LATIHAN PERSIAPAN PEMBUKAAN PKB KE-XXXVIII

Jun 8, 2016 | Berita

Sumber : Humas ISI Denpasar ([email protected])

ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan seni di Bali akan mempersembahkan karya terbaru dan terbaik untuk pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang ke-38. Pembukaan PKB yang rencananya dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo akan berlangsung tanggal 11 Juni 2016. Sama seperti ditahun-tahun sebelumnya ISI Denpasar selalu terlibat dalam acara pembukaan PKB, baik pada saat pawai yang akan menampilkan karya terbaru Ketug Bumi serta saat pembukaan yang akan menampilkan oratorium berjudul “Markandya Bhumi Sudha” yang akan ditampilakn di Art Center Denpasar.

ISI Denpasar sudah sejak jauh hari melakukan persiapan dengan pengayaan cerita dan membagi cerita dalam beberapa babak. Latihan dipimpin langsung oleh Wakil Rektor IV ISI Denpasar, I Ketut Garwa,S.Sn., M.Sn. didampingi Dekan FSP Suharta dan para dosen Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Denpasar.

Oratorium Markandya Bali Sudha mengisahkan tentang Rsi Markandya penganut Waisnawa putra dari pasangan Rsi Mrakanda dengan Dewi Manaswini dalam perjalanan sucinya menyebarkan ajaran Hindu dengan mengikuti petunjuk sinar dari Gunung Raung diiringi delapan ratus orang petani dari desa Aga di lereng Gunung Raung sampailah mereka di hutan Tohlangkir. Karena tanah di sekitar Gunung Tohlangkir dilihat subur dengan banyak mata air yang mengalir Rsi Markandya hendak membuka lahan dan ingin menetap tinggal disekitar Gunung Tohlangkir. Perjuangan Rsi Markandya sia-sia karena pengikutnya yang berjumlah delapan ratus orang nyaris habis meninggal atas angkernya hutan Tohlangkir, diserang binatang buas, nyamuk, tertimpa reruntuhan pepohonan. Dengan rasa kecewa Rsi Markandya kembali bertapa di kaki Gunung Raung mohon keelamatan serta keberhasilan merabas hutan Tohlangkir. Dewa Pasupati menampakkan diri serta menyarankan sebelum memulai pekerjaan agar Rsi Markandya menyucikan bumi Tohlangkir dengan sarana penanaman Pancadatu. Atas petunjuk Dewa Yang Agung selanjutnya Rsi Markandya mengajak orang-orang Aga lagi empat ratus orang kembali ke hutan Tohlangkir. Setelah diawali dengan menanam Pancadatu Rsi Markandya bersama pengikutnya berhasil membuka lahan dan membangun pemukiman yakni desa Puakan, Sarwada, Taro, dll. Setelah beberapa lama tinggal di Bali Rsi Markandya melaporkan misinya kepada Raja Sri Wira Dalem Kesariwarmadewa yang bersetana di Singadwala serta berniat membangun lagi beberapa pura seperti Pura Gelap, Pr. Kiduling Kreteg, Ulun Kulkul, Batumadeg, Raja Sri Wira Kesariwarmadewa sangat berkenan dan bersama-sama membangun pura beserta melakukan upacara. Setelah pura selesai dibangun selanjutnya digelarlah upacara agung yang disertai tarian-tarian sebagai keberhasilan Sang Hyang Naga Basuki menampakan diri bersama-sama dengan Dewa Iswara, Brahma, Mahadewa, dan Dewa Siwa. Maka jagat hitalah pulau Bali

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...