Bentuk Pertunjukan Tekno Akustik Musik dalam pariwisata (Bagian I)

Jan 14, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Pertunjukan untuk sajian Pariwisata menurut R.M. Soedarsono mempunyai ciri sebagai berikut. Merupakan tiruan dari tradisi yang asli, dikemas secara singkat dan padat penyajiannya, pertunjukannya penuh variasi, pertunjukannya bukan/tidak sakral, disajikan dengan cara pementasan yang menarik, dan yang paling penting adalah murah menurut ukuran wisatawan. Pendapat tersebut memang benar adanya tetapi jika diterapkan pada sumber seni dan budaya tradisional.

Sebagai sebuah pertunjukan untuk kepentingan upacara, biasanya pertunjukan tersebut merupakan bagian dari upacara, bersifat sakral dan mengandung unsur magis. dalam penyajian seni tradisional untuk sajian pariwisata ciri-ciri yang dikemukakan oleh Soedarsono sangatlah tepat. Sebagai sebuah alternatif baru bagi pertunjukan pariwisata, pertunjukan tekno akustik merupakan penggabungan dari unsur teknologi musik yang disatukan dengan unsur musik tradisional maka ciri-ciri yang dikemukakan oleh Soedarsono tidaklah tepat adanya.

Pertunjukan untuk pariwisata dengan format musik tekno akustik seperti yang terjadi selama pengamatan di Conrad Hotel dan wawancara secara langsung pada para pelakunya didapatkan hal-hal sebagai berikut. Pertunjukan dilakukan dengan durasi waktu 3,5 jam. Struktur pertunjukan dibagi 3 bagian yaitu 1) pertunjukan yang menyajikan musik dari permainan instrumen solo dengan latar belakang musik dari laptop, 2) pertunjukan yang menyajikan musik dengan permainan live secara bersama, dan 3) Pertunjukan musik yang diselingi oleh tarian sebanyak 4 tarian.

Sistem Dubing

Pertunjukan tekno akustik dapat digolongkan kepada jenis musik dengan tema New Age atau dapat dikatakan sebagai world musik. Tema sentral dari musik jenis ini adalah penggabungan antara musik Barat dan musik Timur. Tekno akustik lahir karena perubahan jaman dan pengaruh globalisasi yang sangat deras yang ditunjang oleh kemajuan teknologi informasi. Sebagai bahan perbandingan struktur pertunjukan group soulflip pada sebuah kontrak pertunjukan adalah sebagai berikut.

Berdasarkan pengamatan pada group soulflip yang dilakukan di Hotel Conrad daerah Tanjung Benoa Nusa Dua, pertunjukan tekno akustik berlangsung selama 3,5 jam yang terdiri dari 3 permainan instrumen tunggal yang saling bergantian dengan durasi masing-masing 45 menit. Pada permainan instrumen tunggal ini latar/basic lagu. Memainkan lagu-lagu yang bersifat pholymetra scematica maupun yang monometra scematica. Misalnya pemain suling Sunda dan jimbe memainkan sulingnya tidak saja dengan cara duduk atau berdiri tetapi dia bisa berjalan-jalan kesana kemari dengan peralatan wirless baik untuk headphone maupun untuk microphonnya. walaupun lebih banyak bermain improvisasi tetapi kesan atraktif lebih dominan, dalam artian sambil berjalan dia kadang mengajak ngobrol para pengunjung hotel, kadang meminta tamu untuk meniup seruling yang dia bawa. Memang merupakan sebuah pengalaman tersendiri bagi para tamu hotel untuk merasakan ikut bermain bersama group soulflip.

Bentuk Pertunjukan Tekno Akustik Musik dalam pariwisata I, Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...