Upaya Pimpinan Perguruan Tinggi Untuk Mendorong Kreativitas Dosen

Upaya Pimpinan Perguruan Tinggi Untuk Mendorong Kreativitas Dosen

Upaya Pimpinan Perguruan Tinggi Untuk Mendorong Kreativitas Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Di Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar

Oleh : (Drs. I Made Subandi, Jurusan Pedalangan, FSP ,DIPA 2007)

Abstrak penlitian

Dosen merupakan faktor yang amat penting untuk terselenggaranya pendidikan dsengan mutu yang baik. Tanpa dosen yang baik dan berkualitas dikhawatirkan perguruan tinggi tidak akan mampu menyelenggarakan tugasnya secara memadai, yaitu secara umum mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya, mengembangkan pribadi-pribadi manusia Indonesia seutuhnya, serta membentuk ilmuan dan tenaga ahli. Dosen yang baik dan berkualitas ialah dosen yang memenuhi syarat-syarat kepribadian, syarat-syarat teknis keguruan dan mempunyai kemampuan dan keterampilan yang cukup memadai. Tugas utama dosen adalah menyelenggarakan pengajaran dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu pengajaran sebagai pelaksanaan pendidikan dalam maknanya yang utuh. Di samping itu dosen juga masih dibebani peran yang lain yaitu sebagai ilmuan, administrator maupun sebagai penasehat akademik, terutama di era globalisasi, dengan kemajuan teknologi informasi membuat mahasiswa berwawasan luas, semakin kritis dan berani mengemukakan pendapatnya. Untuk itu tugas dan tanggung jawab dosen semakin besar, sehingga dosen dituntut untuk mempunyai kemampuan dan ketrampilan serta kreativitas  yang cukup tinggi. Untuk itu perlu adanya upaya atau dorongan baik upaya dari dirinya sendiri maupun dari pimpinan perguruan tinggi terhadap para dosen agar mereka menjadi kreatif.

Bertitik tolak dari uraian diatas, maka penelitian ini mengkaji tentang upaya-upaya pimpinam Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar dengan fokus sebagai berikut : (1) Kreativitas dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam perencanaan, dan evaluasi hasil pembelajaran, (2) Upaya-upaya dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar untuk meningkatkan kreativitas dalam proses belajar mengajar, (3) Upaya-upaya pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar, (4) Hasil-hasil yang telah dicapai oleh pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar. Untuk menjawab keempat permasalahan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kealitas dengan menggunakan teknik purposive sampling yang dipadukan dengan snomball sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan (1) wawancara mendalam, (2) observasi, dan (3) studidokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verivikasi.Analisis data yang diporoleh dari temuan-temuan penelitian dapat diungkapkan sebagai berikut : (1) Kreativitas dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam proses belajar mengajar khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil pengajaran, terlihat dari kemampuan dan keterampilan mereka dalam memecahkan berbagai persoalan yang timbul saerta keterbukaan mereka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru, dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pengajaran. Sebagai contoh dalam pelaksanaan mengajar dosen tidak terikat pada pokok bahasan yang ada dalam kurikulum, namun menambah hal-hal yang aktual yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan, (2) Upaya-upaya dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar untuk meningkatkan kreativitas dalam proses belajar mengajar nampak dalam upaya mereka untuk menjadi dosen yang kreatif dan propesional dengan cara mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, melanjutkan studi kejenjang S.2 dan S.3, terbuka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru, dan kemampuan mereka mengembangkan potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin sehingga dengan potensi tersebut mereka dapat menghasilkan sesuati yang berkualitas dan dapat besaing dalam membuhkan sebuah karya yang kreatif dan berprestasi, (3) Upaya-upaya pimpinam Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar nengajar nampak dalam (a) usaha mereka mengembangkan kepercayaan yang tinggi pada dosen, memberi kebebasan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, dan menciptakan suasana atau iklim yang kondusif agar mereka dapat bekerja dengan tenang an nyaman, dan (b) usaha mereka dalam menyediakan berbagai fasilitas sebagai contoh mengadakan berbagai kegiatan ilmiah dan menyediakan berbagai penerbitan karya ilmiah, dan (c) motivasi pimpinan terlihat dalam perilaku dan gaya kepemimpinannya yang konsultatif; selalu menganggap bawahaanya sebagai kolega, selalu bekerja keras pantang menyerah, selalu memberi keteladanan yang baik dan senang membantu bawahannya yang sedang menghadapi masalah, serta memberi pengakuan dan penghargaan kepada dosen yang kreatif dan berprestasi, (4) Hasil-hasil yang telah dicapai oleh Pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dalam mendorong kreativitas dosen dalam proses belajar mengajar adalah meningkatkan semangat kerja bagi para dosen serta tumbuhnya rasa percaya diri, terdorong untuk, kreatif, produktif, berlaku disiplin, bersikap jujur dan terbuka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru.

