Asti Pertiwi Tampil Dalam Pembukaan Bali Democracy Forum III

Dec 10, 2010 | Berita

Suasana hidmat di Nusantara Room, The Westin hotel, Nusa Dua dalam acara pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) III, kemarin (9/12) semakin sempurna dengan lantunan gamelan dari penabuh wanita ISI Denpasar yang tergabung dalam Asti Pertiwi di bawah komando Ni Ketut Suryatini, S.SKar., M.Sn. Suara tabuh yang mengiringi langkah Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono bersama pemimpin beberapa negara lainnya memasuki Nusantara Room, membuat ratusan pasang mata menoleh ke bagian kiri panggung kehormatan, tempat dimana para penabuh Asti Pertiwi unjuk kebolehan dalam menabuh. Tari Selat Segara yang diciptakan oleh koreograper I Gst Ayu Srinatih, S.ST., M.Si. dengan composer Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A., ditarikan oleh lima orang mahasiswa Jurusan Tari sebagai tarian selamat datang diiringi para penabuh Asti Pertiwi.

Presiden SBY sangat menikmati penampilan seni para penari dan penabuh wanita ISI Denpasar ini. Riuh aplaus pejabat negara yang memenuhi ruangan tersebut bergema, sesaat setelah MC memperkenalkan para penabuh berseragam warna pink segar tersebut. Bali sudah sepantasnya berbangga hati. Selain dipilihnya Bali dalam perhelatan tingkat Internasional, seni budaya Bali pun sangat dicintai dan selalu mengundang decak kagum. Selain para penari dan penabuh, ISI Denpasar juga menampilkan Asti Kumara, anak-anak dosen/pegawai ISI Denpasar yang mahir memainkan instrument Gender Wayang. Presiden, para menteri dan juga delegasi lainnya sangat menikmati permainan anak-anak SD yang sangat lucu. Mendiknas juga berdialog dengan anak-anak, dan anak-anak Asti Kumara ini menjawab dengan senang dan sopan.

Rektor ISI, Prof. I Wayan Rai S.,M.A. yang juga hadir dalam acara tersebut tidak dapat menyembunyikan rasa bahagia dan ucapan terima kasih kepada panitia, karena ISI Denpasar kembali diberi kepercayaan dalam acara BDF III yang mengusung tema “Democracy and Promotion of Peace and Stability”. “Saya sangat berterima kasih kepada para penabuh Asti Pertiwi dan juga penari, karena tetap semangat tampil, walau dalam suasana hari raya, sebagai wujud pengabdian pada nusa dan bangsa. Dan “fondasi maya” yang kita tanamkan pada anak-anak Asti Kumara, adalah sebuah strategi dalam pembentukan karakter anak. Dengan kerja keras seperti ini,mudah-mudahan ISI Denpasar terus mendapat kepercayaan, untuk kemajuan ISI Denpasar,”harap Prof. Rai.

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...