Eksistensi Seni Pertunjukan Gambuh Di Desa Kedisan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar

May 23, 2010 | Artikel, Berita

Oleh:

Nama                     : I Wayan Sucipta

Nim                       : 200602002

Program Studi       : Seni Karawitan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Eksistensi Kesenian Gambuh di Desa Kedisan, 2) Bentuk Musikalitas serta lakon cerita Gambuh Kedisan, dan

3) Fungsi Kesenian Gambuh Kedisan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, sejarah terbentuknya Kesenian Gambuh Kaga Wana Giri yang terdapat di Desa Kedisan, sejalan dengan terbentuknya Desa Kedisan. Datangnya I Gusti Kacang Dawa ke Desa Kedisan pada tahun Isaka Windhu Wisaya Warihing Prabu,(Windhu=0, Wisaya=5, Warih=4 dan Prabu=1) Isaka 1450 atau tahun 1528 Masehi. Kedatangan beliau di iringi dengan putra dari Ki Pasek Gelgel Aan yang bernama Ki Pasek Katrangan. Dimana dibekali Gelungan Panji (hiasan kepala), sebagai tanda kesaktian. Gelungan tersebut sampai sekarang ini masih di simpan dan disakralkan oleh warga Aan di Desa Kedisan. Karena I Gusti Kacang Dawa dan iringannya merasa aman berada di tempat itu akhirnya memutuskan untuk menetap. Sejarah Gambuh ini hanya di singgung dalam lontar Candarasangkala.

Gambuh Kedisan lebih banyak mengalami perubahan dari pada perkembangan. Anggota sekaa Gambuh Kedisan banyak ikut transmigrasi, yang mengakibatkan berkurangnya peran tari dalam pertunjukan. Sulitnya mencari generasi pengganti untuk penari dan penabuh Gambuh mengakibatkan mengalami kendala terhadap perkembangannya. Jumlah anggota yang tersisa dan aktif hanya 25 orang termasuk penari dan penabuh. Instrumentasi Gambuh Kedisan terdiri dari: 4 buah suling, sepasang kendang krumpungan, satu buah rebab, satu buah kajar, satu buah ceng-ceng ricik, satu buah klenang, satu buah Gumanak, satu buah gentorag, satu buah kenyur, dan satu buah gong. Tidak ada instrument kangsi dalam barungan ini. Tetekep yang di pergunakan memainkan suling terdiri dari Lebeng, Matah dan Lebeng Matah. Gending Gambuh hanyal tinggal 13 yaitu 2 gending petegak dan 10 iringan tari.

Fungsi Kesenian Gambuh Kedisan adalah untuk upacara yaitu: Dewa Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya dan Bhuta Yadnya. Untuk hiburan yaitu: secara tidak langsung sebagai bali-balihan, dan pariwisata.

Kata Kunci: Gambuh Kedisan, Eksistensi, Musikalitas dan Fungsi.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...