Berdasarkan temuan peneltian ini, disarankan: (1) Semua dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya selalu terbuka terhadap informasi, ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam proses belajar mengajar khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil pengajaran serta menyadari bahwa kreativitas itu penting bagi keefktifan pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan, (2) Semua dosen Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya terus meningkatkan kreativitasnya dengan cara mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, banyak membaca, menulis dan menuangkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam proses belajar mengajar untuk kemanjuan pendidikan, sehingga Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar dapat mengahsilkan alumni yang benar-benar memiliki kemampuan mengkaji, mencipta, memiliki keleluasaan ilmu dan kematangan propesional di bidang seni, (3) Pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya terus melakukan upaya untuk mendorong kreativitas dosen dengan cara menyelenggarakan kegiatan yang mernumbuhkan minat kreativitas dosen, menyediakan  fasilitas yang memadai, memberikan kebebasan,kepercayaan kesejahteraan, menciptakan iklim yang kondusif, mengakui dan menghargai prestasi dosen, sehingga mereka bisa bekerja dengan penuh gairah dan semangat yang tinggi, serta bisa berkarya dan berprestasi, (4) Pimpinan Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar hendaknya mempertahankan peningkatkan semangat kerja dosen yang telah tumbuh dan berkembang dengan berbagai karya hasil kreativitasnya, dalam rangka meningkatkan kualitas output Jurusan Seni Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, sehingga dapat menghasilkan sarjana yang mampu bersaing secara nasional maupun internasional.

Kajian Foto Pada Postcard Sebagai Penunjang Pariwisata Di Bali

Kajian Foto Pada Postcard Sebagai Penunjang Pariwisata Di Bali

Oleh : (Drs. I Gede Alit Widusaka, Jurusan Fotografi, FSRD, DIPA 2007)

Abstrak penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan sample, dan analisis pembahasan dilakukan secara kualitatif. Pengambilan sample dilakukan dengan mengulas sejumlah post card pariwisata tentang Bali. Fungsi post card sebagai cendera mata bagi wisatawan mampu lebih menyebarluaskan Bali sebagai daerah pariwisata yang penting di Indonesia. Kemajuan kepariwisataan tidak hanya tergantung pada sector operasional atau bantuan dari pemerintah saja, tetapi harus diperhatikan pula factor penunjang yang besar peranannya, seperti motivasi kepada masyarakat dengan menggunakan berbagai media seperti radio, televisi atau media cetak lainnya. Salah satu media yang dimaksud adalah post card, yang merupakan sarana komunikasi yang tidak dapat dikesampingkan peranannya dalam membawa informasi, pesan atau gagasan untuk menyebarluaskan program pemerintah tersebut. Post card merupakan media komunikasi agar individu yang cukup efektif. Disamping itu post card dapat memberi nilai rasa tertentu bagi pengirim atau penerima post card itu sendiri. Peranan sector penunjang baik langsung maupun tidak langsung dalam mendukung dan memajukan sector pariwisata harus diperhatikan secsra teliti, karena kehadiran dan peranan sarana penunjang yang bermutu membawa pengaruh besar terhadap sector pariwisata. Seperti telah disebutkan bahwa salah satu sarana penunjang adalah berupa media komunikasi visual berwujud post card.

