Gending Pegambuhan di Desa Kedisan

Jun 3, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Lagu pegambuhan merupakan sajian lagu yang sangat ritmis. Hal tersebut karena sebagian besar instrument dalam Gamelan Gambuh didominasi oleh instrument pukul yang teknik permainannya tergolong ritmis. Ditambah dengan suara suling dan rebab,yang memainkan gending-gending dengan cengkok dan wilet. Gending-gending Gambuh lebih bersifat gending-gending yang ditarikan dari pada bersifat instrumental atau petegak. Misalnya ketika pentas sekaa Gambuh ini hanya memainkan satu atau dua tabuh petegak selebihnya untuk iringan tari.

Gending-gending pegambuhan pada sekaa Gambuh Kedisan memiliki dua bentuk gending, yaitu gending petegak dan gending iringan tari. Gending petegak adalah gending-gending yang disajikan pada awal pertunjukan Gambuh, yang berfungsi untuk memanggil penonton dan memberikan tanda bahwa pertunjukan Gambuh akan segera di mulai. Tabuh petegak atau pembuka merupakan tabuh yang dapat memberikan cerminan terhadap pertunjukan selanjutnya. Pada tabuh pembuka ini penonton akan menilai kemampuan penabuh di dalam menyajikan gendinggending.

Menurut  I Wayan Dibia dalam tulisan I Ketut Partha yang berjudul “Perkembangan Fungsi, Musikalitas dan Tata Penyajian Gamelan Angklung Banjar Kutuh Sayan”, mengatakan bahwa tabuh pembukaan cukup penting artinya bagi suatu sekaa, yang dalam pertunjukan tertentu perlu disiapkan sematang-matangnya, agar jangan sampai dicemooh oleh penonton. Sehingga apabila penampilan pembuka sudah bisa menarik perhatian penonton, maka selanjutnya penonton akan penasaran dan ingin menyaksikan pertunjukan selanjutnya.

Pada sekaa Gambuh Kedisan  masih terdapat dua gending petegak, yang dipergunakan menabuh sebelum pertunjukan Gambuh dimulai, antara lain:

  1. Tabuh Gari  menggunakan kupaan lebeng
  2. Batel dan Bapang menggunakan kupaan lebeng

Menurut I Gusti Ngurah Lawa (72 tahun) mengatakan, bahwa keberadaan Gambuh di Desa Kedisan sekarang ini sudah tidak seperti jaman dahulu. Kini keberadaanya banyak mengalami perubahan dari aspek pertunjukan dan musikalitas, contohnya gending-gending yang dipergunakan. Sekarang ini gending Gambuh yang masih tersisa dan dipergunakan dalam pementasan  hanya  tiga belas (13) gending, yang terdiri dari dua gending petegak dan 11 gending untuk iringan tari Gambuh. Menurutnya tabuh untuk iringan tari juga terkadang dipergunkan untuk petegak, apa bila dalam sebuah pertunjukan Gambuh penarinya belum siap dengan peralatannya, maka untuk mengisi waktu dimainkan gending lengker yang merupakan gending untuk iringan tari Kadean-kadean.

Begitu juga dengan gending-gending yang dipergunakan untuk mengiri tari Gambuh. Menurut narasumber gending-gending Gambuh yang sekarang sedikit mengalami perubahan, karena sempat mengalami pemotongan gending ketika melakukan pementasan ke luar negeri. Perubahan tersebut dilakukan untuk memenuhi durasi waktu yang ditentukan. Akan tetapi masih menggunakan pakem-pakem gending tradisi, seperti kawitan, penglembar dan ngecet atau pengecet. Adapun gending-gending yang dipakai mengiringi tarian Gambuh di Desa Kedisan, antara lain:

  1. Gending Condong untuk iringan tari Condong (di Kedisan dikenal dengan nama gending condong).
    1. Sumambang untuk iringan tari putri (Galuh).
    2. Bapang untuk iringan tari Demang Tumenggung. ( menurut narasumber I Wayan Rai, sempat mengatakan gending bapang untuk iringan tari Demang dan Tumenggung, di sebut juga dengan nama Bapang Gede)
      1. Sekar Gadung untuk iringan tari Arya.
      2. Kunyur untuk iringan tari Rangga dan Patih
      3. Godeg Miring untuk iringan tari Prabu.
      4. Batel untuk adegan Pesiat
      5. Subandar untuk iringan tari Bayan Sangit
      6. Lengker untuk iringan tari Kadean-kadean
      7. Semuradas untuk iringan tari Panji.
      8. Jaran Sirig untuk iringan tari Potet (raja buduh)

Berikut notasi gending Batel Petegak,Tabuh Gari dan Gending Condong yang terdapat pada Gambuh Desa Kedisan.

Gending Pegambuhan di Desa Kedisan, selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...