Keindahan dan Kelembutan Kain Beludru

Sep 26, 2015 | Artikel

 Kiriman : Dita Armydia (Mahasiswa Desain Mode)

Abstrak

Pada zaman dahulu, manusia mengenakan pakaian pada bagian tertentu saja, dari bagian dada hingga panggul. Memakai bahan seadanya yang ada di lingkungan sekitarnya. Mempunyai bentuk sederhana, dengan fungsi sebagai penutup dada.  Mereka tidak mengenal tentang tenun dan lain sebagainya. Hingga dalam perkembanganya, bentuk maupun cara penggunaannya digolongkan menjadi bentuk dasar busana. Salah satu hasil karya yang dikenal sebagai hasil tenunan di buat untuk pakaian. Perkembangan jaman di Indonesia maupun di negara lainnya membuat keunikan di setiap tahunnya hingga saat ini. Jaman dulu kain velvet merupakan pakaian orang-orang kelas menengah keatas, alias keturunan bangsawan. Kain velvet biasanya dikenal dengan nama kain beludru struktur yang sangat halus dan rata, berkilau dan lembut. Pada umumnya bahan dasar velvet ialah katun dan sutra. Banyak orang yang belum bisa membedakan antara kain bludru dan kain suede. Karena beludru terbuat dari bahan sintetis yang berserat sedangkan suede terbuat dari kulit bagian dalam yang dibalik, yang membedakan dengan dibakar kalau bludru mudah terbakar dan hangus jadi abu kalau suede bahan sulit terbakar dan menimbulkan bau seperti bulu terbakar. Kain velvet memiliki kesan glamor dan elegan. Namun kain velvet ini terhitung mahal, selain dari perawatannya juga dari cara pembuatannya. Dengan motif beragam dan cantiknya untuk pembuatan bentuk tubuh. Dengan keunikan kain yang dapat menyerap pencahayaan. Sehingga kain velvet ini banyak kegunaannya. Pemotongan kain sebaiknya kain dilapisi dengan kertas. Untuk menjahit kain velvet sebaiknya gunakan kertas atau kain tipis untuk melapisinya agak jahitan bisa stabil. Cara lain yaitu ketika anda menjahit kain velvet, tarik bagian depan secara perlahan agar kain tidak berkerut.

Kata Kunci    : lembut, kain beludru, kain velvet, perkembangan, tenunan.

PENDAHULUAN

Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu mengenakan pakaian hanya pada bagian – bagian tertentu saja, seperti pada bagian dada atau pada lingkar pinggang atau panggul. Bahan yang digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik berupa kulit binatang, kulit batang bahkan daun. Fungsinya juga hanya sebagai penutup bagian tertentu pada tubuh. Walaupun sudah mengenal bentuk tapi bentuknya sederhana dengan wujud geometris yaitu segiempat atau segiempat panjang. Cara pakai ada yang dililitkan, ada pula yang dilubangi untuk memasukkan kepala.

Salah satu benda hasil karya manusia yang secara umum dikenal sebagai hasil tenunan yang di buat untuk pakaian. Namun ada juga pakaian yang tidak di buat dari hasil tenunan, melainkan kulit kayu yang di pukul – pukul dengan alat tertentu sehingga menjadi tipis dan lebar. Berasal dari bahasa Perancis texere dan bahasa Latin textilis yang artinya menenun.

Perkembangan jaman yang membuat para pecinta fashion baik di Indonesia maupun di negara lainnya kini berusaha menciptakan hasil karyanya untuk di pasarkan di dunia usaha. Perkembangan model busana dan macam macam kain yang membuat keunikan di setiap tahunnya hingga saat ini. Contohnya jaman dulu kain velvet merupakan pakaian orang-orang kelas menengah keatas, alias keturunan bangsawan. Pada zaman Mamluk, Kairo merupakan kota penghasil velvet terbesar. Bangsawan pada waktu itu, memakai kaftan velvet pada saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Lalu pada masa selanjutnya, asisten koki memakai dress velvet warna biru yang disebut came-i kebud, topi kerucut (kulah) dan celana panjang baggy (caksir), yang terbuat dari velvet bursa. Kalau di Indonesia, velvet menjadi busana pengantin adat Jawa kuno (biasanya berwarna hitam, merah, hijau).

PEMBAHASAN

Kain Velvet biasanya dikenal dengan nama kain beludru. Kain velvet adalah jenis kain tenun tafting (berumbai) dengan struktur yang sangat halus dan rata, sehingga tekstur dan permukaan kain velvet terlihat berkilau dan lembut seperti perpaduan dari sifat kain sutera dan wol. Kain beludru atau kain velvet ini adalah kain lembut yang terbuat dari sutra, rayon atau nylon dengan ciri bahan seperti tumpukan bulu yang sangat halus, mulus padat dan lembut seperti bulu kucing, beruang dan lain-lain.

Awalnya velvet pertama kali muncul terbuat dari serat sutra. Tetapi pada saat persediaan serat sutra menipis, maka para pemintal mulai beralih ke serat-serat lainnya yang mudah didapat, seperti: rayon dan katun (14%-18% sutra dan sisanya rayon). Sedangkan velvet yang 100% sutra sudah sangat susah untuk ditemukan, kalau pun ada pasti sangat mahal harganya. Motif-motif bahan velvet pun sudah beragam, ada yang garis-garis sampai kotak-kotak.

