Terkendala Rendahnya Tingkat Pendidikan, 761 Ribu Lowongan Kerja Tidak Terisi

Feb 11, 2011 | Berita

JAKARTA – Data yang cukup mengejutkan dirilis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) terkait rendahnya penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Sebanyak 32 persen dari 2.381.841 jumlah lowongan kerja terdaftar ternyata tidak dapat terisi oleh para pencari kerja. Hal itu dipicu rendahnya tingkat pendidikan serta tidak sesuainya keahlian dan ketrampilan yang dimiliki pencari kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.
“Ini masalah baru yang harus dipecahkan dalam waktu dekat. Karena setiap tahun jutaan sarjana berebut mencari pekerjaan,” ujar Menakertrans Abdul Muhaimin Iskandar saat membuka acara Career and Scholarship Expo XI yang diadakan di Kampus Universitas Indonesia, Depok Kamis (10/2).
Menurut laporan Informasi Pasar Kerja (IPK )yang diterima Kemenakertrans dari Provinsi dan Kabupaten/Kota, pada 2010 lowongan kerja terdaftar mencapai 2.381.841 orang, namun penempatan tenaga kerja hanya 1.620.221 orang. Artinya sebanyak 32 persen lowongan kerja di perusahaan-perusahaan tidak dapat terisi. “Karena itu ya solusinya, perusahaan diberikan kesempatan untuk bergerilya ke kampus-kampus seperti ini,” kata dia.
Acara UI Career and Sholarship 2011 sendiri memang digalang untuk mengatasi problem tersebut. Dalam acara di UI itu, ada 60 Perusahaan dan 14 Lembaga Pendonor Beasiswa yang melakukan proses rekrutmen dan seleksi langsund di lapangan. Diantaranya ada PT. Pertamina (Persero), Standard Chartered Bank, PT. Procter & Gamble Home Product Indonesia, PT. Astra Internasional, Total E&P Indonesia, Educatiun USA-AMINEF, Kampus France, Embassy of Japan (Education Section), dan lembaga Uni Eropa (Erasmus Mundus).
Muhaimin mengatakan, untuk meningkatkan prosentase dan jumlah lowongan kerja yang dapat terisi, pihaknya meminta kepada Dinas-dinas Tenaga Kerja dan pengelola pendidikan tinggi atau Universitas untuk mengadakan bursa kerja secara rutin. “Pelaksanaan bursa kerja sangat dibutuhkan untuk mempertemukan secara langsung antara pencari kerja lulusan universitas yang sedang mencari pekerjaan dengan perusahaan atau pengguna tenaga kerja,” kata Muhaimin.
Bursa kerja, kata dia, memiliki nilai penting dan strategis untuk mempercepat penempatan tenaga kerja secara praktis, efisien? dan efektif serta membantu pencari kerja untuk menemukan pekerjaan yang diinginkan. Bahkan untuk mempermudah pencari kerja, Kemenakertrans kini merancang Bursa Kerja Online (BKOL) yang tersambung secara online dengan perusahaan pencari kerja.
Solusi lain untuk meningkatkan lowongan kerja terisi, para pencari kerja dapat memenfaatkan keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK). Disana mereka bisa meningkatkan keahlian dan keterampilannya sehingga bisa sesuai dengan kualifikasi kebutuhan tenaga kerja di perusahaan.
“Sebelum mendapatkan pekerjaan, pencari kerja bisa belajar dan berlatih dulu di BLK. Bahkan mereka pun bisa menggunakan Kios 3 in 1 yang memilki fasilitas dan program pendampingan untuk pelatihan, sertifikasi pelatihan dan penempatan kerja,” kata Muhaimin.
Yang tak boleh terlupakan, kata Muhaimin adalah keberadaan bursa kerja dan BKOL harus benar-benar di sosialisasikan bagi para pencari kerja sehingga memudahkan mendapatkan pekerjaan yang sesuai keinginan. Pihak perusahaan pun diharapkan membuka diri untuk memberikan informasi kebutuhan pekerja bagi para pencari kerja. Tujuannya agar ada kesesuaian minat dan kualifikasi pendidikan sarjana dengan perusahaan tersebut. “Agar dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat,” pungkas Muhaimin. (zul)

Sumber: http://www.jpnn.com

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...