Proses Pembuatan Bilah

Aug 25, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar.

            Dalam pembuatan seprangkat gamelan adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan ketrampilan yang khusus dan dimiliki oleh seorang pande gamelan, dan dalam prosesnya mempergunakan cara-cara dan alat-alat yang bersifat tradisional dan modern. Dalam pekerjaan ini teknologi modern tersebut hanya mampu mempengeruhi sebagian kecil dari pekerjaan membuat gamelan di Banjar Babakan Desa Blahbatuh.

Peleburan Tahap ke-2

            Peleburan dalam hal ini adalah peleburan tahap ke-dua yang sebelumnya pada peleburan tahap pertama pande gamelan melebur timah dan tembaga yang setelah matang disebut dengan “krawang lakar masak”. Setelah krawang matang mulailah tahap penakaran yang didapat dari memecahkan krawang yang dilebur pada tahap pertama dan timbang sesuai dengan kebutuhan instrumen yang akan diproses. Dalam proses penakaran ini sangat mempengaruhi kualitas suara nantinya setelah selesai proses keseluruhan usai. Laklakan adalah sebuah lempengan-lempengan krawang/perunggu yang sudah melalui tahap pencetakan. Lempengan bakal bilah yang belum pernah ditempa, semua itu disebut laklakan.

Dalam proses pencetakan bakalan laklakan gamelan ini, pada intinya sama seperti proses pembuatan krawang di atas. Tetapi pada proses pembuatan laklak sudah menentukan takaran bilah yang akan dibuat.

Pada proses pembuatan gamelan bilah Semar Pegulingan Saih Pitu di perapen milik I Wayan Pager di Banjar Babakan, Blahbatuh tidak hanya mengandalkan bahan baku yang tergolong baru. Beliau mengatakan bahwa bahan pembuatan gamelan disini juga mempergunakan bahan bekas gamelan yang sudah rusak, dan barang bekas seperti kabel yang sudah tidak terpakai lagi dapat dibeli tengkulak-tengkulak.

Hal ini dilakukan karena permintaan dari pemesan gamelan dan dapat menekan biaya produksi. Pengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan sangat berbeda dengan mengunakan bahan tembaga dan timah murni. Dalam memproses bekas gamelan yang akan dijadikan barungan gamelan baru mengalami proses yang agak lama. Ini dikarenakan gamelan bekas yang diproses  memiliki kotoran dan membutuhkan proses peleburan agak lama, dan membutuhkan tambahan campuran untuk membuat instrumen apapun yang akan dibuat. Ini dikarenakan instrumen yang akan dibuat memerlukan cadangan tembaga atau tambahan bahan kurang lebih 1 ons untuk cadangan.

Membuat laklakan bilah di tempat ini masih menggunakan krawang yang sudah berupa lempengan pecahan gamelan yang sudah diancurkan dengan palu besi, yang sebelumnya melalui proses ngalub terlebih dahulu. Ngalub adalah proses memanaskan krawang tanpa membuat krawang berubah warna menjadi merah melainkan membuat krawang menjadi setengah matang. Ngalub berfungsi membuat pecahan gamelan menjadi renyah, sehingga mudah diancurkan. Setelah krawang dihancurkan langkah selanjutnya pande mempersiapkan api untuk memanaskan musa.

  1. Peleburan diawali dengan mempersiapkan alat-alat yang dipakai dalam proses peleburan,  memerlukan “tungku perapian” yang biasanya akan rusak setelah dipakai. Hal yang harus dipersiapkan : landesan dua buah, sebuah palu besi dengan berat 1,5kg, 2 buah sepit besar, sebuah blower atau pompa angin modern, sepotong kayu sebagai landesan untuk menghancurkan  krawang dari lempengan krawang yang sudah mengalami peleburan, 12 penyangkan, 15 buah musa yang isinya 2,5-3,5 kg, arang dan minyak kelapa atau minyak goreng.
  2. Dalam pengerjaan pembentukan laklakan ini 15 buah musa yang dipergunakan bergiliran dalam tungku perapian atau perapen mengingat tungku perapian tidak terlalu besar untuk menampung semua bahan bilah sekaligus.Tahap penakaran pada instrumen bilah memiliki berat yang sama  mulai dari bilah yang paling kecil sampai yang paling besar. Sesuai dengan pemaparan penulis pada tabel. 1 (satu).
  3. Setelah takaran sudah tepat dan selesai dilakukan selanjutnya krawang dimasukkan ke dalam masing-masing musa yang sudah disiapkan. Satu (1) takaran dipanaskan dalam 1 musa, kecuali takaran untuk jegogan,  menggunakan 2 musa dan kemudian dipanaskan dengan arang kayu kopi  selama kurang lebih 90 menit sambil diaduk mempergunakan sepit untuk mengetahui apakah krawang yang dibakar  sudah cair atau masih keras.
  4. Sambil menunggu krawang mencair atau matang, disiapkan  penyangkan. Dalam proses pembuatan laklakan bilah penyangkan sangat mutlak digunakan ini dikarenakan, nantinya akan mempermudah pengerjaan membentuk bilah. Pada penyangkan yang digunakan untuk laklakan sebelum dipakai terlebih dahulu diisi dengan minyak kelapa atau minyak apa saja asalkan minyak goreng  ini dimaksudkan agar pada proses penuangan lakar laklakan yang berupa cairan laklakan nantinya berjalan dengan lancar.

Proses Pembuatan Bilah Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...