Analisis Tekstual Gending Kethuk, Bagian I

Jan 13, 2011 | Artikel, Berita

Analisis Tekstual Gending Kethuk 2 Kerep Minggah 4 Laras Slendro Pathet Sanga, Bagian I

Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni MKarawitan

1. Pendahuluan/Pengantar

Sebagai orang yang berlatar belakang berbeda dalam menganalisis gending-gending  karawitan Jawa, sudah tentu mengalami berbagai kendala dalam mengungkap dan membedah objek yang dimaksud. Hambatan dan kendala tersebut tentunya lebih banyak  mengenai penafsiran istilah-istilah karawitan Jawa itu sendiri. Walaupun istilah-istilah tersebut sudah ada dalam bentuk tulisan, namun karena kurangnya pengalaman memainkan dan “bergaul” dengan gending Jawa, tentu tulisan ini jauh dari baik. Kami berusaha mencari tahu istilah tersebut, setidaknya dapat kami mengerti dengan cara pandang kami sendiri, yang berkaitan dengan judul di atas.

Kami sengaja mencari objek yang lebih “menantang” untuk bisa menyelami karawitan Jawa lebih dari sekedar tahu(pernah mendengar). Memasuki dunia karawitan Jawa yang begitu luas, kami berusaha mencari tahu istilah mendasar yang berkaitan dengan judul di atas. Walaupun sebagian kata-katanya sudah akrab di telinga kami, namun sebelum berbicara lebih jauh, sekiranya istilah-istilah tersebut masih perlu  dicantumkan dalam tulisan ini. Bagi teman-teman yang berlatar belakang Jawa mungkin saja istilah-istilah ini sudah mubasir dan tidak perlu diulas kembali. Akan tetapi bagi yang berlatar belakang non Jawa kemungkinan besar istilah-istilah ini menjadi sekerlip cahaya dalam kegelapan. Pengertian istilah berikut ini hanya merupakan ringkasan dari buku Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa karya Bapak Sri Hastanto, dan mengadakan silang pendapat dengan mewawancarai beberapa teman baik dosen maupun mahasiswa karawitan.

2. Pengertian Istilah

a) Gending

Dalam Karawitan gending merupakan salah satu istilah yang sangat penting. Istilah ini untuk memberi nama lagu-lagu yang disajikan baik instrumental maupun vokal. Berdasarkan bentuknya gending dapat digolongkan dalam keluarga gending ageng, gending alit dan gending pamijen. Istilah gending ini merujuk pada pengertian sebuah lagu, sedangkan alit (yang berarti kecil), ageng (besar), dan pamijen ( tidak seperti biasanya),  merujuk pada bentuknya. Jadi gending dalam golongan diatas dalam penyajiannya  dapat diidentipikasi melalui bentuknya.

Pengelompokan lain mengenai gending adalah merujuk pada ricikan pokok, seperti gending rebab, gending gambang, gending gender, gending bonang. Rujukan pada ricikan tersebut karena ricikan ini adalah yang melakukan buka sebagai awal dari penyajian gending. Juga ada pengelompokan gending berdasarkan fungsi seperti gending Pakurmatan yaitu fungsi gending yang digunakan dalam sebuah upacara, untuk menghormati salah satu mata acara dalam upacara itu.

Gending klenengan, merupakan jenis gending yang merujuk pada sebuah peristiwa karawitan yang mana gending-gending yang disajikan khusus untuk didengarkan. Dalam acara  klenengan biasanya ditampilkan gending baik yang berbentuk gending alit maupun yang berbentuk gending ageng. Keluarga besar gending lainnya adalah gending wayangan dan gending beksan. Gending wayangan merupakan peristiwa karawitan yaitu pertunjukan wayang kulit purwa, madya, maupun wayang gedog. Gending beksan merupakan gending yang disajikan untuk gending-gending tari.

Analisis Tekstual Gending Kethuk 2 Kerep Minggah 4 Laras Slendro Pathet Sanga, Bagian I, Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...