Mendikbud Buka Rembuknas 2012

Mendikbud Buka Rembuknas 2012

Sawangan Depok, 27 Februari 2012-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2012 di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbangtendik Kemdikbud).

Perhelatan ini dihadiri lebih dari 1500 peserta pemangku pendidikan dan kebudayaan dari seluruh Indonesia. Turut hadir juga seluruh pejabat Kemdikbud dan tamu undangan dari Komisi X DPR RI dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Penandatanganan kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso dengan para rektor perguruan tinggi negeri mengawali digelarnya RNPK 2012. Penandatanganan ini diwakili oleh Rektor Universita Riau Ashaluddin Jalil, Rektor Universitas Palangkaraya Henry Singasara dan Rektor Universitas Musamus Philipus Betaubun.

Mendikbud menjelaskan dua hal besar, yaitu sepuluh kebijakan strategis kementerian dan materi rembuknas itu sendiri. Dia menyampaikan, selalu ada perbedaan pandangan dalam setiap pembuatan kebijakan. Karena kebijakan strategis bukanlah kebijakan untuk diri sendiri melainkan melibatkan seluruh komponen bangsa. Dan setiap kepentingan yang diterjemahkan dalam kebijakan tidak mungkin mencakup semua lapisan tersebut. “Meski tidak mencakup semua, kebijakan harus memberi manfaat sebesar-besarnya dan seluas-luasnya,” ujarnya.

Dari sepuluh kebijakan kementerian yang disebutkan oleh Mendikbud antara lain kebijakan yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Oktober 2011 lalu tentang penyatuan kembali fungsi pendidikan dan kebudayaan.  Kebijakan lain adalah kebijakan BOS, yang penyalurannya pada 2012 ini telah mencapai seratus persen hanya pada dua minggu pertama. Untuk itu Mendikbud menyampaikan terima kasih dan kepala daerah yang telah ikut mendukung kebijakan tersebut.

Sedangkan materi rembuknas yang disampaikan oleh Menteri Nuh merupakan pokok-pokok masalah yang akan dibahas di komisi-komisi. Ada delapan komisi yang akan membahas masing-masing masalah. Mendikbud berharap, dalam dua hari ini ada hasil atas pembahasan tersebut. “Tidak ada alasan kita tidak meningkatkan kinerja,” katanya.

Mendikbud menyampaikan, sasaran yang diinginkan dari rembuk ini adalah meningkatkan kinerja layanan dan integritas layanan. Dengan target bekerja benar dan taat azas, diharapkan ada empat aspek terpenuhi, yaitu efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas.

Setelah itu, ada pula penandatangan kontrak antara Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan Syawal Gultom dengan Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika Malang Suwarno, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPMP) Provinsi Jawa Tengah Makhali, Kepala LPMP Provinsi Sumatera Barat Jamaris Jamna. Ketiga, penandatanganan antara Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Non formal dan Informal Lydia Freyani Hawadi dengan Kepala P2NFI Regional II Ade Kusmiadi..

Sumber: dikti.go.id

Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah Dibatalkan?

Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah Dibatalkan?

DEPOK, Selasa, 28 Februari 2012  –

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tampaknya mulai melunak terkait kewajiban publikasi jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan S-1, S-2, dan S-3. Ketentuan itu diedarkan melalui surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada 27 Januari. Pro dan kontra datang dari kalangan perguruan tinggi. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Senin (27/2/2012), menyiratkan bahwa ketentuan tersebut hanya bersifat dorongan. Nuh mengatakan, surat edaran Ditjen Dikti memang tak memiliki kekuatan hukum.

“Surat edaran Dikti memang tidak ada kekuatan hukum. Tapi kita mendorong ke arah sana,” kata Nuh kepada para wartawan di sela-sela Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Bojongsari, Depok, Senin (27/2/2012).

