Joged Pingitan Gianyar Direkonstruksi Diproyeksikan untuk Atraksi Pariwisata

Nov 9, 2017 | Berita

GIANYAR-ISI Denpasar

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melalui LP2M kembali melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (pengabmas) di Desa Apuan, Sukawati, Gianyar. Kali ini, seni pertunjukkan Joged Pingitan yang seolah hilang ditelan bumi berhasil direkonstruksi (dibangkitkan). Ke depan Joged Pingitan bakal dijadikan atraksi pariwisata yang menarik perhatian wisatawan. Demikian dikatakan Ketua Pengabmas Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,M.Si.,saat penutupan pengabmas belum lama ini di Gianyar.

ISI Denpasar sebagai satu-satunya perguruan tinggi seni di Bali, menurut Trisnawati, nemiliki tugas pokok dalam merawat dan mengembangkan seni. Terlebih, seni merupakan kekayaan yang membuat Bali tersohor di mata dunia. Termasuk salah satunya seni pertunjukan Joged Pingitan khas Gianyar yang keberadaannya semakin langka l, bahkan nyaris punah.

Dalam kesempatan itu, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum., mengunkapkan, seiring kemajuan teknologi yang menyajikan pertunjukan modern, sebagian besar generasi muda Bali mulai meninggalkan kesenian tradisional warisan leluhur. Sehingga ia mengaku, ISI Denpasar menerima banyak permintaan dari masyarakat untuk merekonstruksi kesenian yang hampir punah. “Rekonstruksi melalui pengabmas sudah kewajiban kami. Para dosen kami harapkan bisa membantu masyarakat. Para tetua yang khawatir meminta kami merekonstruksi beberapa jenis kesenian,” ungkapnya.

Pengabmas yang dilakukan sepanjang Oktober 2017 tersebut, lanjut dia, diawali dengan memberikan pemahaman, bimbingan teknis, serta menjabarkan makna yang terkandung dalam seni kepada warga pelaku seni, khususnya generasi muda. “Kami lakukan pendekatan di awal, dengan tujuan menumbuhkan cinta masyarakat pada seni. Utamanya kita sasar generasi muda setempat,” ujarnya.

Sehingga, masih menurut dia, masyarakat pelaku seni akan mendapatkan kesejahteraan bathin. Tujuan lainnya, seni pertunjukan Joged Pingitan mempunyai prospek yang sangat bagus karena jaraknya sangat dekat dengan tempat wisata Bali Zoo. “Tujuan kita, pertama jelas menyelamatkan Joged Pingitan dari kepunahan, mensejahterakan bathin masyarakat dan meningkatkan kemampuan serta apresiasi dalam berkesenian,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengucapkan terimakasih kepada tokoh masyarakat, seniman dan narasumber di Desa Apuan yang telah bekerjasama dengan baik, sehingga proses rekonstruksi berjalan dengan baik. Rekonstruksi diakhiri dengan pertunjukan hasil dan dokumentasi.

Sementara itu, pihak Desa Apuan juga mengungkapkan rasa terimakasihnya terhadap komitmen dan kerja keras para dosen ISI Denpasar yang telah membantu menyelamatkan kesenian Joged Pingitan dari kepunahan. Ia berharap, ke depan semakin banyak kesenian dan kebudayaan Bali yang tersebar di desa-desa adat di Bali bisa direkonstruksi. “Kendala utama memang narasumber atau pelaku keseinian yang direkonstruksi itu, karena mereka sudah sepuh, minim literatur bahkan banyak yang sudah meninggal dunia. Kami sangat senang salah satu aset berharga desa kami telah kembali,” tutupnya. 

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...