REKTOR ISI DENPASAR TUTUP REKONSTRUKSI JOGED BUMBUNG DESA PUJUNGAN

Aug 12, 2016 | Berita

sumber : Bali Post, Rabu 10 Agustus 2016

Setelah berlangsung selama dua bulan setengah (dari 14 Juni hingga 6 Agustus 2016), Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menutup secara langsung “Rekonstruksi Seni Tari Joged Bumbung” di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Sabtu (6/8) Ialu. Ketua Panitia Ida Ayu Trisnawati, S.ST., M.Si. mengatakan, kegiatan Rekonstruksi Seni Tari Joged Bumbung di Desa Pujungan merupakan salah satu implementasi dari program Tri Dharma Perguruan Tinggi ISI Denpasar. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah melakukan rekonstruksi dan revitalisasi kesenian Joged Bumbung Desa Pujungan, sehingga bisa tetap lestari. Selain itu, untuk menghidupkan kembali seni pertunjukan tradisi yang pernah hidup di masyarakat sekaligus mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk mencintai seni budayanya. “Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 14 Juni lalu dan rekonstruksi dilakukan selama 3 kali dalam seminggu dan telah menghasilkan empat tarian, yaitu tari Joged Pangeleb, Wiranata, Palawakya dan Joged Ibing-ibingan yang disertai dengan tabuh pengiringnya dan satu tabuh Petegak,” ujarnya. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum. mengatakan rekonstruksi Seni Joged Bumbung ini dilakukan karena adanya historis seni Joged Bumbung dengan Desa Pakraman Pujungan untuk tetap dijaga.

Dikatakan, saat ini perkembangan seni pertunjukan Joged Bumbung sudah mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, ISI Denpasar mempunyai tugas pokok dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni sudah menjadi kewajiban untuk melakukan rekonstruksi seni tari Joged Bumbung tersebut. Sehingga kesenian ini tidak punah dan tetap lestari. “Setiap tahun kami menyediakan paling tidak dua kesenian langka untuk direkonstruksi kembali sesuai dengan tugas pokok ISI Denpasar.” tegasnya. Bendesa Adat Pujungan Jro Wayan Sedana menyambut baik rekonstruksi ini. Dikatakan, rekonstruksi Joged Bumbung yang dilakukan ISI Denpasar telah memberikan pemahaman akan seni tari Joged Bumbung serta pakemnya yang sangat perlu untuk dilestarikan. Apalagi saat ini Joged Bumbung oleh beberapa kalangan identik dengan hal yang berbau porno dengan goyangan erotisnya, sehingga perlu diluruskan melalui kegiatan seperti ini. “Secara historis, Joged Bumbung sangat sakral. Kami di Desa Pujungan merupakan desa barometer seni dari tahun 60-an, sehingga semua sekaa seni ada di desa kami. Makanya saat ini teman-teman dari ISI Denpasar memberikan bantuan rekonstruksi joged ini sehingga bisa kembali dibangkitkan,” ujarnya. Hal senada dilontarkan Perbekel Desa Pujungan I Made Wisnu Wijaya. Ia menambahkan, guna menguatkan pakem tari joged, sudah seharusnya dibuatkan pararem sehingga tari Joged Bumbung tetap eksis tanpa harus keluar dari pakemnya.”Kami sangat mengapresiasi dilakukannya rekonstruksi Joged Bumbung ini. Sehingga nantinya tari joged bumbung ini dapat dibuatkan pararem, sehingga tidak lagi terkesan porno dan erotis,” imbuhnya.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...