PERTUNJUKAN MUSIK ONLINE MAHASISWA PRODI MUSIK UNTUK LITERASI SOSIAL

PERTUNJUKAN MUSIK ONLINE MAHASISWA PRODI MUSIK UNTUK LITERASI SOSIAL

Link untuk menyaksikan: https://www.youtube.com/watch?v=Gvxb5bdSuv4&feature=youtu.be

“Covid-19 bukan cuma masalah virus yang menyerang tubuh fisik manusia aja. Yang gak kalah bahaya itu dampak sosialnya. Ada ketegangan di sana-sini. Saling curiga, saling gak percaya, saling gak perduli. Itu semua sudah sama-sama kita lihat kemarin. Banyak provokasi di media sosial, sampai ada peristiwa penolakan pemakaman, penutupan akses jalan sepihak. Itu semua bisa jadi konflik sosial kalau kita cuma diam aja. Pertunjukan musik ini bentuk ajakan kami sebagai mahasiswa untuk meningkatkan solidaritas sosial menghadapi permasalahan di sekitar kita”

Demikian ungkap Dyoviva Rahmanda (Rama) ketika menjelaskan ide di balik pertunjukan musik online bertajuk “Musik untuk Sekitar Kita”  yang diselenggarakan secara daring oleh mahasiswa angkatan 2018 pada hari Sabtu lalu (20/6/2020) melalui kanal YouTube Program Studi Musik Institut Seni Indonesia Denpasar.  

Mengusung format big band, pertunjukan musik online berdurasi sekitar 25 menit ini menampilkan aransemen segar lagu-lagu popular seperti, Heal the World (Michael Jackson) aransemen Satria Wira Darma, Sekitar Kita (Krakatau band) aransemen Christianus Billy, dan Man in the Mirror (Michael Jackson) aransmeen I Gede Raditya Yudhistira, dan satu musik overture karya Christianus Billy.  Didukung tidak kurang dari 47 orang mahasiswa, pertunjukan musik ini melibatkan mahasiswa semua tahun angkatan dan alumnus Program Studi Musik.

Tidak hanya menyoroti permasalahan covid 19 yang masih mewabah; isu-isu nasional dan internasional seperti banjir Jakarta awal tahun lalu, kebakaran hutan di Australia, hingga isu kerusuhan rasial  di Papua dan di Amerika Serikat juga ikut di dalam tayangan pertunjukan. Agaknya hal ini berkait dengan makna lagu “Heal the World” dan “Di Sekitar Kita” yang bernada literasi sosial, mengajak kita untuk menajamkan sensibilitas terhadap permasalahan di sekitar untuk hidup yang lebih baik.  Sementara lagu “Man in the Mirror” adalah ajakan yang bersifat reflektif untuk memulai itu semua dari diri kita pribadi.

Sejatinya pertunjukan musik daring ini adalah tugas akhir mata kuliah Tata Kelola Seni Pertunjukan yang diampu oleh dosen Agustinus Sani Aryanto,MA dan Guntur Prasetya,M.SN.

“Dalam kondisi normal, biasanya mahasiswa menggelar pertunjukan secara live, tapi untuk saat ini jelas tidak memungkinkan. Akhirnya kami memilih opsi pertunjukan secara daring yang juga menjadi trand musik global di masa pandemi” ungkap Guntur Prasetya.

“Selain Capaian Pembelajaran Mata Kuliah, penting juga mendorong agar mahasiswa kritis terhadap isu-isu sosial dewasa ini” tambah Agustinus Sani Aryanto.

Sementara itu, Komang Darmayudha, M.Si selaku Ketua Program Studi Musik, sekaligus penanggungjawab pertunjukan, mengaku puas dan senang akan hasil pertunjukan online tersebut. “Melebihi ekspektasi saya pribadi. Saya pikir ini adalah awal yang baik bagi kami di prodi Musik untuk mempersiapkan diri memasuki Era new normal dalam dunia musik. Perlu kita akomodir hal-hal semacam ini di dalam kurikulum ke depan” ungkapnya. 

