Desain Peralatan Kerja Secara Ergonomis Menurunkan Keluhan Kerja

May 11, 2010 | Artikel, Berita

Desain Peralatan Kerja Secara Ergonomis Menurunkan Keluhan Kerja dan meningkatkan Produktivitas Pembuat Minyak Kelapa Tradisional Di Kecamatan Dawan KlungkungOleh: Drs. I Made Gede Arimbawa, M.Sn, Drs I Made Radiawan, M.Erg, Drs. I Nengah Sudika Negara, A. Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si

Dibiayai dengan Dana Penelitian Hibah Bersaing 2009

Ringkasan

Usaha pembuatan minyak kelapa di Kecamatan Dawan merupakan kelompok industri rumah tangga (home industry) di pedesaan, berskala kecil (small scale industry) dengan sistem produksi bersifat tradisional. Ditinjau dari sudut ergonomi, ternyata para pembuat minyak kelapa dalam menjalankan usaha tersebut sering mengalami keluhan kerja, seperti: (a) beban kerja berlebihan, (b) mengalami keluhan muskuloskeletal dan (c) kelelahan. Salah satu penyebabnya adalah desain peralatan kerja yang digunakan selama ini umumnya tidak ergonomis. Sebagai dampak yang ditimbulkan dari kondisi kerja tersebut secara tidak langsung mengakibatkan produktivitas kerja para pembuat minyak kelapa relatif rendah. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diupayakan agar para pembuat minyak kelapa di Kecamatan Dawan Klungkung dalam proses pembuatan minyak kelapa menggunakan peralatan kerja yang didesain atau diredesain secara ergonomis.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada penelitian hibah bersaing anggaran tahun ke I (pertama), ternyata rerata umur para pembuat minyak kelapa di Kecamatan Dawan, Klungkung sebesar 36,86± 5,55 tahun dan termasuk kategori usia produktif, karena berada  antara umur 15 sampai dengan 60 tahun. Berdasarkan analisis statistik deskriptif mengenai denyut nadi istirahat 22 orang para pembuat minyak kelapa yang dilibatkan sebagai subjek penelitian ini, ditemukan nilai rerata denyut nadi istirahat dengan menggunakan peralatan kerja tradisional didapat sebesar 71,09±2,25 denyut/menit,  rerata denyut nadi kerja dalam satu siklus pembuatan minyak kelapa sebesar 108,49±0,95 denyut/ menit, rerata skor keluhan muskuloskeletal didapat sebesar 49,38±1,42, dan rerata skor kelelahan didapat sebesar 65,55±1,66, serta nilai rerata produktivitas kerja didapat sebesar 35,86 ± 1,09 liter/butir.menit.

Jadi dari hasil penelitian mengenai kondisi kerja para pembuat minyak kelapa dengan menggunakan peralatan kerja tradisional, umumnya mengalami keluhan kerja, seperti: beban kerja termasuk kategori sedang, mengalami keluhan muskuloskeletal dan kelelahan, sehingga mengakibatkan produktivitas kerja yang rendah. Oleh sebab itu, maka pada penelitian hibah tahun ke II (kedua) akan dilakukan eksperimen desain peralatan kerja pembuatan minyak kelapa secara ergonomis dengan pendekatan sistemik, holistik interdisiplin, dan partisipatori serta pemberian solusi dengan pendekatan teknologi tepat guna. Dalam mendesain peralatan kerja tersebut melibatkan partisipasi dari para pekerja, ahli dalam mesin produksi, para desainer, dan ergonom, sehingga diharapkan dapat dihasilkan desain peralatan kerja pembuatan minyak kelapa yang ergonomis dan sesuai dengan kondisi pekerja yang fatual serta dapat berkelanjutandan. Hasil eksperimen tersebut nantinya digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian hibah bersaing pada anggaran tahun ke III. Untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dianalisis dengan statistik uji t-paired, pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05)

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...