Bentuk Gamelan Gong Gede

Jan 13, 2010 | Artikel, Berita, pengumuman

Oleh: Pande Mustika

Gamelan Gong GedeBentuk gamelan Gong Gede di Pura Ulun Danu Batur tak kalah pentingnya dengan unsur-unsur seperti; bentuk ensambelisasi, musikalitas, dan tata penyajian yang dituangkan secara ekspresif di atas pentas. Gamelan Gong Gede tersebut merupakan seni karawitan, dimana perpaduan unsur-unsur budaya lokal yang sudah terakumulasi dari masa ke masa. Unsur budaya Bali tercermin pada penggunaan instrumen dari perangkat gamelan Bali dan busana yang dipergunakan  oleh para penabuh (jero gamel). Budaya lokal tampak pada penggunaan tradisi-tradisi Bali seperti tabuh-tabuh yang memakai laras pelog, sesaji, dan para penabuhnya didominasi dengan memakai kostum penabuh seperti ; ikat kepala (udeng) dipakai warna hitam, bajunya dipakai warna putih disisinya memakai safari hitam berisi simbol, memakai saput orange, dan ditambah dengan membawa keris atau seselet. Istilah jero gamel tidak jauh berbeda dengan juru gamel. Kalau dilihat dari fungsinya semuanya                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      ini berarti tukang gamel, yang sudah melekat sebagai bagian dari identitas diri seseorang.

Instrumen

Bentuk instrumen gamelan Gong Gede ada dua jenis yakni : yang    1) berbentuk bilah dan 2) berbentuk (moncol). Menurut Brata, instrumen yang berbentuk bilah ada dua macam : bentuk bilah bulig, dan bilah mausuk. Bentuk bilah bulig bisa disebut dengan : metundun klipes, metundun sambuk, setengah penyalin.

Untuk instrumen yang berbilah seperti bilah metundun klipes, metundun sambuk, setengah penyalin dan bulig terdapat dalam instrumen gangsa jongkok penunggal, jongkok pengangkem ageng, dan jongkok pengangkep alit (curing). Instrumen-instrumen ini bilahnya dipaku atau sering disebut dengan istilah gangsa mepacek. Sedangkan bentuk bilah yang diistilahkan merai, meusuk, dan meakte terdapat pada instrumen pengacah, jublag, dan jegogan. Instrumen-instrumen ini bilahnya digantung yaitu memakai tali seperti jangat.

Instrumen yang bermoncol dapat dikelompokan menjadi dua yakni: 1) moncol tegeh (tinggi) dan 2) moncol endep (pendek). Contoh instrumen yang berpancon tinggi seperti; riyong ponggang, riyong, trompong barangan, dan tropong ageng (gede). Sedangkan instrumen yang berpencon pendek (endep) antara lain kempli, bende, kempul, dan gong.

Reportoar

Bentuk reportoar gending Gong Gede di Pura Ulun Danu Batur, berbentuk lelambatan klasik yang merupakan rangkaian dari bagian-bagian gending yang masing-masing mempunyai bentuk urutan sajian. Adapun urutan dari bagian-bagian bentuk reportoar gending dari masing-masing bentuk reportoar adalah sebagai berikut :

  1. Bentuk reportoar gending gilak (gegilakan) terdiri dari bagian gending-gending kawitan dan pengawak.
  2. Bentuk reportoar gending tabuh pisan terdiri dari bagian gending kawitan, pengawak, ngisep ngiwang, pengisep, dan pengecet.
  3. Bentuk reportoar gending tabuh telu, terdiri dari bagian gending kawitan dan pengawak.
  4. Bentuk reportoar gending tabuh pat, tabuh nem, dan tabuh kutus mempunyai bagian gending yang sama yaitu kawitan (pengawit), pengawak, pengisep (pengaras), dan pengecet. Pada bagian gending pengecet terdapat sub-sub bagian gending yang urutan sajiannya adalah kawitan, pemalpal, ngembat trompong, pemalpal tabuh telu, pengawak tabuh telu. Alternatif yang lain dari susunan sajian sub bagian gending dalam pengecet ini adalah kawitan, pemalpal, ngembat trompong, dan gilak atau gegilakan.

Bentuk reportoar gending Gong Gede dapat ditentukan oleh jumlah pukulan kempul dalam satu gong, misalnya tabuh pat terdapat empat pukulan kempul dalam satu gongan pada bagian gending pengawak dan pengisap. Demikian juga pada bentuk-bentuk gending tabuh pisan (besik), tabuh telu, tabuh nem dan tabuh kutus.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...