Akan tetapi, menurutnya, aturan itu berbanding lurus dengan upaya memperbanyak produksi jurnal ilmiah. Nuh mengungkapkan, jurnal ilmiah yang dihasilkan mahasiswa saat ini masih sangat rendah dan tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa. Jumlah produksi jurnal ilmiah Indonesia hanya sepertujuh dari jurnal ilmiah yang diterbitkan negara tetangga Malaysia.

Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Idrus Paturusi menjelaskan, MRPTN dan Dirjen Dikti telah menyepakati surat edaran itu hanya sebagai dorongan. Ia mengatakan, karena sifatnya hanya dorongan, maka tidak ada sanksi bagi mahasiswa yang tidak menjalankannya.

Artinya, kata dia, mahasiswa yang bersangkutan tetap bisa lulus meski makalahnya gagal diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

“Tidak ada sanksi untuk itu. Hanya mendorong agar mahasiswa membuat makalah dan memasukannya ke jurnal. Baik jurnal internal kampus maupun internasional,” kata Idrus.

Ia menegaskan, surat edaran itu hanya bersifat dorongan untuk membangun kesadaran menulis. Akan tetapi, predikat kelulusan tetap akan berbeda antara mahasiswa yang berhasil dengan mahasiswa yang gagal melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Gagalnya publikasi makalah dalam jurnal ilmiah akan berpengaruh pada penilaian akhir.

Seperti diberitakan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdikbud mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Alasan utamanya adalah untuk merangsang budaya analisis dan penulisan ilmiah di lingkungan perguruan tinggi.

Sumber :  KOMPAS.com

Yudisium FSRD Semester Ganjil 2011/2012

Yudisium FSRD Semester Ganjil 2011/2012

Kiriman Ni Nyoman Dewi Pebriyani, ST., MDes., Dosen FSRD ISI Denpasar.

Hari Rabu (22/2) bertempat di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, diadakan acara Yudisium Ujian Sarjana Seni Fakultas Seni Rupa Dan Desain ISI Denpasar semester ganjil 2011/2012. Acara yang dihadiri oleh Dekan, pejabat struktural, senat fakultas, dosen serta pegawai di lingkungan ISI Denpasar ini dimulai dari pagi hari dengan agenda utama pembacaan berita acara yudisium ujian sarjana seni.

Kehadiran mahasiswa peserta yudisium yang lengkap dan rapi dengan pakaian hitam putih berdasi hitam serta menggenakan jas almamater menunjukkan kesiapan mereka untuk diyudisium pada hari ini. Peserta Yudisium terdiri dari 5 mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni lukis, 1 mahasiswa dari Jurusan Kriya Seni, 7 mahasiswa Program Studi Desain interior, dan 22 mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual. “Total mahasiswa peserta yudisium kali ini sebanyak 35 orang”, lapor Ketua Panitia, Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn. Penandatangan masing-masing berita acara dilaksanakan dihadapan Dekan serta Pembantu Dekan I dan II Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Kegaduhan suara hujan di luar ruangan tak menyurutkan konsentrasi Mahasiswa peserta yudisium saat pengumuman 5 mahasiswa peraih nilai Tugas Akhir terbaik dan 5 mahasiswa peraih nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terbaik. Masing-masing mahasiswa peraih prestasi tersebut diundang maju keatas panggung untuk menerima penghargaan dari Fakultas, rona kebahagiaan pun terpancar dari wajah mereka saat menerima tanda penghargaan tersebut. Hasil jerih payah yang telah mereka lakukan selama menimba ilmu di ISI Denpasar terbayar sudah dengan menerima penghargaan maupun berita acara yudisium. Dalam kesempatan ini perwakilan mahasiswa peserta yudisium melaju ke podium untuk memberikan pesan dan kesan, “kami mengucapkan terimakasih atas fasilitas yang telah diberikan kampus ISI Denpasar kepada kami sehingga mampu menunjang kegiatan belajar mengajar serta mengajarkan banyak ilmu pengetahuan maupun pengalaman yang tak ternilai harganya” ucap I Wayan Eka Laksana Satiaguna yang juga peraih nilai IPK tertinggi.

