Eksistensi Tradisi Pertunjukan Wayang Lakon Bharata Yuda Dalam Upacara Bersih Desa Di Pandanan Klaten : Perspektif Budaya

Mar 30, 2010 | Artikel, Berita

Oleh: Dru Hendro, S.Sen., M.Si., Jurusan Pedalangan, FSP, DIPA 2008

Abstrak Penelitian

Penelitian yang berjudul “Eksistensi Tradisional Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Lakon Bratayuda Dalam Upcara Bersih Desa Di Desa pandanan Klaten : Perspektif Budaya” ini merupakan hasil kajian terhadap pertunjukan seni tradisional wayang dikalangan masyarakat Pandanan, Klaten. Kegiatan yang masih dianggap sakral ini, pada era Globalisasi ini telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan sikap dan pola pikir masyarakat sekarang. Perubahan itu terjadi karena respon masyarakat terutama generasi muda terhadap kegiatan ritual dan salkral itu mulai berkurang, sehingga berpengaruh terhadap semaraknya penyelenggaraan kegiatan upacara ritual.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimanakah bentuk pertunjukan wayang kulit purwa dengan lakon Bratayuda dalam upacara Bersih Desa yang diselenggarakan oleh masyarakat Pandanan, Klaten Jawa Tengah ? 2). Apakah pungsi pertunjukan wayang kulit purwa lakon Bratayuda dalam upacara Bersih Desa pada masyaraklat Pandanan, Klaten? 3). Apakah makna penyelenggaraan pertunjukan wayang kulit purwa dengan lakon Bratayuda dalam upacara Bersih Desa dengan kehidupan masyarakat sekarang? Dalam pembahasan ini digunakan teori Estetika untuk mengkaji bentuk pertunjukan wayang kulit purwa dengan lakon Bratayuda, teori Interaksionisme Simbolikuntuk membahas masalah fungsi seni pertunjukan wayang kulit purwa lakon Bratayuda pada masyarakat Pandanan, dan teori semiotika untuk menganalisa makna yang terkandung dalam pertnjukan wayang kulit purwa dengan lakon Bratayuda bagi kehidupan masyarakat Pandanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara, penelaahan dokumen, dan studi kepustakaan.

Pertunjukan wayang kulit dalam ritual Bersih Desa merupakan bentuk karya seni budaya nenek moyang yang secara budaya merupakan sinkritisme dari system religi, kepercayaan, dan adat istiadat. Proses ritual di dalam Bersih Desa merupakan bentuk system religi dan kepercayaan, sedangkan bentuk penyucian atau pelepasan denagn sajian pertunjukan wayang kulit purwa lakon Bratayuda merupakan proses pegalaman yang ditanamkan oleh lelluhurnya kepada keturunannya secara berkesinambungan sehingga masuk adat istiadat dalam ligkungan masyarakat Pandaan. Upacara ritual bersih desa sebagai bentuk religi ini masih dikembangkan sampai sekarang.

Fungsi pertunjukan wayang kulit bagi masyarakat Pandaan meliputi fungsi ritual, sosial, dan estetis. Fungsi-fungsi pada dasarnya sebagai jaringan interaksi sosial adanya rasa kebersamaan, rasa kekeluargaan, rasa solidaritas yang tinggi, dalam hidup di masyarakat. Sedangkan makna yang dapat diambil dari pertunjukan wayang kulit adalah makna estetis, makna spiritual, makna sosio-kultural, dan makna kesejahteraan.

Kata Kunci: Pertunjukan Wayang Kulit Purwa, Lakon Bratayuda, Ritual Bersih Desa, Budaya.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...