Pengabdian Masyarakat di Pura Pemayun Banjar Tegal, Buleleng Direspon Sangat Positif

Jun 22, 2010 | Berita

Singaraja – Guna merealisasikan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian), ISI Denpasar melaksanakan kegiatan pengabdian di kelurahan Banjar Tegal, Kabupaten Buleleng, tepatnya di Sanggar Karawitan Gita Giri Kencana. Dipilihnya sanggar ini karena Sanggar Karawitan ini memiliki misi untuk melestarikan keberadaan gamelan gong pacek. Dengan sifat kegotong-royongan dan berfungsi sosial, sanggar ini berusaha bertahan ditengah arus globalisasi yang terus beredar. Untuk turut melestarikan tetabuhan gending klasik Buleleng, sanggar ini berupaya memainkan tetabuhan tersebut dalam setiap ajang pementasan. Namun guna memberikan motivasi kepada anggota sekaa (terutama pada generasi muda), serta menambah perbendaharaan kasanah gending-gending, maka sekaa gong ini mendapat pembinaan dari salah satu dosen ISI Denpasar yaitu I Nyoman Kariasa, S.Sn.

Selama kurun waktu satu setengah bulan dengan frekwensi pertemuan sekitar 10 kali, sekaa sudah mampu menambah tetabuhan baru yaitu tabuh iringan Tari Selat Segara, Tabuh Gesuri dan tabuh-tabuh iringan Topeng Prembon serta memantapkan tabuh-tabuh iringan tari lepas lainnya. Guna menyukseskan Upacara Ngenteg Linggih di Pura Pemayun Banjar Tegal Buleleng, pada tanggal 19 Juni 2010, sekaa yang telah mendapat pembinaan melakukan ngayah di pura setempat, dengan menampilkan gending yang telah dipelajari. Dari pengabdian ISI Denpasar menampilkan tari Selat Segara dan Bebondresan. Tari Selat Segara dibawakan oleh penari dari mahasiswa semester IV Jurusan Tari ISI Denpasar, yang diiringi oleh penabuh dari Sanggar Karawitan Gita Giri Kencana.

Pengabdian ISI Denpasar mendapat respon positif dari kalangan masyarakat setempat. Bahkan jauh-jauh hari pengabdian ISI Denpasar telah diumumkan dalam berbagai kesempatan, hingga rencana ngayah. Tak ayal selain penampilan Tari Selat Segara yang menyedot perhatian, bondres yang bawakan ISI Denpasar pun ditunggu-tunggu masyarakat. Mengingat Ni Wayan Suratni yang ikut juga terlibat dalam pengabdian ISI Denpasar ngayah bondres bersama putranya I Komang Gede Arthana Anugrah. Ni Wayan Suratni yang berperan sebagai Liku (Luh Belong) sangat dinantikan oleh penonton. Tak satupun penonton yang beranjak dari tempat duduk mereka. Dengan banyolan-bayolan yang disuguhkan, mengundang gelak tawa, menjadikan suasana menjadi sangat dekat, penuh keakraban.

Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., dalam kesempatan berbeda sangat mendukung pengabdian yang telah dilakuka oleh para dosen ISI Denpasar. Hal ini penting pembentukan karakter bangsa yang dapat dilakukan melalui seni. Hal itu dikarenakan seni tak pernah lepas dari proses perjalanan sebuah bangsa. Pembentukan karakter bangsa harus dilakukan dengan menggali akar kebudayaan dan kesenian yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, bukan dibangun melalui kebudayaan bangsa lain. Prof Rai menegaskan, pembentukan karakter bangsa harus bermuara pada nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki suatu bangsa, misalnya melalui seni.
Hal tersebut sudah dibuktikan para leluhur dengan menata setiap budaya asing yang masuk dan disesuaikan dengan budaya-budaya lokal yang dimiliki bangsa Indonesia.”Kehebatan itulah yang saat ini sudah mulai menghilang sehingga harus kembali dibangkitkan agar kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk dapat disaring dan disesuaikan dengan budaya lokal,” kata Prof. Rai.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...