Proses Komodifikasi Dalam Lagu Pop Bali

Jan 29, 2010 | Artikel, Berita

Tisna Titiana dalam acara hut Bali tvOleh: I Komang Darmayuda

Lagu pop Bali yang dikemas dalam bentuk kaset dan VCD, merupakan bentuk komoditas yang diproduksi untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Proses berlangsungnya industrialisasi dan produksi lagu pop Bali tersebut mengakibatkan terjadinya komodifikasi, sehingga layak dikonsumsi oleh masyarakat. Piliang (1998 : 26) mengemukakan bahwa dalam masyarakat konsumen, setidaknya ada tiga  bentuk kekuasaan yang beroperasi dibelakang produksi dan konsumsi objek-objek estetis yaitu;  1) kekuasaan kapital, 2) kekuasaan produsen, serta 3) kekuasaan media massa.

Kekuasaan Kapital

Kaum kapitalis merupakan kekuatan yang paling utama bagi keberlangsungan sebuah produk tertentu. Oleh karena itu, kaum kapitalis akan memproduksi lagu-lagu tersebut sesuai dengan selera pasar, dan tidak dapat dipungkiri lagi kaum kapitalis memerlukan konsumen yang akan menikmati hasil produksinya.

I Gde Dharna, seorang sastrawan Bali modern yang sekaligus sebagai pelopor lagu pop Bali secara umum melalui artikelnya di Bali Post (Minggu, 26 januari 2003) menyatakan bahwa dalam dunia industri, pasar memang memegang peranan yang  sangat penting karena seorang pemilik modal selalu mempertimbangkan selera pasar dalam memproduksi suatu karya seni agar tidak mengalami kerugian. Selanjutnya dikatakan bahwa studio rekaman itu bagaikan dagang, tentunya apa yang disukai oleh konsumen itulah yang diproduksi oleh proguser (pemilik modal). Dengan demikian yang dipesan oleh produser kepada pencipta lagu adalah lagu-lagu yang disesuaikan dengan selera konsumen.

Kekuasaan Produsen

Album kasetKekuasaan produsen dipegang oleh pencipta lagu, penyanyi, dan penata iriran musik. Melihat keberadaan industri rekaman dewasa ini, seorang penyanyi dituntut bekerja secara professional, inovatif,  berusaha untuk meningkatkan diri, dan selalu menjaga kualitas vokal dengan baik. Demikian pula pencipta lagu pop Bali,  harus selalu meningkatkan kreativitas seni dan daya imajinasinya agar dapat menghasilkan lagu yang berkualitas.. Menurut Komang Raka, salah seorang pencipta lagu pop Bali mengatakan para pencipta lagu tidak bisa selamanya mengekor pada lagu-lagu yang “meledak” di pasaran. Sebagai pencipta professional diperlukan kemampuan untuk menciptakan warna atau kemasan berbeda dan baru dari yang sudah ada di pasaran. Dengan demikian akan memperkaya dan menambah bobot pada lagu-lagu pop Bali wawancara , 20 April 2006). Pembuat iringan musik berperan sangat penting terhadap indahnya suatu lagu. Untuk itu, dalam membuat iringan musik suatu lagu, seorang penata musik iringan (arranger) perlu menyimak dan memahami terlebih dahulu karakter melodi dan isi lirik suatu lagu, sehingga terjadi kesatuan antara lagu dengan iringan musiknya.

Kekuasaan Media Massa

Ahsadi Siregar (1995:59) menegaskan bahwa media massa sebagai institusi sosial selamanya bersifat fungsional bagi khalayak dalam kehidupan sosial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media massa merupakan agen sosialisasi yang secara tidak langsung ikut menanamkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan nilai pada individu di masyarakat.

Pasang-surut perkembangan lagu pop Bali sangat ditentukan oleh peranan media. Ketika pertama kali muncul awal tahun 1970-an, radio-radio memegang peranan penting dalam memperkenalkan lagu-lagu pop Bali selain pementasan-pementasan langsung. Waktu itu televisi belum ada menayangkan lagu pop Bali karena belum ada vidio klip untuk lagu-lagu pop Bali saat itu (Setia dam Darma Putra, 2004 :95).

Memasuki akhir tahun 1990-an dan di awal tahun 2000-an lagu-lagu pop Bali kembali semarak. Hal ini terjadi karena radio dan televisi kembali gencar  mempublipikasikanlagu pop Bali. Peran Bali TV  menayangkan video klip lagu dan acara ajang yang dikenal dengan BRTV Bali TV cukup besar dampaknya terhadap terhadap popularitas lagu pop Bali di tengah masyarakat. Di samping itu peran radio-radio pemerintah dan swasta memperdengarkan lagu-lagu pop Bali hampir setiap saat menjadikan lagu-lagu pop Bali tambah semarak bagi pengemarnya. Lewat peran besar media tersebut dan dengan didukungoleh  pemberitaan di media cetak, menjadikan lagu-lagu pop Bali bangkit dan mampu  menjadi tuan di daerah sendiri, di tengah derasnya pengaruh musik luar.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...