Gamelan Jegog

Dec 23, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman: I Putu Hardy Andika Wijaya, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Jegog Jembrana

 Gambelan “Jegog” adalah gambelan (alat musik) yang terbuat dari pohon bambu berukuran besar yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi seperangkat alat musik bambu yang suaranya sangat merdu dan menawan hati.

Kisah Awalnya Kesenian Jegog

Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912. Kata “Jegog” diambil dari instrumen Kesenian Gong Kebyar yang paling besar. Kesenian Jegog hanyalah berupa tabuh (barung tabuh) yang fungsi awalnya sebagai hiburan para pekerja bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia, dalam istilah bali bekerja bergotong royong membuat atap dari daun pohon rumbia disebut “nyucuk”, dalam kegiatan ini beberapa orang lagi menabuh gambelan jegog.

Dalam perkembangan selanjutnya Gambelan Jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini sudah dilengkapi dengan drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi alam dan budaya lokal seperti yang namanya Tabuh Trungtungan, Tabuh Goak Ngolol, Tabuh Macan Putih dengan tari-tariannya seperti Tari Makepung, Tari Cangak Lemodang, Tari Bambu, sebagai seni pertunjukan wisata. Penampilan Gambelan Jegog begitu menohok, para penabuh menari-nari di atas gambelan, suara Jegog begitu gemuruh, rancak, riuh, bergaung dan sering menggelegar menembus ruang batas yang bisa didengar dari jarak jauh apalagi dibunyikan pada waktu malam hari suaranya bisa menjangkau jarak sampai 3 (tiga) Km.

Jegog Mebarung

Kesenian Jegog ini bisa dipakai sebagai atraksi pertarungan Jegog. Pertarungan Jegog dalam bahasa Bali disebut “Jegog Mebarung”, yaitu pementasan seni Jegog dengan tabuh mebarung (bertarung). Mebarung artinya bertarung antara dua jegog atau bisa juga bertarung antara tiga Jegog, dalam Bahasa Bali disebut Jegog Barung Dua atau Jegog Barung Tiga. Jegog mebarung ini biasanya dipertontonkan pada acara-acara syukuran yaitu pada acara suka ria di Desa.

Untuk diketahui Bagaimana penampilan Jegog Mebarung, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dua perangkat gambelan jegog atau tiga perangkat gambelan jegog ditaruh pada satu areal yang cukup untuk dua atau tiga perangkat gambelan jegog. Masing-masing Kru Jegog ini membawa penabuh 20 orang.

Pada saat mebarung masing-masing Jegog mengawali dengan menampilkan tabuh yang namanya Tabuh Terungtungan yaitu suatu tabuh sebagai ungkapan rasa terima kasih dan hormat kepada para penonton dan penggemar seni jegog, dengan durasi waktu masing-masing 10 menit. Tabuh Terungtungan ini adalah tabuh yang suaranya lembut dan kedengarannya sangat merdu karena melantunkan lagu-lagu dengan irama yang sangat mempesona sebagai inspirasi keindahan alam Bali.

Setelah penampilan Tabuh Terungtungan baru dilanjutkan dengan atraksi jegog mebarung yaitu masing-masing penabuh memukul gambelan jegog secara bersamaan antara Kru jegog yang satu dengan kru jegog lawan mebarung.  Penabuh memukul gambelan jegog (musik jegog) dengan sangat keras sehingga kedengarannya musik jegog tersebut sangat riuh dan sangat gaduh dan kadang-kadang para penonton sangat sulit membedakan suara lagu musik jegog yang satu dengan yang lainnya. Karena saking kerasnya dipukul oleh penabuh, maka tidak jarang sampai gambelan jegognya pecah dan suaranya pesek (serak). Apalagi Gambelan Jegognya sampai pecah dipukul oleh penabuh, maka sepirit dari kru Jegog lawannya menyoraki sangat riuh dan mengejek dengan melakukan tari-tarian sambil berteriak-teriak yang bisa kadang-kadang menimbulkan emosi bagi sipenabuh Jegog. Penentuan kalah dan menang Jegog mebarung ini adalah para penonton karena Jegog mebarung ini tidak ada tim juri khusus jadi tergantung penilaian para penonton saat itu.  Apabila suara salah satu gambelan jegog kedengarannya oleh sipenonton lebih dominan dan teratur suara lagu-lagunya, maka jegog tersebut dinyatakan sebagai pemenang mebarung. Sedangkan hadiahnya bagi sipemenang adalah berupa suatu kebanggaan saja bagi kru Jegog tersebut. Karena Jegog mebarung adalah pertunjukan kesenian yang tujuannya untuk menghibur para penonton dan para penggemarnya, pertunjukan jegog mebarung adalah pertunjukan hiburan.

Kesenian Jegog ini sudah melanglang buana karena sudah sering melawat ke Luar Negeri dan telah menembus 3 Benua seperti Eropa, Afrika dan Asia.Sedangkan intensitas lawatan ke Jepang yang paling menonjol sejak tahun 1971 di kota Saporo, Pulau Hokaido oleh Nyoman Jayus hingga tahun 2003 di Kota Okayama. Demikian adanya Kesenian Jegog di Kabupaten Jembrana yang terus berkembang dan tidak pernah surut oleh perkembangan jaman dan apabila ingin menikmati keindahan kesenian musik Jegog bisa ditampilkan setiap saat di Kabupaten Jembrana.

Gamelan Jegog Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...