Hingga berita ini dibuat, pertunjukan “Musik untuk Sekitar Kita” telah ditonton lebih dari 1000 viewer.

(Oleh: RIR)

Lima mahasiswa ISI Denpasar raih lima terbaik di KKN Kebangsaan

Lima mahasiswa ISI Denpasar raih lima terbaik di KKN Kebangsaan

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/165184/lima-mahasiswa-isi-denpasar-raih-lima-terbaik-di-kkn-kebangsaan

Denpasar (ANTARA) – Lima mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar yang mewakili kampus setempat dalam ajang KKN (kuliah kerja nyata) Kebangsaan di Kepulauan Ternate dan Tidore, Provinsi Maluku Utara, meraih prestasi lima terbaik dari 53 perguruan tinggi negeri di Tanah Air yang mengikuti kegiatan tersebut.

“Dari 53 perguruan tinggi negeri yang ikut KKN Kebangsaan itu, mahasiswa ISI Denpasar berhasil mendapat peringkat lima karena memenangkan sejumlah lomba-lomba yang digelar dalam KKN Kebangsaan tersebut,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, di Denpasar, Kamis.

Lima duta ISI Denpasar yang telah mengharumkan kampus seni negeri satu-satunya di kawasan Bali-Nusra itu dalam ajang KKN Kebangsaan tersebut yakni Valeriana Dafrosa Juita (Prodi Seni Pertunjukan), Lidia Marganingtyas (Prodi Seni Murni), Ovika Aisanti (Prodi Desain Mode), Ni Luh Putu Puspaningsih (Prodi Desain Mode) dan I Gede Made Bayu Mertha Putra (Prodi Musik).

Menurut Seramasara, KKN Kebangsaan yang telah berlangsung belum lama ini merupakan ajang pertemuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Tanah Air untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan, serta mengembangkan rasa nasionalisme.

“Dengan pertemuan antarmahasiswa dari Sabang sampai Merauke, mereka bisa merasakan dan memahami jiwa-jiwa kebangsaan, yang pada akhirnya diharapkan bisa mengurangi radikalisme. Dalam ajang KKN Kebangsaan, peserta dituntut kreativitasnya dalam membangun rasa kebangsaan dengan nuansa seni, nuansa ekonomi ataupun sosial,” ucapnya yang juga turut mendampingi peserta KKN Kebangsaan tersebut.

ISI Denpasar, lanjut Seramasara, sebagai kampus seni tentu membangun rasa kebangsaan dengan nuansa seni. “Mahasiswa kami membawa garapan tari yang bernuansa kebangsaan dan itu sangat dikagumi di sana,” ujarnya.

Tak hanya memenangkan sejumlah perlombaan, mahasiswa ISI Denpasar menurut Seramasara juga mendapat sambutan yang baik dari masyarakat di tempat KKN Kebangsaan dilaksanakan.

“Ketika penutupan, mahasiswa ISI bahkan diantar oleh tuan rumahnya dan sampai nangis-nangis mengharapkan mereka bisa datang lagi. Mereka berharap mahasiswa ISI Denpasar bisa setiap bulan ke sana untuk membangun kesenian-kesenian di Tidore dan Ternate,” kata Seramasara.

Pihaknya berharap ajang KKN Kebangsaan ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, apalagi Rektor ISI Denpasar juga sangat mendukung.
“Oleh karena itu, ke depannya ISI Denpasar akan mengirim mahasiswa minimal lima orang juga untuk mengikuti KKN Kebangsaan, karena dengan kegiatan tersebut dapat membangun rasa kebangsaan, rasa nasionalisme, kepercayaan dan landasan untuk menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi,” ucapnya.

Sementara itu Dr Drs I Ketut Muka MSi selaku dosen pendamping atau pembimbing mahasiswa peserta KKN Kebangsaan menambahkan, sasaran KKN Kebangsaan adalah desa-desa yang terpencil, yang diharapkan mampu menggali potensi desa dan memberikan masukan bagi masyarakat di sana sehingga bisa lebih kreatif dan produktif di bidang pertanian, seni budaya, dan sebagainya.

