Pembayaran SPP, Registrasi dan Perkuliahan Mahasiswa Semester GANJIL Tahun Akademik 2010/2011

PENGUMUMAN

Nomor :  1482/I5.12.1/DT/2010

tentang

Pembayaran  SPP,  Registrasi dan Perkuliahan Mahasiswa

Semester  Ganjil  Tahun Akademik  2010/2011

Diumumkan kepada seluruh mahasiswa ISI Denpasar, sebagai berikut .

A.   Pembayaran SPP

1.    Pembayaran SPP untuk semester GANJIL tahun akademik 2010/2011  mulai tanggal 9 ~ 20 Agustus Tahun 2010 melalui BRI di seluruh Bali pada setiap hari kerja.

2.    Slip/Kwitansi Pembayaran SPP  dapat diambil di bagian keuangan ISI Denpasar

3.    Rincian dan besarnya SPP persemester sebagai berikut:

a)    Mahasiswa sebelum angkatan 2003/2004, sebesar Rp. 300.00,- (tiga ratus ribu rupiah);

b)    Mahasiswa angkatan 2003/2004,  sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);

c)    Mahasiswa angkatan 2004/2005 dan 2005/2006, sebesar  Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

d)  Mahasiswa angkatan 2006/2007 dan 2007/2008, sebesar Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah);

e)  Mahasiswa angkatan 2008/2009 dan 2009/2010, sebesar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah).

f). Mahasiswa Mutasi Program Studi/Pindahan besarnya SPP disesuaikan dengan tahun ankatan pada saat diterima sebagai mahasiswa Pindah Program Studi /Pindahan dari Perguruan Tinggi Lain.

4.     Mahasiswa yang membayar SPP lewat dari batas ketentuan point 1 di atas (yang membayar dari tanggal 23 ~ 31 Agustus 2010), dikenakan denda 25% dari jumlah SPP yang dibayar.

5.    Apabila telah lewat dari ketentuan point 4 di atas belum membayar SPP tanpa alasan yang jelas, mahasiswa bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti perkuliahan dan yang bersangkutan dinyatakan mengundurkan diri.

B.   Pengambilan KRS dan Registrasi Mahasiswa

Pengambilan KRS dapat dilakukan setelah melakukan Registrasi semester GANJIL 2010/2011 yang dilakukan mulai tanggal  9 ~ 20 Agustus 2010 pada Sub. Bagian Akademik BAAKK ISI Denpasar dengan ketentuan :

1.    Menyerahkan Bukti Pembayaran SPP sebagai berikut:

  • 1 (satu) lembar di sub bagian akademik BAAKK;
  • 1 (satu) lembar di sub bagian keuangan BAUK;
  • 1 (satu) lembar pada Tata Usaha Fakults masing-masing.

C.   Pengisian KRS dan Perkuliahan

1.  Pengisian KRS dilakukan sejak tanggal pengambilan KRS  dengan konsultasi melalui PA masing-masing;

2.  Perkuliahan mulai 6 September 2010

D.   Kartu Tanda Mahasiswa

  1. Mahasiswa yang telah membayar SPP dinyatakan terdaftar sebagai mahasiswa dan berhak memperpanjang Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dengan menyerahkan KTM di Sub. Bagian Akademik BAAKK pada saat registrasi akademik/pengambilan KRS;
  2. KTM berlaku selama  delapan semester dan atau  dapat diperpanjang selama mahasiswa terdaftar sebagai Mahasiswa ISI Denpasar dan registrasi KTM dilakukan setiap semester dengan menyerahkan KTM untuk diberi tanda legalitas.
  3. Bagi Mahasiswa yang belum memiliki KTM dapat mengajukan permohonan pada Sub. Bagian Kemahasiswaan BAAKK dengan mengisi blanko permohonan KTM dilengkapi Foto warna ukuran 2×3 cm dan biaya administrasi Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)

Demikian untuk maklum

Denpasar   29 Juli 2010

an. Rektor

Pembantu Rektor I,

Drs. I Ketut Murdana, M.Sn.

