Instrumen Musik Minangkabau Kelompok Membranophone

May 23, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman: Wardizal Ssen., Msi., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Gandang Tambur

Salah satu jenis instrumen gandang (kendang) yang berkembang di Minangkabau, khususnya di daerah Pariaman dan sebagian kabupaten agam seperti Tiku, Lubuk Basuang, Maninjau dan Malalak. Gandang Tambur mempunyai dua kepala (double headed) ; maksudnya bagian permukaan gandang yang dilapisi dengan kulit (membran). Gandang ini juga termasuk keluarga cylindrical drums (gandang berbentuk slinder). Bagian badan gandang terbuat dari kayu jenis ringan seperti kayu pulai dan kayu kapok. Garis tengah gandang lebih kurang 60 cm dan panjang gandang lebih kurang 80 cm. Kulit yang dipergunakan sebagai membran biasanya kulit kambing atau kulit sapi.

Untuk memainkan gandang tambur ini disandang dibahu dengan posisi gandang terletak pada bagian depan pemainnya. Agar lebih memudahkan, gandang tambur diberi tali penyandang pada kedua sisinya dengan kain yang agak tebal atau semacam ikat pinggang yang dibuat dari kain, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu ketika dimainkan. Alat pemukul (panggul) terbuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa (bentuk bulat pada kedua ujungnya) dengan ukuran yang berbeda. Agak besar untuk pemukul kepala gandang pada posisi atas, dan agak kecil untuk pemukul gandang pada posisi bawah. Jumlah pemain dari gandang tambur ini relatif, biasanya berkisar antara 4-9 orang serta dalam setiap penampikanya sejalan dengan instrumen musik Tasa.

Gandang Sarunai Sungai Pagu

Bentuk atau jenis kendang lain yang berkembang di Minangkabau yang terdiri dari 2 (dua) jenis alat, yaitu: gandang dan sarunai. Jenis gandang ini sering juga disebut dengan gandang sarunai Sungai Pagu disebabkan penyajiannya terdiri dari gandang dan sarunai yang terdapat di daerah Sungai Pagu, kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Sama halnya dengan gandang tambur, gandang sarunai Sungai Pagu ini juga mempunyai dua kepala (double headed) dengan ukuran diameter kepala berbeda, yang satu agak lebih besar dari yang lainnya. Dari segi bentuk, instrumen musik ini termasuk keluarga conical drums (gandang berbetuk kerucut). Di tengah kehidupan masyarakat, gandang sarunai Sungai Pagu difungsikan untuk keperluan hiburan pada upacara-upacara seperti: batagak penghulu, helat perkawinan dan lain sebagainya.

Gandang Aguang

Jenis gandang yang berkembang di Minangkabau khususnya di nagari Labueh Gunuang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jenis gandang ini terdiri dari gandang jantan dan gandang batino dengan ukuran yang berbeda. Dilihat dari segi bentuk, gandang jantan tergolong jenis cylindrical drums (berbentuk slinder), sedangkan gandang batino tergolong bariel drums (gondong berbentuk tong), yaitu pada bagian tengah gandang agak cembung atau diameternya lebih panjang dari kedua bagian kepala gandang.

Gandang aguang ini merupakan bagian dari ensambel musik Talempong Aguang yang terdiri dari: talempong, gong, gandang dan pupuik batang padi. Instrumen Gandang Aguang ini lebih banyak digunakan sebagai sarana hiburan terutama digunakan pada acara-acara yang terdapat di Nagari Labueh Gunuang Kecamatan Luhak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Gandang Katindik

Jenis gandang bermuka dua (double headed) yang sering juga disebut gandang gamat. Hal ini dikarena gandang ini sering digunakan dalam pertunjukan kesenian gamat. Gandang katindik termasuk keluarga barrel drums (gandang berbentuk tong). Gandang Katindik yang berkembang di Minangkabau sama bentuknya dengan gandang katindik yang terdapat dalam karawitan Jawa.

Adok

Jenis instrumen musik keluarga membranophone bermuka satu (single headed) yang berkembang di Minangkabau. Instrumen Adok ini termasuk keluarga vissel drums (gandang berbentuk bejana). Oleh karena pada bagian bawah dari Adok ini datar, tidak cembung, maka adok ini bisa juga dikategorikan pada jenis instrumen musik conical drums (gandang berbentuk kerucut).

Pada massa dahulu, adok ini dipergunakan sebagai media dakwah dan untuk menyebarkan informasi lainnya kepada masyarakat. Dalam penyajiannya, adok ini lebih banyak dimainkan secara tunggal. Dalam perkembanganya sekarang sering dimainkan sejalan dengan instrumen musik Minangkabau lainnya seperti: talempong, pupuik sarunai, dan erupakan ensambel musik untuk mengiringi tari-tarian terutama di luhak nan tigo. Untuk daerah Pesisir Selatan, gandang adok dipergunakan untuk mengiringi dendang yang dikenal dengan sebutan dendang adok.

Instrumen Musik Minangkabau Kelompok Membranophoe, Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...