Kemdiknas Dorong Wirausahawan Sukses Berbagi Pengalaman

Jun 25, 2010 | Berita

JAKARTA — Arah kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional di antaranya adalah melakukan kajian dan revisi kurikulum pendidikan, dan pelatihan yang berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan. Kebijakan ini kemudian kemudian diimplementasikan kepada anak didik sedini mungkin.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso yang mewakili Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengungkapkan lagi hal ini pada Konvensi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (24/06/2010).

Pada konvensi yang dipandu Jaya Suprana itu, menghadirkan pula Menteri Perdagangan Mari Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Deputi Bidang Pendayagunaan IPTEK Kementerian Negara Riset dan Teknologi Idwan Suhardi, sebagai pembicara.

Djoko menyampaikan, Kemdiknas mendukung industri kreatif. Dia menjelaskan, salah satu komponen kurikulum pendidikan adalah memasukkan hal-hal yang bersifat inovatif. Misalnya, dengan melakukan kegiatan di bidang penelitian untuk menumbuhkan ide-ide. “Akan ada restrukturisasi dalam kurikulum kita,” katanya.

Di jenjang pendidikan tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional mengadakan program wirausaha muda. Para mahasiswa, kata Djoko, didukung agar ke depan dapat menjadi pengusaha yang berbasis pada industri kreatif dan inovasi. “Kemudian ada program inkubator bisnis. Di situ kira-kira secara formal kita mencoba mengembangkan,” katanya.

Djoko menambahkan, perlu dikembangkan terobosan kreatif dalam mendidik anak. Dia mengatakan, sebagian besar waktu anak adalah di rumah. Oleh karena itu, orang tua dapat mengarahkan anaknya menjadi anak yang kreatif. “Peran keluarga sebetulnya jauh lebih penting ketimbang sekolah,” katanya.

Djoko menyampaikan, arah kebijakan Kemdiknas lainnya adalah menciptakan akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi kreatif antar penyelenggara pendidikan. Selain itu, meningkatkan jumlah dan perbaikan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan formal dan informal, yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif.  “Arah kebijakan berikutnya adalah menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara lulusan perguruan tinggi, dan sekolah menengah kejuruan,” katanya.

Kemdiknas, kata Djoko, mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian di institusi pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. “Tidak kalah penting adalah memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif Indonesia di dalam dan luar negeri,” katanya.

Adapun Menteri Mari menyampaikan, ada enam faktor penting dalam pengembangan ekonomi kreatif. Faktor itu meliputi kontribusi kepada ekonomi, iklim bisnis, citra dan identitas bangsa, sumber daya terbarukan, inovasi dan kreativitas, serta dampak sosial. Setiap tahun, kata dia, digelar berbagai macam kegiatan ekonomi kreatif di antaranya Inacraft, Trade Expo Indonesia, pameran ekonomi kreatif di dalam negeri maupun luar negeri.

Mari melanjutkan, kegiatan lainnya adalah fasilitasi kegiatan kreatif di daerah, rapid mapping data, dan melakukan prototipe dari produk UKM lalu membantunya mengakses pasar. “Selain itu sosialisasi ke daerah dan pembuatan film untuk membangkitkan rasa bangga masyarakat,” katanya.

Acara konvensi dirangkai Pameran Produk Kreatif Indonesia 2010 berlangsung mulai 23-27 Juni 2010. Pada anjungan pendidikan berpartisipasi delapan perguruan tinggi, 23 SMK, dan Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia Kartini untuk jenis pendidikan nonformal dan informal. (aline)

Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2010/6/24/kreatif-%281%29.aspx

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...