Seniman Bali Disayang Gubernur Dan Presiden

Jul 6, 2010 | Artikel, Berita

Oleh Kadek Suartaya, Dosen Program Studi Seni Karawitan

Di tengah perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 1990 silam, Ni Ketut Cenik, seorang penari sepuh tampil energik. Membawakan tari Joged, seniwati asal Desa Batuan, Sukawati, Gianyar, itu mengundang Gubernur Bali Ida Bagus Oka untuk ngibing ke atas pentas.  Gubernur Oka tanpa sungkan-sungkan menimpali gelinjang Ni Cenik dengan tak kalah tangkas dan jenakanya.  Para undangan dan penonton yang hadir di panggung Ksiarnawa pada malam itu, tampak begitu terharu menyaksikan kepiawaian dan semangat yang ditampilkan  Cenik dan perhatian sungguh-sungguh yang diperlihatkan seorang gubernur. Acara yang disebut “Pemberian Penghargaan Kepada Seniman Tua”  tersebut diteruskan hingga kini.

Berkaitan dengan PKB ke-32, Senin (21/6) malam lalu, sembilan seniman tua dari kabupaten/kota dihadirkan di Taman Budaya Bali untuk menerima penghargaan dari pemerintah atas pengabdian dan dedikasinya melestarikan dan mengawal kesenian Bali. Para seniman tari, karawitan, dan pedalangan yang rata-rata berusia 60-an tahun itu tampak terharu menerima penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Guberbur Bali Anak Agung Puspayoga. Mereka, para pendekar kebudayaan itu, diterpa rasa haru, mungkin karena jagat seni yang mereka lakoni selama ini bukan dunia yang sarat pretensi melainkan sebuah bagian dari kehidupan yang berkeadaban.

Kesenian adalah sebuah representasi dari peradaban. Para seniman merupakan insan-insan kebudayaan terdepan yang mengisi kehidupan dengan nilai-nilai keindahan seni. Melalui karsa, cipta dan karyanya, harkat sebuah bangsa, komunitas,  kampung atau banjar ditenun menjadi sehelai jati diri. Sebagai kontributor terdepan kebudayaan, para seniman dengan keseniannya, sejak dulu selalu berinteraksi dengan bidang-bidang kehidupan yang lainnya seperti sosial politik dan ritual keagamaan. Ada kalanya dalam suatu masa keemasan, para seniman diposisikan begitu mulia serta strategis dan ada kalanya dalam saat-saat genting posisi mereka tersudut tragis.

Peran para seniman Bali sangat dipuja puji pada era kejayaan kerajaan sejak zaman pemerintahan Dalem Waturenggong pada abad ke-16. Setelah berada dalam posisi yang gamang pada masa penjajahan, era kemerdekaan memberikan kesempatan kalangan seniman untuk mereposisi diri. Kendati sempat terombang-ambing pada zaman Orde Lama dan awal Orde Baru, namun tahun 1970-an dirasakan berhembusnya angin segar bagi para seniman Bali. Semilir angin sejuk itu terutama sejak ditancapkannya tonggak penting berkesenian dalam skala Bali yaitu PKB pada tahun 1978 oleh gubernur Bali kala itu, Ida Bagus Mantra. Tak sedikit yang dengan sumeringah membanggakan PKB sebagai kebangkitan kesenian Bali.

Seniman Bali Disayang Gubernur Dan Presiden Selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...