Perguruan Tinggi Belum Berwawasan Wirausaha

Jul 15, 2010 | Berita

BANDUNG (SI) – Perguruan tinggi (PT) di Indonesia dinilai belum memiliki karakter kuat dalam membangun manajerial kampus.PT juga masih lemah dalam membangun tradisi akademik,sosial, dan pengelolaan kampus.

“Termasuk hal pembiayaan,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhadjir Effendy pada Seminar Nasional Road to Enterpreneurship University di Universitas Islam Bandung (Unisba) Jalan Tamansari, Kota Bandung,kemarin. Menurut Muhadjir,hingga saat ini PT masih mengandalkan sumber pendapatan yang terbatas.Perguruan tinggi negeri (PTN) mengandalkan anggaran negara lewat APBN, sementara perguruan tinggi swasta (PTS) dari sumbangan mahasiswa.
“PT di Indonesia belum memiliki budaya perusahaan. Beberapa faktor di antaranya karena usia PT di sini relatif masih muda jika dibandingkan negara-negara maju,” ujar dia. Muhadjir menegaskan, PT harus mencari terobosan untuk pendapatan dan pembiayaan rutin. Jika hanya mengandalkan anggaran negara atau sumbangan mahasiswa, PT kemungkinan besar mengalami kolaps dalam beberapa tahun ke depan.
Hal itu seiring biaya operasional yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.“PT berbasis dan berwawasan wirausaha sudah cukup berkembang di negara maju,dan faktanya memang bisa menghidupi operasional kampus,” tutur Muhadjir. Dia mengatakan,PT berwawasan wirausaha bisa mengembangkan karakter positif di kalangan civitas akademika.
Kampus wirausaha, ujarnya, bukan dengan memberlakukan mata kuliah kewirausahaan, bukan pula menjadikan sebagian lulusannya menjadi wirausaha.“ Dan bukan untuk menjadikan PT sebagai peru-sahaan, baik perusahaan keluarga atau holding company,”jelasnya. Namun, PT berwawasan kewirausahaan adalah adanya atmosfer kewirausahaan yang kuat dalam kurikulum yang sebenarnya di kampus.
Hal itu juga tercermin dalam penampilan fisik kampus, sistem organisasi dan tata kelola, serta aktivitas sehari-hari yang dilakukan civitas akademikanya. “Penerapannya dalam individual, misalnya dengan komersialisasi hasil penelitian dan inovasi oleh para peneliti. Sementara untuk mahasiswa, adanya program kewirausahaan mahasiswa yang diimplementasikan di kampus.
Dan untuk institusional, adanya income generating units atau profit centre,”jelas Muhadjir. Income generating units, jelas Muhadjir, adalah pengembangan unit-unit usaha di kampus yang memiliki peluang usaha untuk menjadi profit centre.Unit-unit itu dikelola secara profesional seperti perusahaan, dengan mengangkat manajer dan pengelola lain secara khusus.
Di UMM sendiri,ucap Muhadjir, terdapat pengelolaan Hotel UMM Inn,bookstore, UMMPress,UMMMedical Centre,Apotik,dan 15 unit usaha lainnya.“Mahasiswa dimagangkan di unit-unit itu,”ujarnya. Dia menandaskan manfaat dan dampak dari PT berwawasan wirausaha tersebut antara lain bisa digunakan sebagai lahan praktik bisnis bagi mahasiswa dan menambah pendapatan PT. “Di UMM,unit-unit itu mampu menyumbangkan 12% pemasukan UMM bahkan targetnya pada 2014 dapat menyumbang hingga 30%,” katanya. (krisiandi sacawisastra).

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/338116/

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...