Pada umumnya bahan dasar velvet ialah katun dan sutra. Kemudian dikembangkan lagi ke bahan-bahan lainnya, seperti viscose dan polyester. Velvet pun bisa dibuat di atas bahan yang mengandung karet atau stretch karena semakin canggihnya alat. Stretch velvet ini dapat mengikuti lekuk bentuk tubuh sehingga nyaris sempurna. Banyak busana-busana mewah dan kebaya memakai bahan stretch velvet supaya terlihat seksi karena velvet bisa mengikuti bentuk tubuh. Lebih banyak helai benang yang dipakai akan menciptakan velvet yang tebal sehingga akan menambah tinggi harga jualnya. Terlebih lagi bila ada aplikasi di atasnya seperti brokat atau bordir, harganya akan bertambah mahal. Bahan velvet tak hanya tebal, namun ada juga yang tipis. Velvet tipis lebih mudah dijahitnya dibandingkan dengan yang tebal. Terlebih lagi bila kita ingin membuat busana pesta dan kebaya. Lekuk tubuh dapat terlihat jelas dan membuat kita tampak seksi bila memakai stretch velvet.

Beberapa tips yang sebaiknya diperhatikan. Pilihlah model dengan bahan potongan yang simple dan klasik karena keindahaan busana sudah terlihat dari mewahnya bahan tersebut. Buatlah penyesuaian fitting pada kertas pola karena setiap bekas jahitan dapat meninggalkan bekas pada bahan. Cara menyetrikanya pun harus diangkat turun, jangan sekali-sekali diseret maju mundur. Kain ini harganya mahal dan memiliki karakteristik kain yang susah dibersihkan apabila terkena noda, walaupun saat ini sudah banyak fasilitas cuci dry clean untuk mengatasi hal tersebut.

Kain halus dan lembut terbuat dari bahan sintetis yang bertumpukan dengan serat lainnya seperti katun, nilon, polyester itulah kain beludru. Kain yang memberi kesan glamor dan elegan dengan warna-warna cantik dan menarik yang akan membuat si pemakai tambah percaya diri menggunakannya. Seperti gambar diatas, kebanyakan tas2 bermerek memakai kain beludru untuk koleksi tas mahalnya. Ada juga bludru berbentuk serbuk yang digunakan untuk kutex kuku, caranya kuku di kutex terlebih dahulu lalu ditaburi serbuk bludru di tekan perlahan kemudian bagian pinggir kuku dibersihkan hingga rapi jadilah kutex bludru yang cantik.

Untuk sekedar informasi, banyak orang yang belum bisa membedakan antara kain bludru dan kain suede. Tampilan halus dan lembut yang sama namun beda asal dan kualitasnya. Bludru terbuat dari bahan sintetis yang berserat sedangkan suede terbuat dari kulit bagian dalam yang dibalik, untuk lebih membedakan lagi caranya dengan dibakar kalau bludru mudah terbakar dan hangus jadi abu kalau suede bahan yang sulit terbakar dan menimbulkan bau seperti bulu terbakar.

Salah satu usaha di jakarta yang menggunakan bludru untuk jasa percetakan yaitu menyediakan jasa cetak bludru / beludru / bulu / flocking khusus diatas permukaan kertas apapun untuk areal jabodetabek. Cetak bludru banyak digunakan untuk kartu undangan, kertas kado, box souvenir, dll. Selain itu kain beludru bisa digunakan untuk wallpaper, background dan dekorasi  ruangan/pementasan, bisa juga digunakan untuk gorden. Keunikan beludru dia bisa menyerap pencahayaan, menjadikannya material paling cocok untuk dijadikan background dimana lampu sorot atau flash photography digunakan.

Untuk tahap pemotongan kain sebaiknya kain dilapisi dengan kertas, karena ada kain velvet yang licin dan bisa bergeser ketika dipotong. Gunakan gunting yang bersih dan tajam. Tentukan arah serat yang benar sebelum memotong kainnya. Lebih baik kain velvet dipotong satu-satu jangan ditumpuk, karena bisa merusak tekstur kain. Untuk menandai pola, anda bisa gunakan kapur jahit, roda kapur, kertas karbon, atau hanya jarum pentul di sisi bagian dalam.

Tahap menjahit kain velvet sebaiknya gunakan kertas atau kain tipis untuk melapisinya agak jahitan bisa stabil. Cara lain yaitu ketika anda menjahit kain velvet, tarik bagian depan secara perlahan agar kain tidak berkerut. Gunakan kaki mesin yang khusus untuk menjahit kain velvet. Sebaiknya gunakan jarum jahit yang tajam dan berukuran 9 atau 10, untuk kain velvet sutera bisa menggunakan jarum ukuran 9. Gunakan benang polyester atau katun. Gunakan jahitan lurus yang panjang jahitannya 2.0 sampai 3.0mm. Anda harus menyesuaikan ketegangan jarum dan tekanan kaki mesin jika ketebalan kain yang dijahit berbeda.

PENUTUP

Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu mengenakan pakaian hanya pada bagian – bagian tertentu saja, seperti pada bagian dada atau pada lingkar pinggang atau panggul. Bahan yang digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik berupa kulit binatang, kulit batang bahkan daun.

Kain Velvet biasanya dikenal dengan nama kain beludru. Pada umumnya bahan dasar velvet ialah katun dan sutra.

Untuk tahap pemotongan kain sebaiknya kain dilapisi dengan kertas, karena ada kain velvet yang licin dan bisa bergeser ketika dipotong. Tahap menjahit kain velvet sebaiknya gunakan kertas atau kain tipis untuk melapisinya agak jahitan bisa stabil.

DAFTAR RUJUKAN

http://fitinline.com/article/read/kain-velvet

http://intips-busana.blogspot.com/2012/11/mengenal-5-karakter-velvet.html

http://tokoliman.blogspot.com/2013/07/kain-beludru-velvet.html

http://fitinline.com/article/read/aplikasi-kain-velvet-pada-busana

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...