Perawatan Gamelan Jawa

May 13, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman Saptono, SSen., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar.

A. Merawat Gamelan

Perawatan yang dimaksud yaitu terkait dengan hal pemeliharaan gamelan Jawa agar kondisinya tetap terjaga dengan baik, bersih, dan rapi menjadi terkesan agung dan berwibawa. Semua itu, nantinya bisa membuat kenyamanan dan kepuasan para seniman menggunakan gamelannya.

  1. Kondisi baik

Kondisi baik yang dimaksud selain baik larasannya, adalah secara fisik kondisi gamelan dalam keadaan relatif baik, misalnya seperti berikut.

–          Gamelan secara rutin sering digunakan.

–          Tidak ada yang pecah/melantar untuk ricikan-ricikan pencon dan patah atau retak untuk ricikan bilah.

–          Tali-tali peluntur yang digunakan nasih kuat (tidak rantas), tidak membuat ricikan bonang atau gender jika dimainkan kemudian bunyi kreket-kreket.

–          Bantalan balungan (demung, saron, dan peking) tidak membuat ngether jika ricikan tersebut dimainkan.

–          Peralatan tabuh langkap dan relatif baik.

–          Jangak-jangat kendang tidak ada yang putus, termasuk kulit-kulit kendang (kemprang) tidak ada yang robek/lubang.

–          Kelante-kelante ricikan kempul, gong, dan kenong relatif baik.

–          Ruangan tempat dan setingan gamelan bisa nyaman.

  1. Bersih

Di dalam hal perawatan, jika kondisi gamelan terlihat bersih tentu akan membawa nilai keindahan tersendiri, oleh karena itu keberadaan gamelan perlu dijaga kebersihan baik perangkatnya maupun ruangannya. Hal demikian agar debu-debu tidak mudah menempel dan gamelan tetap gilap (mengkilap).

Perlu diketahui bahwa ricikan gamelan jawa ada jenis ricikan/instrumen yang sengaja dibuat cemengan (hitam) dan ada ricikan yang dibuat gilap (mengkilap seperti “emas”). Di dalam perangkat gamelan Jawa, jenis ricikan yang biasa dibuat cemengan selain untuk instrumen gong gedhe, juga ada pada perangkat gamelan pakurmatan.

Adapun kondisi gamelan agar tetap terjaga kebersihannya, maka secara rutin perangkat gamelan tersebut;

  1. Sering dibersihkan dengan cara dilap dan atau dibersihkan dengan sapu bulu (sulak).
  2. Jika perlu, setiap rancak ricikan gamelan dibuatkan penutup baju/sarung dengan kain.
  3. Secara rutin 4 sampai 6 bulan sekali gamelan dibersihkan dengan pembersih logam, seperti braso, batu hijau, atau autosol.
  4. Vasilitas ruangan relatif memadai (tidak sempit, tidak kumuh, tidak lembab) dan ada sirkulasi udara.
  1. Rapih

Di dalam Wedhapradangga dijelaskan bahwa gamelan dianggap sebagai pusakanya orang Jawa (Pradjapangrawit dalam Hastanto, 1990:25-26), maka kerapihan yang dimaksud selain enak untuk ditabuh juga secara etika enak untuk dipandang. Oleh karenanya kerapihan dalam pemeliharaan gamelan Jawa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut.

Perawatan Gamelan Jawa, selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...