Membangun Moncol Dalam Pembuatan Gamelan

May 19, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Ngemoncolin pada dasarnya adalah melakukan pembentukan muka trompong yang menitik beratkan pada pembentukan moncol, perataan, merapikan, membuat garis lingkaran, dan membuat sudut pada bangun trompong. Proses ngemoncolin membutuhkan waktu lebih lama daripada proses penguadan dan dalam melakukan pemanasan cobekan di dalam tungku perapian dilakukan lebih hati-hati dibanding pemanasan laklakan pada tahap penguadan. Hal ini disebabkan karena permukaan cobekan lebih tipis dari laklakan sehingga diperlukan panas yang merata pada semua bagian permukaan untuk menghindari adanya sobekan atau pecah akibat terlalu panasnya api dalam pembakaran.

Tahapan-tahapan pada proses ngemoncolin adalah sebagai berikut :

a) Ngincep atau merapikan lambe, terlebih dahulu diratakan bagian sudut yang berada pada basang cobekan yang mana sudut tersebut nantinya akan menjadi pejungut. Kemudian dipukul menggunakan palu yang terbuat dari kayu atau seseh bertujuan untuk mendapatkan sudut yang rata sebagai batas tinggi lambe. Kemudian cobekan ditaruh di atas landesan pengenjuh dengan memasukkan basang cobekan pada ujung landesan. Landesan berfungsi sebagai alas yang membantu pembentukan lambe menjadi incep. Ngincep dilakukan dengan melakukan pemukulan pada bagian lambe yang dimulai pada bagian tengah lambe menggunakan palu pengincep sambil memutar cobekan, dan selanjutnya diarahkan pukulan agak kebawah yang berakhir pada batas bawah lambe. Palu pengincep yang tadi digunakan diganti dengan palu penabdab dengan pemukulan diarahkan pada batas bawah lambe, kemudian di ulang lagi dari bagian atas menggunakan palu pengincep dengan cara yang sama dengan sebelumnya.       Kekuatan pukulan pada proses ini tidak keras tetapi pukulan agak ditekan dengan agak menarik ke bawah, mengingat pukulan ini bertujuan untuk meratakan dan menata halus semua permukaan lambe, membuat agak miring atau melengkung ke dalam atau kebasang trompong yang disebut dengan incep, yang sebelumnya lambe kelihatan tegak antara muka cobekan dengan lambe membentuk sudut 100% dibuat  miring dengan perkiraan sudut yang di bentuk sekitar 70 sampai 80%, sehingga ukuran lambe bagian atas yang nantinya menjadi pejungut lebih lebar dengan batas bawah lambe yang akan menjadi pengilat. Pengincepan dilakukan hingga di dapat bentuk lambe sesuai dengan yang dikehendaki. Prosesnya dilakukan berulang-ulang 3-4 kali pengulangan dengan perhitungan naik turun dari landesan ke jalikan prapen untuk dipanaskan terlebih dahulu, dan diperkirakan pemanasan dilakukan sebanyak 25 kali dalam proses pengincepan ini.

b)      Ngeracap dilakukan apabila bentuk lambe cobekan dianggap sudah sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Ngeracap dilakukan di luar prapen dengan keadaan cobekan tidak dalam keadaan panas, karena sebelumnya sudah dimasukkan atau disepuh kedalam bak air ( penyeeban). Selanjutnya dipapar atau dirapikan menggunakan kikir, dan pengikiran dilakukan pada ujung lambe yang disebut dengan pengilat. Ngeracap bertujuan untuk mendapatkan pengilat yang rapi dan rata sehingga memiliki ketinggian yang sama pada semua sisi lambe yang membentuk sebuah lingkaran.

c)      Mesuang moncol adalah sebuah proses yang diawali perataan pada bagian user cobekan yang terletak pada tengah-tengah basang cobekan yang dipukul dengan menggunakan palu besi yang beratnya 3kg. Cobekan diletakkan di atas landesan penguadan untuk dipukul bertujuan untuk mendapat ketebalan yang merata pada user cobekan yang nantinya akan dibangun menjadi moncol. Proses ini disebut ngeplak dan hanya dilakukan sekali saja dalam 1 kali pemanasan atau abarakan. Tahap selanjutnya barulah dimulai pemoncolan dengan cara user cobekan yang telah digeplak kembali dipukul menggunakan palu pemoncolan dengan memakai alas batu pemoncolan. Batu ini berisi lubang dipergunakan sebagai tempat yang menimbulkan moncol saat dipukul-pukul dengan palu, lubang batu ini berukuran sesuai dengan ukuran maksimal sebuah moncol yaitu dalamnya 8cm dan lebar 6cm. Membangun moncol dilakukan hanya tiga kali pemanasan atau tiga kali naik turun ke api/telung barakan.

Membangun Moncol Dalam Pembuatan Gamelan, selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...