Bentuk, Fungsi dan Material Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya II

Jul 13, 2010 | Artikel, Berita

Oleh Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn

d.  Paon/ Dapur

Paon ini terletak di bagian Selatan/Delod natah umah, sehingga sering pula disebut dengan Bale Delod. Fungsi Paon ini adalah untuk tempat memasak dan juga dapat digunakan sebagai tempat tidur. Fasilitas di dalam bangunan Paon ini adalah 1 buah bale-bale yang terletak di bagian dalam dan tungku tradisional sebagai tempat untuk memasak.  Bentuk Bangunan Paon adalah persegi panjang, dan menggunakan saka/ tiang yang terbuat dari kayu yang dapat berjumlah 6 (sakenem), dan 8 (sakutus/astasari). Bangunan Paon adalah rumah tinggal yang memakai bebaturan dengan lantai yang lebih rendah dari Bale Dauh.

e. Jineng

Unit bangunan Jineng terletak di bagian Tenggara natah umah, dan sering pula disebut dengan Kelumpu, atau yang memiliki ukuran lebih besar disebut Gelebeg. Fungsi Jineng ini adalah untuk tempat menyimpan padi (lumbung). Sedangkan yang disebut Gelebeg, selain dipakai untuk mnyimpan padi, juga dapat digunakan sebagai tempat beristirahat atau bekerja, seperti menenun kain atau membuat lawar/ mebat, sebab di bawah ruang simpannya berisi bale-bale di bagian tengah.  Bentuk Bangunan Jineng adalah persegi panjang, dan menggunakan saka/ tiang yang terbuat dari kayu yang dapat berjumlah 4 (sakepat) dan 6 (sakenem). Bangunan Jineng adalah tempat untuk menyimpan padi yang memakai bebaturan dengan lantai yang lebih rendah dari paon.

f.  Angkul-angkul/Pintu Masuk

Bangunan Angkul-angkul berfungsi sebagai pintu masuk ke pekarangan. Angkul-angkul adalah bentuk pintu masuk yang sederhana. Sedangkan bentuk yang lebih besar disebut Bintang aring dan ada juga disebut Kori.  Angkul-angkul berfungsi sebagai pintu masuk dari jalan (rurung) menuju pekarangan rumah. Setiap unit rumah tinggal memiliki sebuah bangunan angkul-angkul yang terbuat dari bahan tanah, bata, batu cadas, kayu dan bahkan beton cetak.

g. Elemen Pembentuk Ruang

1). Lantai /Bebaturan

Lantai  bangunan umumnya masih tetap memakai bahan tanah, cadas dan bata, khususnya pada lantai bangunan tradisional. Sesuai dengan perkembangan jaman beberapa lantai bangunan rumah tinggal Bali Madya telah beralih pada pemakaian bahan-bahan modern seperti semen, marmer, teraso, tegel dan keramik. Umumnya lantai dibuat sederhana dan tidak banyak menggunakan permainan lantai.

2). Dinding

Dinding pembatas  ruangan  pada bangunan rumah tinggal tradisional Bali Madya, pada umumnya memakai bahan dari tanah, bata dan cadas. Beberapa dinding rumah telah menggunakan material batako sebagai akibat perkembangan material dinding. Batako dipilih hanya karena kekuatannya lebih lama dari tanah.  Elemen – elemen pendukung dinding seperti parba (di bagian atas bale-bale) dan apad (di samping kiri bale-bale) adalah menggunakan bahan dari kayu.

Bentuk, Fungsi dan Material Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya II Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...