Selanjutnya dalam sambutannya,Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang telah diyudisium, “semoga setelah melalui tahapan yudisium dan wisuda nantinya, mahasiswa akan menjadi alumnus yang tetap mengharumkan nama kampus ISI Denpasar serta menjadi professional yang memiliki karakter original dalam karya-karyanya” ungkap Dra. Ni Made Rinu, M.Si. Harapan tidak hanya dilontarkan oleh dekan FSRD namun juga seluruh dosen dan pegawai di lingkungan ISI Denpasar, yang dalam kesempatan ini diwujudkan dengan foto bersama dan bersalam-salaman diakhir acara.

Pengarahan Tugas Akhir Semester Genap 2011-2012

Pengarahan Tugas Akhir Semester Genap 2011-2012


 

 

 


 

 

Pengarahan Tugas Akhir Periode semester genap 2011-2012 diberikan oleh Pembantu Dekan I FSRD ISI Denpasar. Pengarahan Ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan Ujian Tugas Akhir yang akan direncanakan pada Bulan Mei tahun 2012.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mahasiswa MIT ISI Denpasar Kembali Dari Malaysia

Mahasiswa MIT ISI Denpasar Kembali Dari Malaysia

Kiriman Dewi Yulianti, Dosen FSP.

Beberapa hari sebelumnya, tiga mahasiswa ISI Denpasar Sri Wahyuningsih (FSP), AAN.Gde Dhamata A.,dan Ilutfiatun (FSRD) yang mengikuti program MIT (Malaysia-Indoneisa-Thailand) Student mobility Program telah kembali dari Thamasat University Thailand, Selasa (21/2) dua orang mahasiswa program yang sama untuk Malaysia kembali ke kampus ISI Denpasar menemui Rektor ISI. Kedua mahasiswa pilihan tersebut adalah Aryo Agung Wibowo dari Jurusan Fotografi (FSRD) yang telah menyelesaikan studinya pada Jurusan Media Faculty of Art and Social, dan I Gede Suwidnya (FSP) pada Jurusan Cultural Center Faculty of Department of Music di University of Malaya. Aryo dan Suwidnya didampingi pembimbingnya Dewi Yulianti diterima Rektor di ruang kerjanya.

“Program ini adalah kerjasama pendidikan cetusan SEAMEO-RIHED yang dilaksanakan oleh 3 negara di Asia Tenggara; Malaysia-Indonesia-Thailand (MIT) sejak 2010 yang melibatkan perguruan tinggi masing-masing negara, dengan arah program meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik melalui program pengiriman peserta didik ke perguruan tinggi di tiga negara tersebut diatas, di bawah arahan DITJEN DIKTI, dan diikuti 11 universitas yaitu ISI Denpasar, ISI Surakarta, UI, UAD,UK Maranatha, UBINUS, UNS, UNSRI, IPB, UGM,dan UPI,”papar Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A. didampingi PR I dan dekan dari kedua fakultas.

Aryo dan Suwidnya yang berada di Malaysia sejak 9/9/2011 telah menyelesaikan studi mereka dengan hasil membanggakan. “kami sangat berterima kasih kepada ISI Denpasar, Pak Rektor, serta para dosen yang telah membimbing kami, sehingga kami bisa mendapatkan kesempatan emas untuk belajar banyak hal baru di Malaysia. Pengalaman ini tak kan pernah kami lupakan sepanjang hidup kami.,” paparnya bangga

Untuk program MIT 2012, ISI Denpasar kembali mendapatkan 5 quota, dan proses seleksi telah dilaksanakan, tinggal menunggu hasil pengumuman, yang mana pemenangnya akan diberangkatkan pada bulan Juli dan September mendatang. Banggalah ISI Denpasar yang telah terpilih dalam program MIT ini bersama 10 universitas lainnya dari ribuan universitas yang ada di Indonesia.

Loading...