NIP. 195712311985031009

Tembusan:

1.    Rektor ISI Denpasar sebagai Laporan

2.    Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

3.    Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain

4.    Biro Administrasi Umum dan Keuangan

5.    Kepala BRI Cabang Renon Denpasar

Pendidikan Tinggi Seni dalam Dinamika Industri Kreatif dan Perannya dalam Membangun Karakter Bangsa

Pendidikan Tinggi Seni dalam Dinamika Industri Kreatif dan Perannya dalam Membangun Karakter Bangsa

Oleh: Dr. Yasraf Amir Piliang MA

Om Swastiastu

Salam Sejahtera untuk Kita Semua

Bapak Rektor yang saya muliakan, Bapak/ibu Anggota Senat dan Guru Besar yang saya hormati, Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari, para wisudawan dan para hadirin semuanya yang saya cintai. Pada kesempatan yang berbahagia ini, dalam rangka acara Dies Natalis dan pelepasan para wisudawan Institut Seni Indonesia tahun 2010 ini, izinkanlah saya menyampaikan sebuah pidato ilmiah yang berjudul “Pendidikan Tinggi Seni dalam Dinamika Industri Kreatif serta Perannya dalam Membangun Karakter Bangsa”.

Dalam dekade terakhir ini ‘industri kreatif’ (creative industry) dan ‘ekonomi kreatif’ (creative economy) menjadi isyu yang hangat dibicarakan di dalam berbagai acara seminar, simposium, dan diskusi-diskusi, baik dalam skala nasional maupun internasional. Isyu ini menjadi perhatian tidak saja di kalangan pemerintah, para pelaku ekonomi dan industri, para seniman dan desainer, akan tetapi juga kalangan pendidikan tinggi, khususnya pendidikan tinggi seni. Ada spirit bersama yang ingin dibangun, yaitu spirit untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam kancah persaingan global melalui kekuatan industri kreatif. Industri kreatif menjadi sebuah tumpuan baru dalam pembangunan nasional.

Dalam rangka pengembangan industri kreatif dan ekonomi kreatif nasional, pemerintah diwakili Departemen Perdagangan dan Departemen Perindustrian telah melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan industri kreatif, melalui berbagai seminar, konferensi, pelatihan, workshop, dsb. Pemerintah juga berinisiatif membentuk Komisi Inovasi Nasional, sebagai bagian dari langkah untuk meningkatkan daya kreativitas dan inovasi nasional. Industri kreatif kini dianggap sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, dan sebuah strategi untuk bersaing dalam kancah persaingan global.

Berkaitan dengan pembangunan kekuatan industri kreatif itu, pendidikan tinggi seni memiliki peran yang sangat sentral di dalamnya, karena kreativitas dan inovasi merupakan  ‘ruh’ dari seni itu sendiri, dan cara kerja kreatif merupakan cara kerja utama dalam aktivitas seni. Akan tetapi, peran sebagai ‘motor’ kreativitas dan inovasi ini hanya dapat direalisasikan bila pendidikan tinggi mampu mengelola sumberdaya dan modal yang ada secara optimum. Pendidikan tinggi seni harus mampu membangun sebuah lingkungan akademis yang sehat agar dapat mendorong tumbuhnya karya-karya kreatif dan produk-produk inovatif, untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

Kreativitas dan Budaya Inovatif

Kreativitas merupakan kapasitas khusus individu atau kelompok, yang mampu mengekspresikan bentuk tak biasa, ide segar, gagasan baru, karya orisinil, terobosan dan pikiran-pikiran mencerahkan.  ‘Inovasi’ adalah ‘produk’ kreativitas, berupa ide baru, pengenalan ide baru, penemuan, pengenalan penemuan, ide yang berbeda dari bentuk-bentuk yang ada, pengenalan sebuah ide yang mengganggu kebiasaan umum. Inovasi dapat berupa inovasi bentuk, fungsi, teknik, material, bahasa, manajemen atau  pasar. Industri kreatif berarti industri yang mampu menghasilkan bentuk tak biasa, ide segar, gagasan baru atau karya orisinil untuk kebutuhan masyarakat.

