Pengolahan Bambu Sebagai Produk Kerajinan Ditengah Lesunya Kepariwisataan Di Bali

Mar 6, 2010 | Artikel, Berita

Oleh : Drs. I Made Jana,Jurusan Kriya, FSRD, DM., Pusat 2007

Abstract

Ujian TA Kriya Seni 2009Penelitian ini tewrmasuk penelitian deskriptif-kualitatif, yaitu bertujuan mendeskrifsikan Pengolahan Bambu sebagai Produk Seni Kerajinan ditengah Lesunya Kepariwisataan di Bali. Metode pengambilan data dilakukan secara acak/random. Pengambilan sample lebih ditekankan pada lokasi-lokasi pasar, tempat pameran , acara –acara tertentu yang menyertakan kerajinan Bambu di Bali, dan beberapa perajin bambu di Bali. Lokasi pengambilan sample dilakukan di Pasar Sukawati Seni Gianyar, Pasar Seni Kuta, Pasar Kota bangli, Pasar Seni Satria, di Art Centre pada Pesta Kesenian Bali 2007. Pengambilan data juga dilakukan di internet. Waktu pengambilan data dilakukan dari bulan Juni-Nopember 2007. Dari obyek penelitian yang diajukan dapat dijelaskan sebagai berikut. Proses pengolahan bambu sebagai produk kerajinan ditenagh lesunya kepariwisataan di Bali yang terlihat menonjol adalah arah pasar lebih terkonsentrasi pada pasar lokal yaitu masyarakat Bali. Dari lokasi pengambilan  data seperti yang disebutkan di atas didapatkan benda-benda kerajinan bambu untuk kepentingan masyarakat lokal seperti keben/sokasi. Benda ini sangat dibutuhkan masyarakat Bali kaitannya upacara agama sebagai tempat sesajen. Benda ini cukup diminati masyarakat, karena tampilannya yang menarik, walaupun bentuknya hampir sama. Sedangkan pasar luar negeri hanya bisa digarap oleh perajin-perajin yang telah mempunyai buyer luar sebelum terjadinya bom Bali. Jenis produk bambu yang dieksport berupa barang fumiture dan produk kerajinan bambu lainnya. Disamping kemampuan untuk mengakses pasar luar negeri lemah dari berbagai bidang. Namun dilihat dari kreatifitas perajin nampak beberapa pengembangan desain-desain baru.

Teknik pengolahan bambu sebelum digunakan sebagai benda kerajinan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya misalnya dikeringkan, direndam dan disemprot dengan cairan pestisida. Proses ini termasuk pengolahan awal untuk menghindari bambu dari serangan sehingga produk yang dihasilkan lebih awet. Konsumen umumnya meminta penggunaan bahan pengawet ini adalah bahan yang ramah lingkungan. Teknik pembuatan kerajinan bambu ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu dianyam, non anyaman (dipotong, dibelah, dan dilobangi dsb), dan gabungan dianyam dan no anyaman. Jenis-jenis produk bambu yang dibuat oleh perajin di Bali adalah benda-benda yang berfungsi pakai artinyabenda tersebut memiliki fungsi praktis, dengan sentuhan seni baik dengan motif anyaman, jenis dekorasi, pengolahan bentuk dan finishing sesuai dengan bentuk dan fungsi benda tersebut. Dalam penelitianini tidak ditentukan benda kerajinan bambu yang khusus berfungsi hias, maksudnya adalah benda tersebut khusus diciptakan berfungsi menghias seperti menghias ruangan,  menghias dinding dan sebagainya. Jenis-jenis produk yang dibuat ini dapat dikelompokkan berdasaran teknik pembuatannya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan sasran pasarnya. Teknik pengawet bendayang sudah jadi lebih banyak dilakukan dengan cara finishing, artinya finishing (penyelesaian akhir merupakan bagian dari pengawetan). Proses ini dilakukan dengan cara melapisi benda kerajinan bambu dengan bahan pernis diornamen dengan cat minyak atau bahan lainnya yang sejenis. Dengan kondisi pasar yang kurang baik, bahan bambu masih bisa dipenuhi dari bambu-bambu lokal, berbeda dengan keadaan beberapa tahun sebelumnya jika pesanan banyak bambu didatangkan dari luar Bali.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...