Kiprah Sekaa Gong Wanita Dalam Seni Pertunjukan Pariwisata Di Daerah Ubud

Mar 24, 2010 | Artikel, Berita

Oleh: I Komang Darmayuda, S.Sn., M.Si., Jurusan Seni Karawita, FSP, DIPA 2008

Abstrak Penelitian

Sekaa Gong Wanita merupakan kesatuan dari beberapa orang anggota masyarakat yang berjenis kelamin wanita, menghimpun diri atas dasar kepentingan bersama dengan mempergunakan gamelan sebagai media. Terlahir oleh adanya gagasan secara individu, menjadi gagasan kolektif. Gagasan kolektif menjadi sarana bagi anggota sekaa untuk saling berkomunikasi, berinteraksi, dan behubungan dalam hidup bersama. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang memotivasi terbentuknya Sekaa Gong Wanita, adalah faktor yang secara spontan muncul dalam diri wanita, meliputi : emosi religius, kesadaran berkesenian, peningkatan status dan aktualisasi penampilan keindahan. Secara ekstertnal, ada dua komponen yang berperan dalam terbentuknya Sekaa Gong Wanita, yaitu motivasi keluarga dan partisipasi masyarakat. Keberadaan para wanita dalam seni karawitan khususnya dalam memainkan gamelan, telah mampu merubah stereotip ayau pandangan-pandangan masyarakat terhadap para wanita yang sebelumnya tereliminasi dari aktivitas seni karawitan. Melalui gamelan, para wanita mampu mewujudkan perubahan ikon budaya, karena melalui gamelan yang dimainkan oleh Sekaa Gong Wanita dapat bermanfaat sebagai pelengkap ritual, sebagai presentasi estetis, pelestarian karya-karya seni karawitan dan sebagai alat pengikat solidaritas. Sebagai sebuah fenomena dalam perkembangan seni Karawitan Bali, aktifitas para wanita dalam memainkan gamelan memberikan pengaruh yang menyebabkan terjadinya perubahan tatanan nilai dalam berkesenian secara etika dan estetika. Kehadiran Sekaa Gong Wanita dapat meningkatkan peran wanita dalam status sosial dan memberikan pengayaan estetis adalah sebagai dampak yang positif, melahirkan  etika semu dan penurunan kualitas astetis adalah aktivitas berkesenian yang dapat dikatakan sebagai dampak negatif.

Penelitian ini menggunakan teori estetika untuk mengungkapkan eksistensi Sekaa Gong Wanita yang menyangkut keindahan, baik dari aspek musikalitas dan tata penyajiannya. Teori feminisme dipergunakan menganalisis biologis wanita, yang secara estetis dapat memunculkan nuansa estetis feminim dalam karawitan Bali. Teori fungsi dipergunakan untuk menganalisis fungsi Sekaa Gong Wanita dalam kontek ritual dan sosial di masyarakat, sedangkan teori perubahan untuk menganalisis perkembangan para wanita yang tidak saja sebagai penari, akan tetapi sudah trampil menjadi penabuh wanita. Meluasnya peranan wanita dalam seni pertunjukan, disebabkan oleh tuntukan kesadaran oleh para wanita dalam mengantisipasi perkembangan nilai dan jaman, dianalisis mempergunakan teori gender.

Kata kunci : Sekaa Gong Wanita, kiprah, pariwisata.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...