“Di samping itu, mahasiswa bisa meredam timbulnya radikalisme dan masalah ras. Oleh karenanya, dalam satu kelompok peserta KKN Kebangsaan itu terdiri dari sejumlah perwakilan perguruan tinggi yang digabung,” ujarnya.

Program dalam KKN Kebangsaan dinilainya sangat baik untuk membangkitkan kembali ke-Indonesiaan diantara kebhinekaan yang ada, sebab mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi bersatu padu membangun desa yang tertinggal.

Selain memenangkan sejumlah perlombaan di KKN Kebangsaan tersebut, lanjut Muka, salah satu program yang disampaikan mahasiswa ISI Denpasar juga berhasil meraih peringkat kedua terbaik.

Ovika Aisanti, salah satu mahasiswa ISI Denpasar yang mengikuti KKN Kebangsaan itu mengaku senang mendapatkan banyak pengalaman dari kegiatan yang telah diikuti tersebut.

“Saya jadi bisa bertemu teman-teman seluruh Indonesia, berbeda pulau dan berbeda suku. Saya berharap dalam KKN Kebangsaan ke depan, semakin lebih banyak peserta yang bisa dikirimkan ISI Denpasar,” ucapnya.

Wakil ISI Denpasar yang membuat program alat pemecah pala dan kenari di Pulau Tidore bahkan berhasil mendapat juara II program kerja terbaik dari 30 kelompok kebangsaan yang terbentuk saat itu.

“Kami berinisiatif membuat inovasi alat pemecah pala dan kenari karena di sana hasil rempah-rempahnya melimpah, namun masyarakat masih menggunakan batu untuk memecah pala dan kenari. Jika menggunakan batu, tentu memerlukan waktu yang lebih lama,” ujar Ovika.

Ratusan mahasiswa ISI Denpasar siap tampil di PKB 2019

Ratusan mahasiswa ISI Denpasar siap tampil di PKB 2019

Sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Sekitar 550 seniman dari Institut Seni Indonesia Denpasar siap tampil menjadi pengisi acara dalam acara pawai budaya dan pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-41 pada 15 Juni 2019.

“Sebelumnya, kami juga mengundang Prof Dr I Wayan Dibia untuk memberikan masukan terhadap garapan yang dibuat, bahkan latihan gabungan telah dilaksanakan sekitar dua mingguan,” kata Pembantu Rektor Bidang Kerjasama ISI Denpasar, I Ketut Garwa, di Denpasar, Jumat.

Dalam PKB tahun ini, ISI Denpasar tetap menampilkan garapan Gamelan Ketug Bumi saat pawai mengelilingi Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar.

Gamelan Ketug Bumi tersebut akan dibunyikan sesaat setelah Presiden Joko Widodo membunyikan kulkul (kentongan) tanda pelepasan pawai pada Sabtu (15/6) siang.

Gamelan Ketug Bumi merupakan musik prosesi yang diformat dan didominasi oleh alat-alat musik pukul (perkusi) berkarakter keras, agung dan megah.

Belasan instrumen yang dipadukan dalam barungan gamelan ini antara lain: tambur (bedug), kendang cedugan, cengceng, jimbe, tawe-tawe, okokan, bebende, kempur, gong dan belasan suling dengan ukuran yang berbeda.

Sementara saat Pembukaan PKB (malam harinya) ISI Denpasar menggarap Oratorium Sendratari Bali berjudul Padma Bhuwana. Oratorium akan mengambil kisah kejayaan kepemimpinan Raja Dalem Waturenggong yang menorehkan pencapaian peradaban Bali yang agung pada abad ke-16 Masehi.

Untuk pawai PKB, sebanyak 250 seniman ISI Denpasar yang akan terlibat. Sedangkan di pembukaan ISI Denpasar melibatkan sekitar 300 seniman.

“Kalau saya lihat, di PKB sekarang paling banyak personel kami. Utamanya penari dan penabuh. Arahan Pak Rektor, karena ini merupakan penampilan kehormatan bagi ISI Denpasar, waktunya benar-benar untuk latihan dan persiapan,” ujar Garwa.

