Leluangan Dan Upacara Piodalan Di Desa Kesiman

Mar 25, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman I Ketut Ardana, Dosen Jurusan Karawitan ISI Yogyakarta.

Alam ritual dengan gending leluangan adalah bagian yang tak terpisahkan. Para seniman meyakini, bermain gending leluangan dalam upacara ritual adalah sebagai wujud bakti  manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa). Keberadaan gending merupakan faktor keindahan, hal ini sangat mempengaruhi para umat dalam menyatukan diri kepada Nya. Dari keindahan juga akan menghadirkan suatu ketenangan dalam melakukan yadnya.  Hadirnya gending leluangan merupakan salah satu pengimplementasian keindahan dalam upacara.  Gending leluangan itu indah. Keindahan gending muncul dari bunyi-bunyian yang tertata berbentuk sebuah aroma bunyi-bunyian yang melankolis. Memiliki melodi, ritme, dinamika, dan harmoni yang dapat menyentuh hati bagi si pendengarnya.

Sejak jaman dulu sudah berkembang pemahaman bahwa gamelan Bali selalu digunakan dalam mengiringi upacara keagamaan. Bahkan ada pendapat mengatakan, eksistensi gamelan Bali saat ini sangat besar disebabkan oleh budaya Bali yang selalu melibatkan kesenian. Dari fenomena ini keberadaan gending leluangan dalam upacara salah satunya digunakan untuk mengiringi ritual pangilen-ngilen. Besar keyakinan para umat bahwa gending juga sangat mempengaruhi tercapainya alam ritual bagi masyarakat.

Pada setiap proses persembahan pangilen-ngilen yang dilakukan oleh Pemangku pura diawali dengan memberikan koordinasi pada para Sekehe Gong untuk memulai gending iringan. Seandainya gending tidak dimainkan oleh para pengrawit, maka para Pemangku juga tidak memulai upacara. Mulainya gending dapat merespon para Pemangku untuk memulai berdoa, mengheningkan pikiran agar mencapai alam kerawuhuan (trans). Dalam konteks ini, gending sebagai iringan dimainkan dengan irama cepat dan memiliki dinamika  yang keras.  Gending mengalun berulang kali sambil mengiringi para Pemangku untuk mempersembahkan sesajen yang merupakan bagian dari proses ritual.

Leluangan Sebagai Sarana Membangun Suasana Ritual

Ada sebuah asumsi, Kemantapan dalam  melakukan proses persembahan upacara Ritual sangat dipengaruhi oleh keberadaan musikal dalam upacara. Tentu saja asumsi ini ada benarnya jika berangkat dari pernyataan Hazrat Inayat Khan yang mengatakan bahwa “… penyembuhan melalui musik dalam kenyataannya merupakan awal dari perkembangan seni musik, yang tujuannya adalah mencapai sesuatu yang dalam bahasa Wedanta disebut samadhi” (Khan, 2002:130). Pencapain alam samadhi adalah salah satu harapan yang ingin dicapai masyarakat dalam upacara ritual. Pencapaian ini sangat dibantu oleh keberadaan gending leluangan sehingga bisa membantu para pemedek (umat) dalam menyatukan diri kepada Nya. Dalam upacara ritual masyarakat memberikan suatu persembahan yadnya sembari memohon kepada Nya untuk diberikan kehidupan yang damai, tenang, dan sejahtera.

Leluangan Dan Upacara Piodalan Di Desa Kesiman Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...