Keindahan Di Balik Tragedi

Jan 24, 2010 | Artikel, Berita

Oleh I Made Saryana

Suzuki Carry Pick Up Ringsek, 2006Berawal dari ketidaksengajaan, sekitar bulan November 2005, ketika saya dalam suatu perjalanan menuju Gunung Kidul untuk melakukan persembahyangan, di kanan kiri Jalan Wonosari selintas terlihat tumpukan mobil ringsek bekas tabrakan berserakan,  berwarna-warni dengan berbagai merek. Hal tersebut mengusik pikiran saya untuk melakukan pengamatan khusus lebih mendalam. Dermawan  (1994: 12) menyatakan, ‘’seperti halnya pelukis hiper-realis Amerika yang tersohor  yaitu Andrew Wyeth juga sering menciptakan karya dengan mengetengahkan objek-objek unik, yang tak diperhatikan orang’’. Memang banyak sekali hal-hal yang dianggap sebagian besar orang sebagai sesuatu yang tidak berguna tetapi oleh seniman yang kreatif justru sebaliknya. Benda-benda seperti itu bisa saja diolah atau didaur-ulang kembali menjadi sesuatu yang ‘’baru’’, bernilai dan bermanfaat, atau dijadikan inspirasi dalam penciptaan karya seni.

Dalam memantapkan tema ini, saya melakukan pengamatan lagi ke beberapa kantor Polisi, baik di Yogyakarta maupun di Bali. Biasanya di kantor-kantor Polisi tersebut terdapat tempat penampungan kendaraan bekas tabrakan. Di tempat ini, puluhan mobil dan ratusan sepeda motor berserakan begitu saja dalam keadaan ringsek, hancur berkeping-keping, penyok, bercat aus kena hujan dan teriknya matahari, hingga benda yang sebelumnya berharga puluhan hingga ratusan juta menjadi tidak berharga lagi.

Transportasi telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar. Itulah sebabnya, mulai dari kegiatan tunggal yang paling sederhana sampai kegiatan hidup yang multicorak, transportasi selalu menjadi bagian yang penting. Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke tempat lain, di mana objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2005: 4).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempercepat proses perkembangan di bidang transportasi yang dari waktu ke waktu terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misalkan dari orang berjalan kaki kemudian dapat menaiki sepeda, motor, mobil, transportasi laut maupun pesawat terbang, sehingga jarak dari satu pulau ke pulau lain atau jarak dari satu negara ke negara lain, bukanlah menjadi hambatan lagi.

Disadari bahwa kemajuan di bidang transportasi telah banyak memberikan dampak yang positif bagi kehidupan manusia, namun ternyata juga diiringi oleh dampak negatif  yang dapat merugikan diri manusia sendiri. Polusi udara adalah salah satu contoh sisi negatif yang disebabkan akibat pembuangan gas dari pembakaran alat-alat transportasi saat ini. Contoh lain adalah tragedi kecelakaan sepeda motor, mobil, kereta api, jatuhnya pesawat terbang, bahkan tenggelamnya kapal di lautan yang tentunya juga menimbulkan kerugian material maupun korban manusia yang dapat menyebabkan cacat ataupun kematian. Penggunaan alat-alat transportasi tersebut ibarat sebuah ”pedang bermata dua”, di satu sisi memberikan manfaat dan di sisi lain dapat menghancurkan.

Rapuhnya tatanan transportasi Indonesia yang dikembangkan  tanpa landasan riset teknologi dan kebijakan kuat, memunculkan berbagai persoalan yang mengancam keselamatan dan keamanan pengguna jasa angkutan. Dari data lakalantas tercatat lebih dari 30.000 orang mati dan 1,2 juta orang luka-luka setiap tahunnya. Sepeda motor yang merupakan 72 % dari jumlah kendaraan di Indonesia, sebagai penyumbang terbesar yaitu 73 % dari kecelakaan. (Parikesit, 2007: 1-2)

Terjadinya kecelakaan disebabkan oleh beberapa hal seperti: faktor kerusakan pada salah satu bagian kendaraan dan faktor manusia yaitu: kelalaian  dari pengendara,  mabuk, mengantuk, ketidakdisiplinan, melanggar rambu-rambu lalu lintas atau karena sempitnya jalan dan sebagainya.

Sebagai peristiwa, kecelakaan menyisakan paling tidak dua realitas, antara yang berkaitan dengan implikasi mental/psikologis, dan lainnya menyangkut fakta-fakta benda yang secara otomatis menciptakan ’’makna’’ baru, atau malah peralihan ke ’’makna’’ lain.

Tumpukan Mobil Bekas Tabrakan, 2007Bagi saya, realitas benda-benda dari mobil yang penyok, cat mengelupas, hingga struktur kendaraan yang tergeletak, atau hangus terbakar, adalah realitas fakta benda yang telah mengalami peralihan ’’makna’’. Sebuah realitas makna paradoks; antara makna yang menunjuk ke sisi traumatik, dan makna yang menunjuk ke artistik visual. Pada makna paradoks inilah, saya menempatkan eksplorasi kreatif penciptaan karya fotografi saya. Berdasarkan pengamatan saya, tercipta sebuah komposisi visual yang tak terduga, ketika kendaraan yang sebelumnya (pra-peristiwa) dikonstruksi dengan sedemikian bagusnya tiba-tiba bertabrakan hingga memunculkan efek: ringsek, penyok, maupun hancur berkeping-keping namun unik dan menarik. Di sinilah saya melihat ’’makna keindahan’’ di balik sebuah tragedi.

Dengan memilih bagian-bagian tersebut yang paling unik dan menarik untuk difoto dengan meng-close up objek tersebut maka terciptalah karya fotografi yang memiliki nilai estetik dan artistik yang khas, maka tajuk penciptaan karya fotografi tugas akhir ini adalah ”Keindahan di Balik Tragedi”.

Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang penciptaan, maka ide penciptaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana proses penciptaan karya fotografi yang berdasar pada pemahaman keindahan di balik tragedi dengan mengeksploitasi subjek fakta benda sebagai akibat kecelakaan transportasi (mobil ringsek, penyok, pecah dan sebagainya) dapat divisualisasikan menjadi karya fotografi ekspresi yang kreatif.

Sedangkan orisinalitas dalam karya saya adalah: menampilkan sisi keindahan bagian-bagian mobil yang ringsek akibat kejadian tabrakan, yang menekankan pada komposisi bentuk,  warna, tekstur, garis, bidang dengan memanfaatkan ikon-ikon yang ada sehingga tercipta karya estetik kreatif. Walaupun sebelumnya telah ada seniman yang memanfaatkan mobil sebagai tema dalam karya-karyanya, baik karya lukis maupun karya fotografi, hal ini dapat dipastikan memiliki  perbedaan dari ide/konsep maupun visualnya.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...