Perapen Tempat Pembuatan Trompong

May 16, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Prapen adalah bangunan yang dipergunakan sebagai tempat melakukan aktivitas khususnya melakukan pekerjaan mengolah bahan logam yang menghasilkan barang bernilai seni yaitu keris dan gamelan. Di desa Tihingan khususnya, prapen hanya digunakan untuk membuat gamelan, tempat ini juga dianggap sebuah tempat suci karena di dalam prapen terdapat sebuah pelinggih yang dipercayai sebagai tempat memuja Dewa Brahma, maka dari itu wanita yang sedang mengalami menstruasi tidak diperbolehkan masuk ke areal prapen serta alat-alat yang terdapat di dalam prapen jika dipakai dan dibawa ke luar areal prapen mesti disucikan kembali dengan dipratista.

Pada jaman dulu prapen hanya boleh dibangun pada bagian Selatan dalam pekarangan rumah pande, dengan perkembangan jaman prapen tidak lagi dibuat dengan berpatokan pada arah Selatan, melainkan prapen pada masa sekarang dibuat dengan mengikuti situsi tempat yaitu bisa dibuat di bagian manapun asalkan tempatnya memungkinkan, pande gamelan di Tihingan yang memiliki prapen biasanya mempekerjakan kurang lebih tiga sampai tujuh orang tenaga kerja. Tiap orang pekerja memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda dalam membuat trompong maupun jenis gamelan lainnya. Tenaga kerja yang terlibat adalah pemilik prapen dan biasanya bersama orang-orang yang merupakan keluarga atau  masih kerabat dekat dan juga mempekerjakan orang berasal dari luar Desa Tihingan.

Di Desa Tihingan sampai saat ini hampir terdapat 60 buah prapen yang tersebar di masing-masing rumah penduduk, dari semua prapen tersebut ada yang dipakai sebagai tempat membuat gamelan atau hanya membuat krawang. Ada tiga jenis prapen yang ada di desa Tihingan yaitu:

(1)   Prapen pengeleburan : prapen yang memiliki luas sekitar 8 x 8 m2 hingga 8 x 10 m2, dalam prapen ini terdapat 1 atau 2 buah tungku perapian yang disebut jalikan prapen dengan ukuran 50 x 100 cm. Prapen pengeleburan berfungsi hanya sebagai tempat pembuatan krawang.

(2)   Prapen pengegongan memiliki luas 6 x 8 m2 hingga 8 x 8 m2. Terdapat 2 buah tungku, masing-masing tungku memiliki fungsi yang berbeda yaitu tungku yang pertama disebut jalikan pengeleburan dengan ukuran 40 x 50 cm yang berfungsi sebagai tungku peleburan krawang. Tungku kedua disebut jalikan penguadan dengan ukuran 1 x 1 m yang berfungsi sebagai tempat pemanasan dalam proses pembentukan. Prapen pengegongan dipakai dalam membuat gamelan berpencon yang berukuran besar seperti gong, bende, dan kempur.

(3) Prapen penguadan memiliki luas yang sama dengan luas prapen pengegongan, dalam prapen ini juga terdapat 2 buah tungku masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, yaitu tungku yang pertama dengan ukuran 40 x 50 cm yang berfungsi sebagai tungku peleburan krawang. Tungku kedua dengan ukuran 40 x 40 cm yang berfungsi sebagai tempat pemanasan dalam proses pembentukan. Dalam prapen ini dibuat gamelan dari semua jenis gamelan bilah dan berpencon seperti trompong, reyong kajar, kempli, dan ceng-ceng.

Perapen Tempat Pembuatan Trompong, Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...