Desain Ornamen Dan Seni Lukis Tradisional Dalam Mendukung Kriya Kreatif

May 18, 2010 | Berita

Oleh A.A. Yugus, A.A. Ayu Kusuma Arini dan A.A. Gde Ngurah TY

Fakultas Seni Rupa Dan Desain Isi Denpasar

Abstrak Penelitian

Desain Ornamen dan Seni Lukis Tradisional merupakan salah satu bagian seni rupa, perkembangannya mengalami perubahan di Bali sejak tahun 1920-1930. Masa lalu desain dan seni lukis tradisional disebut seni klasik tradisional Bali, bentuknya menekankan ungkapan mitologi pewayangan, mengandung nilai simbolis dan juga nilai estetis, berfungsi sebagai penghias pura-pura, penghias alat-alat perlengkapan upacara agama, penghias peralatan kebutuhan istana, sehingga bersifat pengabdian baik untuk kepentingan spiritual maupun sosial.

Tahun 2009 Pemerintah Republik Indonesia melancarkan kegiatan Indonesia Kreatif dengan Implementasi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Berbasis Industri Kreatif, Kriya Kreatif dan Seni Kreatif 2009-2025. Industri kreatif, kriya kreatif dan seni kreatif adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas serta iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki sumber daya yang terbarukan, sehingga terbentuk transformasi fungsi kegiatan seni ke arah intelektual, kreativitas, pengembangan ekonomi dan daya saing. Bertumpu pada perubahan fungsi, menampakkan persepsi baru serta menampilkan masalah baru; belum menguatnya dan terapresiasi konsep industri kreatif, kriya kreatif berbasis seni, desain kreatif. Bagaimana konsep tersebut dikemukakan secara formal, teoritik maupun emperik; kurang tersusunnya data eksistensi dan sebaran unsur desain dan seni kreatif, identitas, narasi bentuk, makna seni, desain kreatif.

Tujuan penelitian desain ornamen dan seni lukis tradisional mendukung kriya kreatif ini untuk mendata dan merumuskan penerapan desain ornamen dan seni lukis tradisional mendukung produk kriya kreatif.

Metode penelitian mengambil lokasi tersebar pada wilayah di Bali yang diwakili oleh Kabupaten dan Kotamadya di Bali. Besar sampel 105 produk karya kreatif, khusus pada kriya ukir 35 (33,33%), kriya patung 22 (20,95%), kriya seni lukis 30 (28,57%), kriya tekstil 12 (11,42%), dan kriya keramik 6 (5,71%). Jumlah sampel penyebaran pengembangan kriya kabupaten Gianyar jumlah produk kegiatan paling tinggi, sebanyak 35 (33,33%), Badung dan Kodya Denpasar masing-masing 14 (13,33%), Tabanan 13 (12,38%), Buleleng dan Klungkung masing-masing 8 (7,62%), Bangli 7 (6,67%), dan Karangasem 6 (5,71%).

Tingkat keberhasilan penerapan desain ornamen dan seni lukis tradisional kriya kreatif berdasarkan hasil pengukuran total jumlah nilai sampel kriya ukir, kriya patung, kriya seni lukis, kriya tekstil, dan kriya keramik diperoleh sebesar 1714 poin (81,62%) lebih besar dari nilai hitung rata-rata sampel sebesar 1050 (50%) sehingga dapat dipandang bahwa pengembangan dan penerapan desain ornamen dan seni lukis tradisional mendukung pengembangan kriya kreatif yang berkembang.

Kata Kunci : Ornamen, Seni Lukis, Kriya Kreatif

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...