Gelar Gebyar Budaya, Ciptakan Kota Denpasar Berwawasan Budaya

Nov 1, 2010 | Berita

Kampus ISI Denpasar tidak pernah surut aktifitas. Di tengah-tengah pelaksanan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, diantaranya “workshop” international dan ngayah di Pura Pucak Penulisan, kampus seni yang baru saja mengirim dosennya ke Hawai ini kemarin, Senin 1 November 2010 dikunjungi oleh Bendesa Desa Adat Sumerta,  Drs.  Wayan Butuantara, M.Si., didampingi  I Wayan Sumatra, I Made Ebuh, dan I Ketut Matra guna membahas penyelenggaraan acara “Gebyar Budaya” yang akan dilaksanakan pada tanggal 28 November mendatang.  Rombongan ini diterima langsung oleh Rektor, Pembantu Rektor II, Kasubbag TU/RT, serta Humas ISI Denpasar.

Gelar Gebyar Budaya itu  dilaksanakan serangkaian peringatan Tri Windu (24 tahun) HUT LPD Desa Sumerta, serta untuk  mendukung visi Kota Denpasar yaitu ”Terciptanya Kota Denpasar berwawasan budaya dengan keharmonisan dalam keseimbangan secara berkelanjutan“. Acara ini  akan dibuka oleh Wali Kota Denpasar, dan dilaksanakan di panggung terbuka Nretya Mandala ISI Denpasar, yang akan dimeriahkan dengan acara lomba bleganjur, dan utsawa dharma gita tingkat anak-anak, remaja, dan dewasa. Kegiatan tersebut akan melibatkan seluruh masyarakat Desa Adat Sumerta.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., menyambut baik penyelenggaraan acara Gebyar Budaya serangkaian HUT tri windu LPD Desa Sumerta ini, serta menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Desa Pekraman Sumerta, yang telah memberikan kepercayaan kepada kampus ISI Denpasar untuk pelaksanaan acara tersebut. Ini adalah bukti nyata kecintaan masyarakat terhadap kampus ISI Denpasar. Di samping itu, kegiatan yang dilandaskan pada visi Kota Denpasar, yang mana secara filosofis dilandasi oleh filsafat Tri Hita Karana, yaitu harmoni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan. “Dengan diadakannya acara “Gelar Budaya” ini, ISI Denpasar maupun Desa Pekraman Sumerta mendukung penuh  proses pembangunan Kota Denpasar yang  telah mampu menyentuh keseluruhan elemen dasar dari aspek religi, bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, dan kesenian, dan telah meletakkan dasar yang kuat bagi terciptanya Denpasar menjadi Kota Berwawasan Budaya,” ujar Prof. Rai.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...