Bentuk Tari Srimpi Gaya Yogyakarta

Jan 13, 2010 | Artikel, Berita, pengumuman

Oleh: Dyah Kustiyanti Dosen Jurusan Tari Jawa Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar

Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa, materi tari yang diajarkan salah satunya adalah Tari Srimpi Pandelori. Pengajar tari yang utama untuk tari Srimpi ini adalah Ibu Siti Sutiyah, SSn, pimpinan Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa. Kursus dilakukan 1 minggu 3 kali, Hal ini dilakukan untuk tetap meningkatkan ketrampilan dalam mendalami Tari Srimpi Gaya Yogyakarta.

Selain mendapatkan materi tari Srimpi Pandelori, juga diajarkan materi tari Srikandhi – Larasati, sebagai bahan tambahan materi tari dalam proses pembelajaran di kelas.

Adapun uraian materi Tari Srimpi Gaya Yogyakarta ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sinopsis Tari Srimpi Pandelori:

Tari Srimpi Pandelori adalah tari kelompok yang ditarikan oleh 4 orang penari putri. Tari ini menceritakan kisah dari negeri Arab, yang mengisahkan tentang pertempuran antara Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupilaeli, yang keduanya memperebutkan seorang pangeran dari Arab, yaitu Wong Agung Jayengrana. Keduanya ingin diperistri oleh Wong Agung Jayengrana. Dalam pertempuran itu tidak ada yang kalah maupun menang, sehingga kedua putri tersebut akhirnya bersaudara dan menjadi istri Wong Agung Jayengrana.

RAGAM GERAK  TARI   SRIMPI  PANDELORI

No.

Ragam  gerak

1.

Sembahan sila, seleh, ndhodhok. Berdiri, panggel, nggrudha (1x), mayuk jinjit. Nggrudha (3x) seblak noleh.

2.

Sendhi gedrug kiri ajeng-ajengan.

3.

Lampah sekar tawing kanan, tawing kiri, kengser, tekuk tangan kiri encot, gedrug kanan, pendhapan cangkol udhet (kiri).

4.

seleh kanan, sendhi minger adu kanan, cathok kanan-kipat. Pudhak mekar (seduwa kiri, kanan methentheng), mancat kanan encot 2x, sendhi ngracik adhep-dhepan, gedrug kanan maju, gedrug kiri seleh.

5

tinting kanan (diagonal) encot, tinting kiri (tukar tempat), nglereg cathok kanan, kipat.

6.

Mandhe udhet
7. Trisik (kembali tempat hadap belakang), maju kanan kipat kanan.

8.

Ulap-ulap encot lamba, mancad kiri, sendhi minger.

9.

Ngenceng encot 1x, sendhi maju kiri, minger, mayuk jinjit (berhadapan). Gedrug kanan nglereg, gedrug kiri ambil keris, gedrug kanan

10.

pendhapan minger kanan seleh tangan kanan, usap suryan dg. keris, mancad kiri

11.

trisik puletan, kembali tempat (berdekatan), nyuduk, encot-encot, nyuduk.

12

Pendhapan puletan, pindah tempat

13.

Nyuduk, kengser ndhesek, 1-2 kanan ke, 3-4 ke kiri

14.

2 dan 3 nyuduk, 1 dan 4 endha, 2 mengejar1, 3 mengejar 4,  trisik puletan, kembali tempat berdekatan, nyuduk, mundur bersama.

15.

maju kiri seleh kiri, gedrug kanan mancad kanan encot-encot,ingsut, encot-encot mancad gedrug kanan nglereg kanan, gedrug kiri nyarungken keris.

16.

Nyamber puletan, kicat boyong, nggrudha jengkeng 1x, sendhi nglayang, nyembah, sila panggung. Sembahan ndhodhok, berdiri, kapang-kapang masuk, selesai


Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...