Pendidikan Tinggi Seni dalam Dinamika Industri Kreatif dan Perannya dalam Membangun Karakter Bangsa Selengkapnya

Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Menumbuhkan Industri Kreatif

Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Menumbuhkan Industri Kreatif

Oleh: Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun*

A  PENDAHULUAN

Awal pembicaraan naskah ini, izinkan penulis mengawali dengan ucapan terimakasih kepada lembaga ISI Denpasar yang telah memberikan kesempatan sebagai pembicara pada seminar dalam rangka diesnatalis  VII. Selanjutnya, awal pembicaraan mengenai tema tentang “Meningkatkan mutu pendidikan seni melalui industry kreatif kita membangun karakter bangsa”. Pada zaman gelobal dengan media komunikasi yang serba canggih membongkar pikiran setiap manusia, gaya hidup, dan perilaku masyarakat. Orang begitu cepat terpengaruh media komunikasi dunia maya menyebabkan prilaku dan pola pemikiran masyarakat menjadi berubah. Hal inilah yang secara nyata terjadi di kehidupan sosial masyarakat saat ini. Pendidikan karakter bangsa sudah waktunya dianalisa kembali agar selaras dengan perkembangan dunia global sehingga mampu menumbuhkan industri kreatif yang dapat menghantar semua insan di dunia untuk hidup yang lebih baik dan bermartabat.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif .Kreatif dalam pengertian selalu ingin mencoba dan berbuat yang baru dalam semangat modivikasi sesuatu yang berguna. Industri kreatif salah satu aktivitas yang kaya akan kemunculan ide-ide dan inovasi baru dalam berbagai bidang. Topik ini dikemukakan untuk mengetahui nilai-nilai budaya lokal yang berkembang menjadi produk-produk industri kreatif di Bali serta proses transformasi yang mengiringnya. Masyarakat Bali dalam kenyataannya berbasis nilai budaya adiluhung, yang mewujud dalam berbagai komponen dalam sektor industri kreatif. Untuk konteks Bali, keberadaan modal budaya ini didukung oleh keberhasilan industrialisasi pariwisata dalam beberapa dasawarsa terakhir yang menjadi tata perekonomian baru masyarakatnya. Hubungan antara nilai budaya lokal dan industri kreatif di Bali mendapat tempat dan momentupnya dengan dicanangkannya Tahun Indonesia kreatif 2009.

Kini muncul fenomena ekonomi baru “gelombang keempat” dalam peradaban manusia yang ditandai oleh keberadaan kebudayaan sebagai modal yang harus dikelola, diciptakan dan menjadikannya sumber kesejahteraan baru bagi manusia. Dalam Draft Pokok-pokok Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 disebutkan, dalam upaya menanggapi arus deras gelombang ekonomi keempat ini, Pemerintah RI telah meluncurkan cetak biru Ekonomi Kreatif Indonesia, yakni konsep ekonomi baru berorientasi pada kreativitas budaya serta warisan budaya dan lingkungan. Cetak biru tersebut akan memberi acuan bagi tercapainya visi dan misi industri kreatif Indonesia sampai tahun 2030. Landasan utama industri kreatif adalah sumber daya manusia Indonesia yang akan dikembangkan sehingga mempunyai peran sentral dibanding faktor-faktor produksi lainnya. Penggerak industri kreatif adalah dikenal sebagai sistem tripel helix, yakni cendekiawan (intellectual), dunia usaha (business), dan pemerintah (government). Dalam cetak biru Ekonomi Kreatif Indonesia tersebut dicatat 14 cakupan bidang ekonomi kreatif, yakni (1) jasa periklanan, (2) arsitektur, (3) seni rupa, (4) kerajinan, (5) desain, (6) mode, (7) film, (8) musik, (9) seni pertunjukan, (10) penerbitan, (12) software, (13) TV dan radio, dan (14) video game. Tentu saja cakupan penelitian ini terkait dengan beberapa bidang ekonomi kreatif tersebut.

Mengacu pada fenomena di atas, maka Masalah yang mesti didiskusikan yakni Bagaimana menyikapi pendidikan karakter bangsa dalam menumbuhkan industri kreatif ? Bagaimana menumbuhkan industri kreatif tersebut? Apa langkah yang tepat sebagai insan bangsa yang beretika dan bermartabat? Apa peran sebagai insan seni dalam menumbuhkan industri kreatif? Upaya-upaya pengembangan industri kreatif ? Bagaimana peran lembaga ISI Denpasar dalam menumbuhkan industtri kreatif.

