaya memberikan makna dan arah terhadap bentuk-bentuk budaya lahiriah serta pembangunan itu sendiri. Perkembangan kebudayaan nasional diarahkan untuk memberikan wawasan budaya dan wahana pada pembangunan nasional dalam segenap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia, memperkuat jatidiri dan kepribadian bangsa. Dalam hal ini, pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dalam proses pengembangan kebudayaan nasional, karena pada dasarnya pendidikan itu sendiri merupakan proses pembudayaan. Pendidikan sebagai usaha sadar yang diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, ketrampilam, sikap, dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Di antaranya adalah mendorong berkembangnya kreativitas peserta didik, yang sejalan dengan perkembangan aspek-aspek yang lain seperti keimanan dan ketaqwaan, kecerdasan, ketrampilan, semangat kebangsaan, dan lain-lain, sehingga tercipta keseimbangan dan keselarasan (Supriadi, 1994:vi-vii).

Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Pada hakekatnya setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, oleh karena itu memerlukan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu serta memupuk, mengembangkan dan meningkatkan bakat tersebut. Mengutip pendapatnya Renzuli tentang keberbakatan dikatakan bahwa, dulu orang biasa mengartikan “anak berbakat” sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, namun sekarang makin disadari bahwa yang menentukan keberbakatan bukan hanya inteligensi (kecerdasan), melainkan juga kreativitas dan motivasi untuk berprestasi (Utami, 2004:6). Kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Kreativitas dapat muncul dalam setiap kegiatan manusia tidak terbatas dalam bidang seni, ilmu pengetahuan dan teknologi serta tidak terbatas pula pada tingkat usia, jenis kelamin, suku bangsa atau kebudayaan (Semiawan, 1987:7). Kreativitas secara naluri memang terkandung di dalam setiap manusia, walaupun dengan derajad yang berbeda. Pemahaman ini juga disepakati Todd I. Lubbart dalam buku Handbook of Creativity yang mengatakan  “creativity can occur in virtually any domain, including the visual arts, literature, music, business, science, education, and everyday life (Sternberg ed.,1999:339). Salah satu kendala konseptual utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian tentang kreativitas, alat-alat ukur yang digunakan, dan kesulitan me-rumuskan konsep kreativitas itu sendiri. Disadari bahwa sekarang ini hampir setiap orang, pemimpin lembaga kependidikan, manajer perusahaan, sampai pejabat pemerintah menganggap pentingnya kreativitas dalam usahanya untuk mengembangkan di sekolah, pekerjaan atau pun dalam pembangunan.

Sejalan dengan pemikiran ini dan permasalahan yang sudah dikemukakan,  maka fokus pembicaraan dalam tulisan ini adalah keinginan penulis untuk menyampaikan gagasan tentang pemanfaatan seni dan budaya dalam pembelajaran desain busana. yaitu menggunakan lagu-lagu dolanan atau lagu-lagu Jawa sebagai sumber ide dalam penciptaan desain busana wanita yang ditujukan untuk kostum grup vokal.

Penciptaan Desain Busana Wanita Dengan Sumber Ide Lagu Dolanan selengkapnnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...