Perkembangan Kerajinan Topeng Di Desa Mas

Sep 14, 2010 | Artikel, Berita

Oleh: Drs. D.A. Tirta Ray, M.Si, dosen PS Seni Rupa Murni

Keberadaan topeng di Desa Mas tidak dapat dilepeskan dengan latar belakang topeng di Bali pada umumnya, dan dikaitkan dengan adanya Topeng di Blahbatuh, Gianyar . Namun sebelum membicarakan persoalan topeng perlu kiranya diketahui, seni pertunjukan mempergunakan topeng di Bali sudah berkembang sejak zaman pemrintahan Raja Jaya Pangus sekitar abad X. Dalam kumpulan prasasti Jaya Pangus ini sudah ditemui beberapa istilah-istilah seperti: atapukan yang artinya pertunjukan yang mempergunakan alat-alat penutup muka (topeng).

Di Pura penataran Blahbatuh, tersimpan topeng sebanyak 22 buah berasal dari Jawa dan Bali ke 22 buah topeng ini pada dasarnya merupakan tanda kemenangan Dalem Gelgel dalam menaklukan Kerajaan Balangbangan. Dalam Gelgel atau Dalem Waturenggong yang konon parasnya sangat tampan, disamping tampan beliau juga ”Bagus Aeng” sehingga sangat karismatik dalam kepeminpinannya. Untuk mendapatkan pasangan yang sepadan, maka beliau melamar seorang putri dari kerajaan Blambangan.

Setelah lamarannya diterima oleh Raja Blambangan, dalam tahap pengambilan keputusan, maka secara diam diam sang putri mengirim utusan ke Gelgel untuk meyakinkan seperti apasih Dalem Waturenggong itu sendiri. Maka diutuslah seorang tukang gambar untuk menggambar dalem waturenggong, namun sangat disayangkan entah apa yang ada dalam benak hati dari situkang gambar wajah ini berani membelot, sehingga wajah Dalem yang sangat tanpan dan gagah itu munculah wajah seorang raja yang sepertinya sedang sakit-sakitan. Akhrinya terjadilah persitegangan saat itu, Blambangan diserang habisdan dapat di taklukan sampai akhirnya, sebagai tanda bukti kemenangan kerajaan Gelgel bawalah beberpa buah Tapel / topeng yaitu topeng maha patih, putri cantik, dan lain sebagainya sebanyak 22 buah sebagai tanda menyerah dan Blambanan berada dibawah kekuasaan Raja Bali.

Selanjutnya topeng-topeng ini ditiru oleh beberapa seniman di Bali untuk dibuat kembali sebagai pelengkap tari-tarian yang berkaitan dengan upacara agama Hindu di Bali (Wawancara Dengan Ida Bagus Anom Tgl, 26 Juli 2009). Sedangkan untuk topeng di Desa Mas juga pada mulanya berawal dari tiruan topeng-topeng yang ada dan berkembang di Bali seperti seperti topeng barong, rangda, topeng panca, bondes, topeng wayang dan topeng sidekarya. Seperti halnya di atas dibuatnya berbagai jenis topeng di Desa Mas oleh para seniman tempo dulu juga bertujuan untuk kepentingan upacara agama Hindu. Namun setelah datangnya pengaruh asing terutama pada masa penjajahan Belanda kesenian di Bali secara umum dan keseniaan topeng pada khususnya juga mengalami perubahan, tidak semata-mata hanya untuk kepentingan upacara agama Hindu akan tetapi juga untuk kepentingan pariwisata.

Perkembangan Kerajinan Topeng Di Desa Mas, selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...