Kelompok lukisan Pita Maha yang mengalami pembaharuan, Bagian II

Oct 26, 2010 | Artikel, Berita

Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha

Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika

a. Judul lukisan         : Pasar di Bali

Bahan                       : Kanvas dan cat tempra

Tahun pebuatan        : 1955

Seniman                   : Anak Agung Gede Sobrat.

Obyek lukisan

Lukisan karya yang berjudul: Pasar di Bali karya Anak Agung Gede Sobrat menggambarkan suasana keramaian pasar tradisional di desa. Di dalam pasar didominasi bentuk manusia dengan ukuran besar. Pada latar depan seorang wanita dalam posisi badan membungkuk sedang mengambil barang dagangan (pepaya), dan di sebelahnya seorang lelaki memakai topi anyaman bambu, sambil memegang tangkai keranjang. Tingginya hampir memenuhi tinggi bidang kanvas, badan dalam posisi menggeliat sambil melihat kebawah. Di sebelah kiri, seorang wanita berdiri, menjunjung dagangan  sambil menyodorkan buah pisang memandang kebawah  kearah wanita yang sedang duduk didepannya, yang membawa dagangan  buah mentimun. Dibelakang wanita penjual mentimun, seorang lelaki berjalan sambil memikul ” besek ” (keranjang), berhadapan dengan wanita tua yang menjujunng keranjang sambil membawa seikat uang kepeng, sebagai alat tukar pada jaman dulu. Sedangkan di bagian belakang kelihatan wajah seorang wanita menghadap kebawah. Figur manusia laki dan perempan sebagai obyek utama diselingi oleh berbagai peralatan yang diperlukan di pasar dan buah dalam berbagai jenis sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan membentuk suasana kesibukan di pasar.

Kesatuan (unity) atau keutuhan.

Kesatuan atau unity adalah merupakan hubungan bagian-bagian, satu dengan yang lainnya, dan satu dengan keseluruhan dari unsur-unsur rupa. Hubungan antara bagian-bagian dalam lukisan ini dapat diperhatikan hubungan antara wanita yang sedang mengambil pepaya dan laki-laki yang berdiri di depannya, menghadap kebawah ada kontak seolah-olah sedang berkomunikasi berdua. Demikian pula wanita yang berdiri menjunjung dagangan sambil membawa pisang sedang berkomunikasi dengan wanita didepannya dan pria yang  sedang memikul (besek) keranjang, erat kaitannya dengan wanita tua di depannya. Setiap pasangan yang telah menyatu dalam bagian-bagian, membentuk hubungan dengan bagian yang lain secara menyeluruh (utuh). Obyek lain seperti berbagai jenis buah-buahan dan peralatan lainnya membentuk hubungan dengan figur manusia yang saling memerlukan. Figur manusia memerlukan keberadaan buah-buahan dan peralatan lain, demikian pula buah-buahan memerlukan keberadaan figur manusia, maka terjadi saling hubungan atau kesatuan yang kompak. Obyek manusia dan obyek lain dengan garis kontour yang tegas, tidak sama kekuatannya, atau ketebalannya merupakan alat pemersatu antara obyek yang dilukis. Obyek lukisan terutama  manusia digambar secara utuh, tidak ada bagian tubuh yang terpotong semua kelihatan sempurna.

Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha, selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...