Untuk menghasilkan penampilan yang benar-benar maksimal, ISI Denpasar pun mengambil kebijakan saat kuliah efektif berlangsung, maka yang terlibat menjadi pengisi pawai dan pembukaan PKB akan diabsen di gedung latihan bersama yakni Gedung Natya Mandala.

“Kalau tidak terlibat dalam PKB, kelas yang lain tetap jalan belajar seperti biasa,” ucapnya.

Dalam pemilihan pemain juga diadakan casting penari-penari yang dipilih sesuai dengan penokohan masing-masing. Setelah itu baru diterjemahkan oleh pemusik dan penari untuk menuangkan bagaimana per babak.

“Sebelum latihan bersama, masing-masing kelompok seni musik dan tari terlebih dahulu mengadakan latihan sendiri-sendiri satu bulan sebelumnya. Sedangkan untuk penggarapan skenario sudah dilakukan dua bulan sebelumnya,” kata Garwa.

ISI Denpasar gelar Ujian Penerimaan Mahasiswa Baru 2013/2014

ISI Denpasar gelar Ujian Penerimaan Mahasiswa Baru 2013/2014

Prosesi ujian penerimaan mahasiswa baru, dipantau Rektor ISI Denpasar

Prosesi ujian penerimaan mahasiswa baru, dipantau Rektor ISI Denpasar

Kiriman: Nyoman Dewi Pebryani, S.ST., M.A. (Dosen PS. Desain Fashion).

Denpasar- Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengadakan penerimaan mahasiswa baru angkatan 2013/2014, proses pendaftaran telah dimulai dari tanggal 1 juli hingga 19 juli 2013. Sebanyak 655 mahasiswa baru mengikuti proses ujian penerimaan mahasiswa baru yang berlangsung selama 3 hari, dari tanggal 29-31 juli 2013 bertempat di ISI Denpasar. Adapun hari pertama ujian adalah tes tulis, hari kedua berupa tes lisan atau pshycotest, dan hari terakhir berupa praktek bakat dan ketrampilan.

Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar.,M.Hum, yang ditemui dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa di tahun ini ISI Denpasar tetap mengadakan tes tersendiri, karena mahasiswa yang akan diterima di ISI Denpasar membutuhkan talenta atau bakat dan ketrampilan. “Jumlah total mahasiswa yang mendaftar sebanyak 655 orang dari 12 program studi yang ada di ISI Denpasar termasuk 2 Program Studi baru yang akan dibuka tahun ini”, ungkap Dr.Arya.

foto ujian mahasiswa 3Kegiatan rutin tahunan penerimaan mahasiswa baru yang berlangsung dari tahun ke tahun menunjukkan grafik yang meningkat, “tahun ini menunjukkan peningkatan 5% dari tahun sebelumnya”, ungkap KaBiro BAAKK ISI Denpasar. Seperti diketahui bersama saat ini ISI Denpasar memiliki 12 Program Studi yang terbagi dalam dua Fakultas.

Fakultas Seni Pertunjukan memiliki 5 program studi, yakni Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Pedalangan, Sendratasik, dan Program Studi Seni Musik yang terbaru, seluruh pendaftar regular berjumlah 110 orang dan mahasiswa melalui program bidik misi sejumlah 100 orang. Fakultas Seni Rupa dan Desain memiliki 7 program studi, yakni Seni Rupa Murni,  Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Kriya Seni, Fotografi, program studi D-1V Desain Fashion, dan program studi D-IV Televisi dan Film yang terbaru, seluruh pendaftar regular berjumlah 329 orang dan mahasiswa melalui program bidik misi sejumlah 116 orang.

Program bidik misi merupakan program beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah kepada mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi yang disupport selama berkuliah di perguruan tinggi negeri. ISI Denpasar mendapatkan quota sebanyak 216 mahasiswa di tahun 2013, dan jumlah mahasiswa mendaftar secara regular sebanyak 439 orang, “peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun”, tutup Kepala Biro BAAKK.

Loading...