Sejarah Gamelan Gong Kebyar Di Desa Petang

Jan 31, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman I Kadek Ari Irawan, Mahasiswa PS  Seni Karawitan.

Asal Mula

Untuk mengungkap sejarah asal mula suatu kesenian seperti seni gong kebyar di Desa Petang, sungguh tidak mudah. Kesulitan-kesulitan yang menyebabkannya adalah kurangnya data-data mengenai gamelan tersebut dan hampir tidak ada data-data tertulis yang memuat tentang gamelan gong kebyar tersebut.

Namun demikian dari beberapa informasi yang penulis hubungi, telah berhasil penulis kumpulkan sejumlah informasi baik dari anggota sekaa maupun informan-informan luar yang mampu memberikan keterangan mengenai data-data tentang asal mula dari gamelan gong kebyar ini.

Misalnya : I Gusti Made Ardana yang menjadi anggota sekaa gong di Desa Petang (wawancara pada tanggal 20 September 2010 di rumahnya banjar Petang Tengah) menerangkan bahwa gamelan gong kebyar yang ada di Desa Petang sekarang merupakan due pura Pucak Manik di Desa Petang. Karena Gamelan Gong Kebyar tersebut memang ada sejak dulu tetapi hanya ada beberapa tungguh gamelan yaitu yang sayatau kantil yang bentuk bilahannya yang istilah balinya metundu klipes, kekurangannya di buatkan di tiyingan klungkung sekitar tahun 1985, gong kebyar yang ada di Desa Petang, dulunya yang pernah dipinjam-pinjam oleh Puri Petang jadinya waktu itu belum tau siapa yang mempunyai gong tersebut, antara due Pura dan Puri Petang. Semenjak I Gusti Dipta menjadi kelian Desa, bingung menentukan gong kebyar tersebut, dan akhirnya ditetapkanlah gong tersebut due Pura Pucak Manik Petang dan dimintakan nama di Geria Kemenuh gong dan sekaanya dinamakan sekha gong Citra Gopta Petang dan kelian gong pertama pada waktu itu Anak Agung Gede Santaka, pelawah gong tersebut pada waktu itu masih polos belum diukir maupun di prada dan diprakarsai oleh I Gusti Dipta, pada ktu itu gong tersebut mengalami perkembangan dicarikanlah tukang ukir dari Blayu Tabanan yang bernama bapak Gunawan, akhirnya sekha gong tersebut benar-benar menjaga gong tersebut di bawah naungan Desa Adat Petang sampai sekarang, karena dulu sekaa tersebut belum melembaga dan sekarang gamelan tersebut di prada pada tahun 1996, dananya diperoleh dari sumbangan-sumbangan dan sekarang Desa Petang terjadi pemekaran pada tahun 2001 karena jumlah penduduknya sudah meningkat, sekarang Desa Petang tersebut menjadi 3 banjar yaitu : banjar Petang Kaja, banjar Petang Tengah, banjar Petang Kelod dan gong kebyar tersebut dimiliki ketiga banjar tersebut boleh dipakai oleh ketiga banjar tersebut. Disaat ada upacara agama atau piodalan di desa petang

Demikianlah secara singkat dapat diungkapkan tentang sejarah gamelan gong kebyar di Desa Petang.

Fungsi Dalam Upacara Agama

Kesenian Bali seni karawitan (gamelan) seni tari dan seni vocal (tembang) kesemuanya tidak bisa lepas dari upacara keagamaan (Agama Hindu) dalam uraian buku seni sacral dalam hubungannya dengan agama hindu di jelaskan sebagai berikut :

Seni Wali (Socred, relijius yaitu seni yang dilakukan di Pura-Pura dan di tempat-tempat yang ada hubungannya dengan upacara keagamaan sebagai pelaksana upacara dan upakara agama.

Bentuk Alat

Gamelan gong kebyar merupakan seperangkat gamelan yang dipergunakan untuk mengiringi upacara keagamaan khususnya agama Hindu dan mengiringi tari-tarian. Instrumen-instrumen gamelan gong kebyar di Desa Petang terdiri dari sebuah terompong, satu buah riong, dua buah ugal, empat buah ganse, empat buah kantil, dua buah jegog, dua buah jublag, dua buah kendang, satu buah ceng-ceng, satu buah kajar, satu buah kempli, dua buah gong, satu buah kempur, satu buah klemong, dan satu buah bende.

Sejarah Gamelan Gong Kebyar Di Desa Petang selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...