Begitu banyak masalah yang teridentivikasi, dalam kesempatan ini hanya beberapa yang dapat disampaikan dan selebihnya tentu menurut penulis memerlukan suatu pengkajian lebih mengkhusus agar terkait dengan tema seminar ini, yang dapat nantinya terealisasikan dan memberikan sumbangan kepada bangsa, agar dapat memberikan daya kehidupan yang lebih baik melalui pendidikan karakter bangsa dan terciptanya industri kreatif. Terkait dengan hal tesebut lebih mengkhusus akan dibahas sebagai berikut dalam naskah ini.

*Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun adalah  dosen tetap pada Fakultas Seni Rupa dan Disain, Jurusan Seni Rupa Murni, Program Studi Seni Patung di Institut Seni Indonesia ISI Denpasar. Naskah ini dibacakan hari Kamis tanggal 22 Juli 2010 pada forum seminar akademik dalam rangka Diesnatalis  VII ISI Denpasar, bertema “Meningkatkan mutu pendidikan seni melalui industry kreatif kita membangun karakter bangsa.

Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Menumbuhkan Industri Kreatif selengkapnya

Seni Pertunjukan Pariwisata Indutri Kreatif Berbasis Kesenian Bali

Seni Pertunjukan Pariwisata Indutri Kreatif Berbasis Kesenian Bali

Oleh: Dr. Ni Made Ruastiti, SST. MSi.

I. Pendahuluan

Industri kreatif merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumberdaya terbarukan. Ekonomi kreatif merupakan ekonomi evolusi tahap IV pasca ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi (Deperindag, 2008).

Konsep industri kreatif jika dikaitkan dengan seni pertunjukan pariwisata akan memperlihatkan adanya kesinambungan pembangunan dalam bidang kesenian. Seni pertunjukan yang ditampilkan masyarakat Bali untuk pariwisata adalah wujud industri kreatif masyarakat setempat dalam mengembangkan kehidupan berkeseniannya yang telah dilakukannya secara berkelanjutan. Hal itu dapat diamati dari keberadaan seni pertunjukan pariwisata daerah ini yang sesungguhnya sebagian besar merupakan kemasan, pengembangan dari bentuk-bentuk kesenian Bali (Bandem, 1996; Soedarsono, 1999; Dibia; 2000; Picard, 2006; Ruastiti, 2008).

II.  Sekilas Tentang Perkembangan Seni Pertunjukan Pariwisata di Bali

Bali selain di kenal sebagai pulau dewata juga terkenal karena memiliki berbagai jenis kesenian dalam  kebudayaannya.  Salah satu unsur kebudayaan Bali yang sering dipergunakan sebagai daya tarik pariwisata adalah seni pertunjukan.

Pulau Bali telah dipromosikan sebagai daerah tujuan wisata oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1920-an (Nielsen, 1928 : 9-18).  Bali yang ketika itu masih di bawah kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda dianggap kurang memiliki potensi ekonomi, namun Bali memiliki kebudayaan yang sangat unik yang kemudian mereka kembangkan sebagai daya tarik wisata Bali. Pemerintah kolonial Belanda ketika itu mempergunakan Koninklijk Paketvaart Maatschappij (KPM) mempromosikan Bali ke negara-negara Eropa (Tantri, 1965: 60-80).

Sejak dibukanya Bali sebagai daerah tujuan wisata, kehidupan masyarakatnya mulai mengalami perubahan. Pendidikan yang diperoleh bagi sebagian warga masyarakat Bali melalui sekolah-sekolah yang dibuka oleh pemerintah kolonial Belanda tampaknya secara perlahan-lahan telah memperluas wawasan mereka tentang berbagai hal terkait dengan kehidupan.  Dengan diberikannya peluang untuk mengenyam pendidikan membuat sebagian warga masyarakat Bali ketika itu mulai mengubah pola pikirnya, dari cara berfikir irasional menjadi rasional (Gde Agung, 1989: 313).

