Mendikbud: Perlu Sistem Pembangunan Budaya

Dec 17, 2011 | Berita

Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, perlu adanya sebuah sistem yang bisa secara sistematik menjadi pedoman untuk membangun budaya bangsa. “Di dunia pendidikan, sistem sudah ada. Setidaknya setiap tahun ada 57 juta anak yang masuk dalam sistem pendidikan,” ujar Menteri Nuh memberi contoh, ketika memberi sambutan dalam acara dialog budaya untuk “Penyusunan Cetak Biru Pembangunan Nasional Kebudayaan” di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin (12/12).

Dalam acara ini hadir sejumlah tokoh agama,  budayawan, seniman, akademisi, pemerhati budaya, baik dari kalangan pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat. Dua Wakil Mendikbud, Wiendu Nuryanti dan Musliar Kasim, turut mendampingi Menteri Nuh.

Menteri Nuh menyatakan, dialog budaya bukan untuk menemukan pandangan mana yang salah. Melainkan untuk memperkaya pandangan budaya. “Keragaman harus ditonjolkan, bukan keseragaman,” ujarnya. Siapa pun boleh memiliki pandangan-pandangan, sehingga bisa menjadi kekayaan dalam kebudayaan bangsa.

Menteri Nuh menjelaskan, setidaknya ada empat hal yang menjadi fokus Kemdikbud dalam bidang kebudayaan. Pertama, konservasi kebudayaan dalam segala dimensi, yang tidak boleh berhenti sampai pada tahap perawatan. Kedua, adalah promosi. “Kita harus bisa mempromosikan (budaya) apa yang sudah diwariskan oleh pendahulu kita,” ucapnya.

Kemudian fokus yang ketiga adalah menjadikan kebudayaan sebagai diplomasi dan kebijakan, dan yang terakhir adalah peralihan Institusi Seni Indonesia (ISI) menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI). “Nantinya, ISI di Denpasar, Yogyakarta, Bandung dan Padang akan menjadi ISBI. Pendirian ISBI juga akan dilakukan di Kalimantan dan Makasar pada 2012.  Kemudian juga untuk di Aceh dan Papua. Termasuk IKJ juga nanti akan menjadi ISBI,” kata Menteri Nuh.

Dialog Budaya ini direncanakan akan dilaksanakan secara safari di beberapa lokasi yakni di DKI Jakarta, Yogyakarta, Bali, Medan (Sumatera Utara), Makassar (Sulawesi Selatan) dan Balikpapan (Kalimantan Timur), dalam kurun waktu sampai Februari 2012.

Beberapa bahan paparan Dialog Budaya sebagai pemicu awal dialog untuk diperkaya dan disempurnakan,  di antaranya: Kerangka Pikir Pembangunan Nasional Kebudayaan; Sistem Kebudayaan Indonesia; Pengertian Kebudayaan; Konsep Membangun “Rumah” Budaya; Komponen Pilar Pembangunan Kebudayaan Indonesia, beserta jabaran-jabarannya; dan Visi Misi Pembangunan Kebudayaan.

Sumber: kemdiknas.go.id

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...