Untuk menghasilkan seuah post card yang bagus, peranan fotogarfi sebagai salah satu unsur pendukung post card yang lainnya tentu tidak kecil. Sebuah post card yang baik, sudah tentu menampilkan foto sebagai ilustrasinya yang baik pula.

Rumah-rumah Peninggalan Austronesia 2

Rumah-rumah Peninggalan Austronesia 2

Oleh : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana Fakultas Seni Rupa dan Desain – Jurusan Interior Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Rumah Gadang : Rumah Besar Minangkabau

Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat mengembangkan satu dari ragam atap pelana Austronesia paling khusus dan sempurna yang ditemukan di Indonesia. Rumah tradisional yang disebut rumah gadang atau “rumah besar”, menjadi bagian menakjubkan dataran tinggi Mingkabau, meski rumah itu tidak seumum masa lalu. Beberapa rumah tua yang lebih besar memberi tempat penampungan bagi beberapa keluarga dekat secara matrilineal (garis keturunan ibu) di bawah satu atap.

Pada masa lalu, rumah besar Minangkabau sesuai namanya ; seorang opsir penjajah Belanda menemukan lebih dari 100 orang hidup satu dalam rumah di Alahan Panjang, antara 60 – 80 orang hidup di rumah lain. Bangunan terbesar berukuran 120 x 15 m dengan 20 biliak, atau ruang keluarga. Selama abad ini, perang dan bencana alam menyebabkan kehancuran banyak rumah yang lebih tua. Beberapa tubuh oleh gempa bumi yang menghantam Padang Panjang tahun 1926 ; ribuan lebih hancur selama perang kemerdekaan Indonesia (1945 – 49 ) dan selama pemberontakan PRRI tahun 1950 yang gagal. Terbukti sangat mahal untuk membangun rumah-rumah besar ini dan membiayai upacara pembangunannya. Penebangan hutan mengakibatkan sulit mendapatkan pohon besar untuk melengkapi tiang-tiang utamanya untuk rumah gadang. Sekarang banyak orang menganggap lebih bangga membangun rumah modern dengan beton. Bagaimanapun rumah tua itu penting sebagai tempat asal usul dan tempat untuk upacara.

Bagian-bagian rumah Minangkabau disatukan tanpa paku, tiang sambung, dan palang pembentuk rangka dipasak ditempat. Tiang utama rumah didirikan tegak, tiang luar rumah lebih tua agak condong ke luar sedikit. Hal itu untuk memberi sentuhan garis atap yang dibangun ke atas dan ke luar dengan cara balok-balok melintang dan kerangka penguat, puncaknya diperluas dengan pemakaian penunjang dan pengikat. Atap tradisional dibuat dari serat ijuk yang tahan sampai ratusan tahun, walaupun seng gelombang menjadi pengganti sejak 1907. Jenis bangunan lain, seperti lumbung padi, tempat sembahyang dan tempat pertemuan, meniru bentuk asli rumah.

Rumah Panjang Mentawai

Di sebagian besar tempat di Kepulauan Mentawai, pengaruh modern membawa perubahan besar dalam kebudayaan tradisional, tetapi rumah panjang masih dapat ditemukan di daerah Siberut, pulau terbesar dari gugus kepulauan tersebut. Satu uma terdiri dari banyak keluarga. Uma Mentawai berdiri di atas tiang-tiang dan dibangun tanpa paku, membuat teknik konstruksi tanggam sambungan atau ikatan.

