Kajian Fungsi, Bentuk Dan Makna Angkul-Angkul Rumah Adat Penglipuran Bagian II

Apr 21, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman: Ida Bagus Purnawan, Dosen PS. Desain Interior ISI Denpasar.

Pedoman Ukuran dan Bentuk Bangunan Tradisional Bali

Konteks ukuran dan bentuk Bangunan Tradisional Bali mengacu pada Skala bagian – bagian tubuh manusia seperti ; lengan, tangan, jari , kaki dan telapak kaki. Jika yang dibangun rumah tinggal, maka yang menjadi skala pokok ukuran adalah si pemilik rumah atau kepala keluarga. Sedangkan untuk tempat suci ( Pura, Merjan dan lainnya ) mengacu pada ukuran pengemong tempat suci tersebut.  Ukuran bentangan tangan ( depa agung, depa madya dan depa alit ) dipakai untuk mengukur panjang dan lebar pekarangan, tapak kaki dipakai untuk mengukur jarak anatra komponen bangunan dengan bangunan lain yang ada di halaman peumahan atau natah umah, dan jarak masa bangunan ke tembok – tembok pekarangan sekelilingnya. Sedangkan untuk tinggi bangunan dan atau dimensi bangunan sipakai satuan ukuran, dari bagian-bagian tangan, ruas-ruas jari, tebal jari yang masing-masing disebit dengan Aguli, agemel, acengkang dan amusti. Sebagai satuan ukuran bangunan tradisional Bali adalah Rai ( 1 rai = +_ 10cm )

Metode Penelitian

Penelitian tentang angkul-angkul menggunakan metode penelitian kualitatif yang dipayungi oleh Ilmu Kajian Budaya ( cultural studies ) terutama kajian budaya makna simbolik ( Sepradly, 1987: 121 )

Teknik pengumpulan data melalui ; Metode Kepustakaan ( Library Research ) dengan mengambil referensi dari sumber-sumber terkait pengkajian Ilmu Arsitektur Tradisonal Bali  ( Terjemahan Lontar Asta kosala-kosali, ), makalah-makalah seminar.melakukan Observasi yaitu mengamati secara langsung obyek penelitian dengan sistematis tentang fenomena social dan gejala-gejala spikis di desa Adat Pengelipuran serta melakukan wawancara ( Indepth Interview ) untuk menggali informasi-informasi dari tokoh-tokoh masyarakat terutama terkait dengan analisis fungsi dan makna angkul-angkul  dalam hubungannya dengan kehidupan sosial budaya masyarakat desa adat Penglipuran kabupaten Bangli.

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif deangan fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek penelitian tersebut ( Suryabrata 1983 : 94 )

Hasil Dan Pembahasan

Desa Adat Penglipuran yang terletak di dataran tinggi ( perbukitan ) dikelilingi oleh hutan bambu dan hutan  lindung tropis. Kawasan Desa Adat Penglipuran sebagai salah satu warisan kebudayaan Jaman Bali Age yang sampai sekarang masih tetap bertahan dan tetap terjaga keberadaannya.

Kajian Fungsi, Bentuk Dan Makna Angkul-Angkul Rumah Adat Penglipuran Bagian II, selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...