Garapan Jagat Santhi

Oct 21, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman I Made Gawi Antara, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

            Komposisi Karawitan Jagat Santhi ini merupakan sebuah garapan musik karawitan inovasi baru yang masih berpegang pada pola-pola tradisi karawitan Bali. Pola-pola tradisi tersebut dikembangkan baik dari segi struktur lagu, teknik permainan maupun motif-motif gendingnya dengan penataan atau pengolahan unsur-unsur musikal seperti nada, melodi, irama (ritme), tempo, harmoni dan dinamika. Di samping itu juga dilakukan penataan penyajian agar musik yang disajikan tidak hanya enak didengar tetapi juga enak dilihat. Selain hal-hal tersebut di atas, sifat-sifat estetik umum seperti unity (keutuhan, kekompakan, kerapian), intensity (kekuatan, keyakinan, kesungguhan) dan complexity (kerumitan) dijadikan acuan dalam mewujudkan karya untuk memberikan bobot seni terhadap garapan yang berkualitas.

Deskripsi Garapan

Istilah komposisi secara umum berarti susunan. Dalam konteksnya dengan karawitan Bali berarti susunan elemen-elemen musikal menjadi sebuah gending atau lagu. Begitu juga dengan musikalitas garapan komposisi Jagat  Santhi ini, disusun berdasarkan komposisi / struktur garapan yang terdiri dari empat bagian yang akan disebutkan sebagai bagian pertama, kedua, ketiga dan  keempat dimana masing-masing bagian memiliki karakter musikal yang berbeda.

Komposisi Karawitan Jagat Santhi  ini merupakan sebuah garapan musik karawitan inovasi baru yang masih berpegang pada pola-pola tradisi karawitan Bali. Pola-pola tradisi tersebut dikembangkan baik dari segi struktur lagu, teknik permainan maupun motif-motif gendingnya dengan penataan atau pengolahan unsur-unsur musikal seperti nada, melodi, irama (ritme), tempo, harmoni dan dinamika. Di samping itu juga dilakukan penataan penyajian agar musik yang disajikan tidak hanya enak didengar tetapi juga enak dilihat. Selain hal-hal tersebut di atas, sifat-sifat estetik umum seperti unity (keutuhan, kekompakan, kerapian), intensity (kekuatan, keyakinan, kesungguhan) dan complexity (kerumitan) dijadikan acuan dalam mewujudkan karya untuk memberikan bobot seni terhadap garapan yang berkualitas.

Pengertian wujud mengacu pada kenyataan yang nampak secara kongkrit (berarti dapat dipersepsi dengan mata atau telinga) maupun kenyataan yang tidak tampak secara kongkrit, yang abstrak, yang hanya bisa dibayangkan, seperti suatu yang diceritakan atau dibaca dalam buku. Wujud dari suatu garapan yang dinikmati oleh masyarakat/penonton merupakan hasil terakhir dari proses kreativitas yang berawal dari perencanaan, penciptaan dan penampilan dengan menggunakan media tertentu.

Terkait dengan garapan ini, sebagaimana telah diulas dalam bab sebelumnya bahwa wujud dari garapan ini adalah sebuah karawitan inovatif yaitu merupakan sesuatu yang bersifat baru atau pembaharuan dalam karya seni, namun masih berpijak pada unsur-unsur tradisi yang telah ada sebelumnya. Unsur-unsur tersebut dikembangkan dan diberikan sentuhan kreatif disesuaikan dengan perkembangan estetika masa kini.

Analisa Pola Struktur Garapan

Istilah komposisi secara umum berarti susunan. Dalam konteksnya dengan karawitan Bali berarti susunan elemen-elemen musikal menjadi sebuah gending atau lagu. Begitu juga dengan musikalitas garapan komposisi Jagat Santhi  ini, disusun berdasarkan komposisi / struktur garapan yang terdiri dari empat  bagian yang akan disebutkan sebagai bagian pertama, kedua, ketiga dan  ketiga dimana masing-masing bagian memiliki karakter musikal yang berbeda.

Bagian ini adalah bagian awal dari garapan Jagat Santhi. Dalam bagian ini dimulai dengan kebyar dan dilanjutkan motif pukulan riyong. yang menggambarkan suasana dimana bumi ini sedang kacau. Pada bagian ini dimulai oleh instrumen Ganggsa, kantil,jublag, jegog, kendang dan  riyong  yang dipukul bersamaan dengan melodi yang sama,  dilanjutkan dengan jejagulan kendang, dengan pukulan gong sebagai finalisnya, dilanjutkan dengan permainan riyong ,jublag, dan jegog  Setelah permainan riyong dilanjutkan dengan permainan ganggsa, kantil,jublag, jegog suling, dengan melodi yang sama, setelah permainan ganggsa, kantil, julag, jegog, suling dilanjutkan permainan gegenderan  dilanjutkan dengan permainan suling dan jublag, dan jegog setelah permainan suling dan jublag dan jegog masuk permainan kendang,ganggsa, kantil, jublag, jegog dan riyong dimana permainan dari semua instrumen berbeda- beda kemudian dilanjutkan dengan suling dan vokal.dilanjukan dengan kebyar dimana  instrumen yang dimainkan secara bersamaan adalah kendang, riyong, ganggsa, jublag, jegog, suling yang semuanya diawali dengan nada (ndang) kajar sebagai tempo dari permainan itu, permainan ceng-ceng ricik,kendang, riyong, ganggsa jublag, jegog dan pukulan gong sebagai finalisnya, dilanjutkan permainan suling, jublag, jegog dan jejagulan kendang dilanjutkan dengan permainan bersamaan. Setelah permainan itu masuk permainan kekotekan  dimana permainan ini diulang dua kali secara bersamaan, dilanjutkan permainan riyong, jublag, jegog, suling dan gong sebagai finalis gending bagian pertama untuk peralihan bagian pertama ke bagian kedua.

Garapan Jagat  Santhi Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...