Pelarasan Pencon Dan Bilah Di ISI Denpasar

Nov 8, 2010 | Artikel, Berita

Kiriman I Gede Suwidnya, Mahasiswa Semester III, PS Seni Karawitan

Mengacu kepada kebijakan kampus ISI Denpasar tentang workshop pelarasan pencon dan bilah yang bertempat di kampus ISI Denpasar, yang dimana kegiatannya dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2010 s/d tanggal 31 oktober 2010 dengan dengan instruktur I Made Sutama dari Desa Tiingan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Kegiatan workshop ini bersifat obyektif, dimana yang dijadikan obyek yaitu hanya barungan Gong Kebyar yang berbentuk bilah dan pencon.

Dengan dilaksanakannya kegiatan workshop pelarasan pencon dan bilah di kampus ISI Denpasar , Mahasiswa khususnya semester III diarahkan untuk mengembangkan nalar dan kreativitasnya sehingga pada akhirnya bisa menambah wawasan budaya yang berorientasi pada matakuliah yang didapat pada jurusan Seni Karawitan.

Adapun materi-materi yang diterapkan dalam kegiatan workshop ini yaitu :

Tehnik membedakan Frekuensi nada pengumbang dan pengisep.

Tehnik memanggur instrumen berbentuk bilah dan pencon.

Tehnik mengasah panggur.

Tehnik menyesuaikan frekuensi antara bilah dengan bumbung.

Instumen barungan gambelan yang berbentuk bilah adalah giying, pemade, kantil, penyacah, jublag dan jegogan.Instrumen barungan gambelan yang berbentuk pencon adalah terompong, reong, kajar, bebende, kempur dan gong.

Tehnik-tehnik yang diterapkan dalm kegiatan workshop ini adalah :

Tehnik Melaras

Yaitu sebuah tehnik dimana dilakukan untuk membedakan antara pengumbang dengan pengisep, pengumbang yaitu suatu nada pada instrumen gamelan yang memiliki getaran nada panjang atau bergelombang, sedangkan pengisep yaitu suatu nada pada instrumen gamelan yang memiliki getaran nada pendek. Tehnik untuk membedakan antara pengumbang dengan pengisep didalam memanggur gambelan berbentuk bilah yaitu membenturkan bilah gambelan tersebut dengan memegang pada lubang atau tempat tali, dari hal ini akan dapat dirasakan jika pada saat dibenturkan salah satu bilah bergetar lembut,perlahan dan lebih lama maka itulah yang disebut pengumbang dan jika sebaliknya itulah yang disebut dengan pengisep. Agar nantinya tidak keliru didalam mengambil bilah pengumbang dengan pengisep maka salah satu harus diberi tanda. Tanda yang sudah lazim digunakan oleh pande gambelan di Bali adalah tampak dara atau tanda X yang di goreskan pada bilah gambelan sekaligus menjadi tanda bahwa itulah pengumbang.

Pelarasan Pencon Dan Bilah Di ISI Denpasar Tahun Ajaran 2010/2011

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...