Degradasi moral, 2005

May 6, 2010 | Artikel, Berita

Oleh: Bendi Yudha

Pengantar Seni Lukis

Akrilik pada kanvas

130 cm x 130 cm

Manusia dalam kehidupannya di dunia memiliki dua sifat yaitu sifat materiel dan spiritual. Keinginan manusia yang berlebihan dalam memenuhi dan mengumbar hawa nafsunya dengan mengabaikan nilai-nilai moral, akhirnya menyebabkan dirinya terjerumus ke lembah kehidupan yang gelap. Karena ingin menuruti segala keinginannya ia  mengorbankan seluruh kehidupan bahkan sampai harga dirinya. Kenyataan tersebut sebagai cerminan bahwa jiwa manusia kini sudah semakin diperbudak oleh keinginan duniawi berupa materi, yang tanpa disadari hal itu akan menghancurkan serta menyengsarakan dirinya pada kehidupan di dunia maupun akherat.

Dalam karya ini figur yang ditonjolkan adalah sosok wanita yang sedang mengalami siksaan di atas tebing bebatuan  serta dilatari oleh warna merah sebagai simbol kehidupan manusia yang dikuasai oleh hawa nafsu. Pada bagian bawah figur wanita tersebut nampak seperti bongkahan-bongkahan tebing bebatuan sebagai simbol runtuhnya moralitas manusia akibat dorongan hawa nafsu. Sedangkan visualisasi langit berawan  yang  tekesan bergerak, diharapkan dapat mewakili simbol dunia atas yang selalu memberikan energi  kehidupan yang dinamis bagi semesta alam.

Pencemaran lingkungan, 2005 Karya Bendi Yudha

Akrilik pada kanvas

120 cm x 120 cm

Kemajuan  peradaban manusia yang disertai dengan  penguasaan  ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan manusia menjadi lebih optimis akan kemampuannya untuk dapat menundukkan alam, beserta sumber daya yang dimilikinya. Melalui  penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya, segala sumber kekayaan alam dapat diekplorasi dan bahkan diekploitasi untuk memenuhi segala kepentingannya. Akibat dari sifat rakusnya itu, manusia sering menjadi kehilangan kontrol, sehingga segala sumber daya alam dieksplorasi dan dieksploitasi secara  besar-besaran tanpa mengenal batas-batas kemanusiaan serta berakibat terjadinya banjir, tanah longsor pencemaran lingkungan dan sebagainya, akhirnya merusak tatanan kehidupan sehingga menyebabkan putusnya jaringan ekosistem yang telah ada. Oleh karena itu manusia hendaknya jangan bertindak sewenang-wenang terhadap alam, karena antara manusia alam dan lingkungan  memiliki hak hidup yang sama di mata Tuhan, yaitu berada dalam satu lingkaran kehidupan yang saling ketergantungan antara yang satu dengan lainnya.

Visualisasi karya diwujudkan dengan dua figur perempuan dalam kondisi tubuhnya yang hancur dan meleleh serta ditusuk-tusuk oleh senjata tombak. Sosok perempuan dengan kondisi tubuh yang rapuh dan meleleh sebagai simbol, bahwa alam sebagai ibu pertiwi yang merupakan sumber kehidupan dunia materi sampai saat selalu diburu, disakiti dan dikuliti sumber daya alamnya oleh manusia, padahal dunia materi adalah dunia yang maya, dunia yang penuh kepalsuan dan tidak abadi, digambarkan dengan motif-motif lelehan pada sosok perempuan tersebut.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...