Sebagaimana dikatakan Piet (1933: 86-87), bahwa sejak datangnya wisatawan ke daerah ini, orang Bali mulai berfikir tentang  “waktu adalah uang”.  Itu artinya bahwa orang Bali ketika itu sudah mulai berfikir rasional.  Meningkatnya pendidikan kiranya telah dapat mengubah cara berfikir seseorang dari irasional menjadi rasional, dan hal itu juga tampak pada kehidupan masyarakat Bali dalam berkesenian.  Mereka mulai mempunyai gagasan untuk menyikapi peluang atas ramainya kunjungan wisatawan datang ke Bali.

Ramainya wisatawan berkunjung ke Bali mendorong masyarakat setempat kreatif menciptakan sesuatu yang dapat “bernilai tukar”.  Giddens (1986) menyatakan bahwa “nilai tukar” berkaitan erat dengan “komoditi”.  Komoditi mempunyai nilai ganda, di satu pihak mempunyai “nilai pakai” (use value), dan di pihak lainnya mempunyai “nilai tukar” (exchange value). Sedangkan masyarakat Bali dalam kaitan dengan pariwisata lebih menekankan pada nilai ekonomis. Hal itu dapat dilihat dari sikap masyarakatnya yang semenjak ramainya wisatawan berkunjung ke daerah ini mereka tampak lebih banyak memilih profesi yang terkait dengan industri pariwisata seperti menjadi pemandu wisata, membuka usaha biro perjalanan wisata, membuka penyewaan mobil, penyewaan rumah tinggal/hotel, menjual makanan, menjual cendramata, menyekolahkan putra-putrinya ke jalur profesi terkait dengan pariwisata, dan lain sebagainya.

Seni Pertunjukan Pariwisata Indutri Kreatif Berbasis Kesenian Bali selengkapnya

Fakultas Seni Pertunjukan Gelar Lomba Karya Cipta Seni  Pertunjukan

Fakultas Seni Pertunjukan Gelar Lomba Karya Cipta Seni Pertunjukan

Tak mau ketinggalan, guna menyambut Dies Natalis VII dan Wisuda Sarjana VIII ISI Denpasar, Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar menggelar Lomba Karya Cipta Seni Pertunjukan, pada tanggal 26 Juli 2010. Kegiatan melibatkan seluruh masiswa dari semester II, IV, dan VI FSP, Jurusan Tari, Karawitan dan Pedalangan. Para mahasiswa dari ke tiga jurusan ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan semesternya. Menurut Dekan FSP ISI Denpasar I Ketut Garwa, S.Sn. M.Sn., lomba ini merupakan tantangan bagi mahasiswa untuk bisa menunjukkan kemampuan mereka di bidangnya masing-masing, dan bagaimana mereka mampu bekerjasama lintas jurusan untuk menghasilkan karya terbaik. Garwa menambahkan terdapat tiga materi yang ditampilkan masing-masing kelompok yaitu Tabuh Telu Gesuri, Tari Legong Kuntul dan Tari Satya Brasta.  Dipilihnya materi tersebut karena sering dipentaskan dalam kegiatan kemasyarakatan (ngayah). Kegiatan mebarung akan dilaksanakan di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, dengan melibatkan sekitar 176 mahasiswa, dimana mereka akan berbaur, berkoordinasi serta memupuk rasa kebersamaan untuk dapat menampilkan hasil terbaik.

Ketua Panitia Pelaksana, I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum, sekaligus PD I FSP ISI Denpasar, menyampaikan bahwa Lomba Cipta Seni Pertunjukan ini akan melibatkan lima dewan juri  sesuai dengan bidangnya, yaitu I Nyoman Cerita, SST., M.FA (dosen Tari sekaligus pencipta Tari Satya Brasta), I Ketut Kodi, SSP., M.Si (dosen Pedalangan), I Wayan Suweca, SS.Kar.,M.Mus (dosen Karawitan), Tjok Istri Putra Padmini, SST., M.Sn (dosen Tari), serta Pande Gede Mustika, SSKar., M.Si (dosen karawitan)

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Loading...