Seperti banyak rumah orang Indonesia, penataan kayu tegak dan melintang harus mengikuti arah dari pertumbuhan bahan yang dipakai. Pusat upacara di rumah ditandai dengan tiang siege legeu, yang berdiri ke kanan arah pintu masuk ruangan dalam. Ada kepercayaan bahwa roh halus pahlawan pembela budaya tinggal di bawah tiang dan bila rumah disucikan pada saat penyelesaian, inilah tempat bakkat katsaila ditempelkan. Yang terakhir adalah jimat rumah utama, terdiri atas segumpal daun-daun suci yang mempunyai pengaruh “mendinginkan” rumah dan hidup penghuninya. @ Tjok Istri Ratna Sudharsana- FSRD

Kekayaan Intelektual Kampus Dilindungi

Kekayaan Intelektual Kampus Dilindungi

Ujian TA PS Seni PedalanganJakarta, kompas – Setidaknya 7.900 hasil penelitian dan produk inovatif perguruan tinggi serta lembaga penelitian sudah dihasilkan. Meskipun demikian, perlindungan hukum atas produk itu dalam bentuk paten atau pendaftaran hak atas kekayaan intelektual masih sangat minim.

”Dulu, hanya sekitar 5 sampai 10 produk yang dipatenkan. Kecil sekali. Tetapi, tahun 2009, ada kenaikan menjadi sekitar 136 produk,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh saat penandatanganan kerja sama perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) di perguruan tinggi yang berlangsung di Jakarta, Rabu (24/2).

Penandatanganan kerja sama itu dilakukan tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, yaitu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Suharna Surapranata.

Dalam kesempatan yang sama, Direktorat HAKI juga menandatangani kerja sama dengan enam perguruan tinggi, yaitu Universitas Diponegoro, Semarang; Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Universitas Padjadjaran, Bandung; Universitas Muhammadiyah, Jakarta, Universitas Muhammadiyah, Malang; dan Universitas Trisakti, Jakarta.

”Ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada peneliti yang banyak menghasilkan karya di perguruan tinggi dan lembaga penelitian,” ujar Patrialis.

Menurut Mohammad Nuh, ada sekitar 150.000 dosen dan peneliti di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, serta peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan berbagai lembaga penelitian lainnya. Mereka banyak menghasilkan karya ilmiah dan inovasi. ”Namun, sangat sedikit yang dilindungi secara formal hak kekayaan intelektualnya,” katanya.

Salah satu kendala yang menyulitkan, tambah Mohammad, adalah susahnya menyusun atau menggubah bahasa dari bahasa yang terlalu teknis terapan ke bahasa hukum.

”Selain itu, waktu pengurusan pun terlalu lama. Kurang praktis,” ujarnya.

Terkait dengan persoalan bahasa, Direktur Jenderal HaKI Andi Someng Nurzaman mengatakan, pihaknya sudah mengadakan pelatihan mengenai hal tersebut.

Jemput bola

Patrialis mengatakan, pihaknya juga sudah mengirimkan surat kepada para kepala daerah (wali kota, bupati, dan gubernur) untuk mendata semua sistem budaya sekecil apa pun. Hal ini untuk mencegah terulangnya kembali klaim-klaim atas hasil budaya Indonesia oleh negara lain.

Patrialis mengatakan, kasus terakhir mengenai HaKI adalah ukiran Jepara. Christoper Harrison, pemilik PT Harrison & Gil, yang berlokasi di Semarang, pada 2004 telah mendaftarkan buku katalog berjudul Harrison & Gil Carving Out A Piece of History ke Direktorat HaKI. Menurut dia, yang didaftarkan adalah katalognya dan bukan jenis-jenis ukirannya.

Namun, hal ini memicu persoalan ketika ada larangan ketika orang lain mendaftarkan HaKI terhadap barang-barang yang ada di katalog tersebut. (ana)

Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/25/03312353/kekayaan.intelektual.kampus..dilindungi

