Konsep Ruang yang Mendasari Desain Interior Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya/Bali Arya II

Aug 25, 2010 | Artikel, Berita

Oleh Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn

3 Konsep Ruang Swastika

Swastika berarti selamat atau sejahtera. Swastika merupakan simbol “gerak nan abadi”, yang berasal dari arah pergerakan “semu” matahari dari timur ke barat atau berputar dari kiri ke kanan (pradaksina). Sebagai simbol agama Hindu, Swastika memiliki makna perputaran dunia yang dijaga oleh manifestasi Kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa di delapan penjuru mata angin dan berpusat pada Siwa.

Jadi, Swastika merupakan simbol energi yang menggerakkan segala bentuk kehidupan di muka bumi. Konsep inilah yang menjadi dasar pertimbangan utama dalam meletakkan posisi bangunan pada rumah tinggal tradisional Bali Madya. Di utara (kaja) bangunan tempat tidur (Bale Daja/ Meten), di timur laut (kaja kangin) tempat suci (sanggah/ merajan), di timur (kangin) tempat balai upacara (Bale Dangin/ Bale Gede), di selatan (kelod) untuk dapur (paon) dan jineng (lumbung), dan di barat (kauh) tempat tidur anak muda atau tamu (Bale Dauh/ Loji).

Aplikasi konsep swastika pada rumah tinggal tradisional Bali Madya menggambarkan pusat swastika adalah di tengah-tengah halaman (natah) rumah. Penggambaran ini mengandung makna, bahwa pusat keselamatan berada di tengah-tengah rumah tinggal. Sedangkan unit-unit bangunan ditempatkan di sekeliling pusat perputaran, dari utara, timur, selatan dan barat. Dengan komposisi bangunan seperti ini, sirkulasi udara di semua area rumah tinggal menjadi baik.

Konsep Ruang yang Mendasari Desain Interior Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya/Bali Arya II selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...