Wayang Kamasan I

Oct 2, 2010 | Artikel, Berita

Oleh Drs. I Nyoman Nirma, Dosen PS Seni Rupa Murni

Desa Kamasan

Desa kamasan diperkirakan sudah  ada sejak pemerintahan raja-raja Bali Kuno.  Hal ini dibuktikan dengan hadirnya nama ‘kamasan’ dalam prasasti Anak Wungsu yang bertahun Saka 994 (1072 M) berarti benih yang bagus.  Kamasan merupakan desa kecil di Kabupaten Klungkung, Bali yang berjarak 42 kilometer ke timur kota Denpasar. Desa ini dikategorikan sebagai desa kecil karena wilayah dukungannya yang hanya seluas 249 hektar dengan jumlah penduduknya hanya sekitar 3.400 jiwa yang tersebar dalam 10 banjar adat atau 4 dusun desa dinas.  Desa Kamasan terhampar memanjang dari utara ke selatan dengan batasan-batasan sebagai berikut: di sebelah utara Desa Giliran; di sebelah selatan Desa Gelgel; disebelah Timur Desa Tangkas; disebelah barat Desa Jelantik.

Diwilayah Desa Kamasan  terdapat sungai Hee  sebagai anak sungai Unja yang mengalir sepanjang hari diperbatasan desa Kamasan. Kehadiran sungai ini menyebabkan sebagian matapencaharian masyarakanya adalah bertani.  Masyarakat desa Kamasan juga melakukan pekerjaan-pekerjaan lain sebagai mata pencaharian sampingan.  Ini terjadi karena luas tanah pertanian  yang ada di desa ini tidak begitu banyak dan mereka kebanyakan bukanlah pula para petani pemilik sawah.   Pekerjaan-pekerjaan sampingan  yang dilakukannya antara lain: pedagang, buruh, pertukangan (pande besi, mas, perak, tembaga, tukang kayu dan pelukis wayang) dan lain-lain.  Dalam perkembangan selanjutnya, pekerjaan yang semula merupakan pekerjaan sampingan berubah menjadi pekerjaan pokok karena  hasil yang diperoleh cukup baik.  Bahkan tidak jarang pekerjaan petani ditinggalkannya beralih ke pekerjaan melukis wayang dan pande perak.    Dalam data statistik penduduk dikantor Kepala Desa Kamasan menunjukan bahwa warga yang paling banyak melakukan pekerjaan  melukis wayang  adalah dari Desa Sangging.  Para pelukis terdiri dari pria dan wanita, mulai dari anak-anak, orang muda, hingga orang tua.  (Bagus DKK, 1981:10)

Di Tahun 2003 Monografi Desa Kamasan  mencatat tiga dusun di wilayah yang dimaksud kini tumbuh tiga jenis industri rumah tangga utama. Selain menggeluti  lukisan wayang, juga ada kerajinan perak dan emas, industri kerajinan kuningan dan selongsong peluru.

Desa Kamasan merupakan induk seni lukis wayang purwa di Bali.  Sejarah mencatat, desa Kamasan turut mewarnai perjalanan perkembangan seni lukis Bali. Desa ini bahkan dikenal sebagai “gudang”-nya karya seni lukis wayang klasik, hasil torehan para seniman yang terdiri dari warga kampung itu sendiri.

Wayang Kamasan I selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...