ISI Denpasar Membuka Ruang Kerjasama Dengan SMKN Kubu Bangli

ISI Denpasar Membuka Ruang Kerjasama Dengan SMKN Kubu Bangli

ISI Denpasar sebagai salah satu-satunya perguruan tinggi seni di kawasan Indonesia timur, mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan dan turut melestarikan seni-seni budaya lokal yang ada. Bentuk dukungan atas kesenian lokal yang tersebar, khususnya di Bali yaitu dengan menjalin kerjasama dengan SMK-SMK di Bali yang bergerak di bidang seni.  Salah satunya yaitu kerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kubu Bangli. Penandatanganan MOU berlangsung (19 Februari 2010), bertempat di ISI Denpasar. Kegiatan tersebut disepakati oleh kedua pimpinan lembaga pendidikan yaitu Rektor ISI Denpasar (Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A.) dengan Kepala SMK N Kubu, Bangli (I Ketut Ariyana, S.Pd.), dan dihadiri oleh Waka Humas SMK N Kubu Bangli (I Putu Widastra, S.ST.), serta Waka Manajement SMK N Kubu Bangli ( Pande Ketut Budiasa). Sementara dari ISI Denpasar dihadiri oleh PR I, PRII, Dekan FSP, Dekan FSRD, PD I FSP, serta PD II FSP. Program kerjasama yang terjalin yaitu ISI Denpasar menyediakan tenaga assessor (penguji) untuk dapat menguji kemampuan mahasiswa yang akan melakukan ujian akhir kelulusan pada 23 Februari 2010.

Menurut Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., kerjasama ini adalah sebagai langkah awal untuk kerjasama yang lebih besar, diantaranya ISI Denpasar berencana melakukan ujian-ujian kelas di luar areal ISI Denpasar, salah satunya di SMK N Kubu Bangli. Selain untuk sosialisai dan promosi kampus, kegiatan ini akan mampu memotivasi para generasi penerus yang memiliki bakat seni untuk meneruskan pendidikannya di ISI Denpasar. Apalagi ISI Denpasar menawarkan banyak beasiswa jika ingin melanjutkan kuliah ke ISI Denpasar. Tercatat saat ini saja sekitar 80% mahasiswa ISI Denpasar mendapatkan beasiswa pendidikan. Dan beasiswa terbaru yaitu ‘Bidik Misi’, program beasiswa yang diperuntukkan bagi calon mahasiswa berprestasi dengan latar belakang kurang mampu. Beasiswa ini tidak hanya menawarkan SPP gratis, namun juga menanggung biaya hidup dan pendidikan selama 8 semester. Sehingga inilah peran sekolah-sekolah  yang tersebar di Bali untuk meneruskan informasi ini kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, karena untuk mendapatkan beasiswa ini diharapkan ada rekomendasi dari Kepala Sekolah.

Sebelumnya jajaran Dekanat Fakultas Seni Pertunjukan (17 Februari 2010) sudah melakukan sosialisasi pendidikan ke SMK N Kubu, Bangli. Dan bagaikan ‘gayung bersambut’ kehadiran kami (menurut Dekan FSP, I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn.) mampu menghasilkan kerjasama yang saat ini sudah dapat terealisasi. Kerjasama yang terjalin ini juga akan sama-sama menguntungkan, dimana kita dapat menjaring calon mahasiswa dari sosialisasi ke SMK, sementara nanti lulusan ISI Denpasar pun bisa mengabdi kembali ke sekolahnya sebagai tenaga pengajar, mengingat saat ini saja para pengajar sebagian besar berlatar belakang dari ISI Denpasar.

Sementara Kepala SMK N Kubu Bangli, I Ketut Ariyasa, SPd., menghaturkan terima kasih kepada seluruh jajaran civitas ISI Denpasar yang memberikan ruang kepada mereka, untuk mendukung berbagai kegiatan yang ada di SMK N Kubu Bangli. Kariasa menambahkan SMK  N Kubu Bangli terbentuk tahun 2004, dan telah sukses menamatkan 1 angkatan. Untuk bisa mandiri melakukan ujian akhir, mereka harus memenuhi persyaratan diantaranya memiliki assessor. Dengan jalinan kerjasama bersama ISI Denpasar maka niscaya kami mampu melakukan ujian akhir sendiri. Ariyasa menambahkan potensi seni generasi muda  Bangli sangat tinggi, sehingga setiap tahun jumlah mahasiswa betambah. Kini berharap selain dua jurusan yang dimiliki (Tari dan Karawitan), kedepan diharapkan mampu membuka jurusan seni rupa. Hal tersebut didukung dengan banyaknya hasil karya seni rupa yang lahir dari Kabupaten Bangli.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Loading...