Wujud Garapan Baladhika

Sep 17, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman: Agus Ary Andhika, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Wujud adalah aspek dari karya seni yang menyangkut baik keseluruhan dari karya seni itu maupun peranan dari masing-masing bagian dalam keseluruhan itu. Dalam komposisi Baladhika ini, ada beberapa hal yang mendukung terwujudnya karya seni ini, mulai dari dorongan dari dalam diri, pengalaman pendidikan serta lingkungan.Komposisi “Baladhika” adalah sebuah karya seni instrumentalia yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Deskripsi Garapan

Garapan ini merupakan sebuah bentuk penyajian komposisi musik yang lahir dari sejarah peperangan puputan Badung dengan media ungkap gamelan Baleganjur lima nada. Pagelaran karya seni Baladhikadisajikan di stage Natya Mandala ISI Denpasar yang berbentuk prosenium, serta perlengkapan sound system dan tata lampu modern. Penyajian karya seni Baladhikaini, didesain dalam bentuk sebuah konser musik yang ditunjang dengan teknologi pencahayaan (lighting) dengan durasi penyajiannya sekitar 11 menit.

Struktur Garapan

Dilihat dari segi struktur, garapan ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1            Bagian pertama dari garapan ini dimulai dengan permainan bersama dengan motif kekebyaran. Kemudian dilanjutkan dengan gegulet pukulan kendang yang dipadukan dengan permainan reyong.Setalah ini kembali permainan dimainkan secara bersamaan dengan motif  leluangan,dan dilanjutkan dengan permainan reyong sampai jatuhnya pukulan gong. Kemudian kembali dilanjutkan dengan motif kekebyaran,setelah motif kekebyaran tempo menurun (lambat) yang diisi dengan permainan ceng-ceng yang silih berganti dengan permainan reyong.Kemudian permainan kembali secara bersamaan dengan tempo yang sedang sampai jatuhnya pukulan gong.Setelah itu dilanjutkan dengan motif gegulet jejagulan. Setelah itu dilanjutkan ke bagian peralihan yang bermain secara bersamaan dengan tempo sedang.

2                  Di bagian ke dua ini mengangkat suasana tegang atau konflik antara Raja Badung dan pasukannya dengan pihak Belanda yang diawali oleh instrumen kendang dan rebana dlilanjutkan dengan kendang belik yang bersamaan turunnya dengan pukulan gong ketukan ganjil. Kemudian dilanjutkan dengan aksen ceng-ceng kopyak dan rebana dengan tempo menurun ( lambat ).Setelah itu kembali dilanjutkan dengan permainan kendang belik dengan tempo cepat dan dilanjutkan ke pengawak. Setelah pengawak dilanjtukan ke motif “body rythm” dan permainan Rebana, serta kendang belik yang silih berganti dengan pukulan gong. Motif “body rythm” yang dimaksud disini adalah permainan tangan yang dipukul ke bagian tubuh seperti dada, paha, dan kaki yang dihentakan ke lantai. tangan,dada, paha dan kaki dengan motif pukulan kendang.Permainan rampak pada bagian ini menggambarkan suasana penyusunan strategi perang.

3                     Bagian ketiga mendeskripsikan nuansa peperangan antara laskar Badung dengan pasukan Belanda yang berperang sampai titik darah penghabisan (Puputan). Nuansa ini diungkapkan dengan permainan tempo cepat,yang diawali dengan vokal yang bersamaan dengan sunggu kemudian tempo semakin cepat untuk mencari kebyar yang menggambarkan suasana akan mulainya peperangan. Dengan dinamika dan teknik pukulan permainan jalinan melodi atau reyong yang kontras dengan pukulan gong ganjil silih berganti dengan permainan gong bheri. Dimana pada saat suasana peperangan tersebut dihiasi dengan aksen-aksen ceng-ceng, kendang belik, rebana dan kendang dengan motif pukulan gegulet. Yang akan nantinya mengangkat suasana peperangan yang sengit sesuai dengan apa yang penata diinginkan.

4                   Bagian ke empat ini merupakan ending dari garapan ini yang berisikan vokal dengan suasana semangat. Vokal ini dinyanyikan oleh pendukung sebagai backing vokal dan penata sendiri untuk vokal solonya. Setalah vokal permainan dimainkan secara bersamaan sekaligus mengangkat suasana musikalnya menuju ke klimaks yang menggambarkan semangat perang puputan yang diakhiri dengan jatuhnya pukulan gong.

Fungsi  Instrumen

            Dalam garapan ini, masing-masing instrumen mempunyai fungsi yang berbeda, dan tentunya disesuaikan dengan ide garapan untuk kepentingan musikalitas.

Adapun fungsi masing-masing instrumen adalah sebagai berikut :

1   Reyong baleganjur pelog lima nada.

    Instrumen ini merupakan bagian dari gamelan baleganjur yang berfungsi sebagai :

–          Alat untuk menghiasi melodi-melodi agar gending kedengannya lebih manis.

–          Sebagai pembawa melodi pokok.

      2   Satu pasang kendang cedugan

         Kendang merupakan sebuah instrumen yang dikelompokkan kedalam golongan membranophone. Fungsi instrumen kendang dalam garapan ini adalah :

–          Sebagai pemurba irama.

–          Membuat angsel-angsel.

–          Mengendalikan irama dan tempo suatu gending.

3   Delapan pasang ceng-ceng kopyak yang berfungsi sebagai :

–          Pengisi irama.

–          Sebagai penghubung.

–          Membuat angsel-angsel dan variasi yang bersama-sama dengan kendang dan reyong.

4   Satu buah kajar dan kempli.

        Kajar dan kempli adalah instrumen yang bermoncol yang ukurannya relatif sama tapi dimainkan dengan ketukan yang berbeda. Fungsi instrumen kajar dan kempli pada garapan ini adalah :

–          Sebagai pemegang mat (ketukan).

–          Menjaga tempo yang diinginkan.

    5   Satu pasang gong lanang wadon

        Gong merupakan instrumen bermoncol yang paling besar ukurannya dibandingkan dengan instrumen bermoncol lainnya, yang juga merupakan klasifikasi idiophone. Fungsi gong adalah :

–          Untuk mengakhiri lagu atau gending.

–          Untuk memperjelas dan menentukan jatuhnya tekanan-tekanan melodi sesuai dengan tujuan lagu itu sendiri.

     6  Satu buah kempur

   Kempur adalah instrumen bermoncol yang ukurannya lebih kecil daro gong, yang juga tergolong klasifikasi idiophone. Fungsi kempur adalah :

–          Sebagai pendorong jatuhnya gong.

–          Mematok ruas-ruas gending

   7   Satu buah bende.

     Bende adalah instrumen yang berbentuk seperti gong yang moncolnya sejajar dengan muka.

Fungsi bende adalah :

–          Mengisi bagian kosong pada lagu yang dimainkan.

       8   Gong Bheri. Fungsi gong bheri dalam garapan ini adalah :

–          Mengisi aksen-aksen

–          Untuk mendukung suasana perang dalam garapan ini.

       9    Rebana. Fungsi rebana dalam garapan ini adalah :

–          Memperkaya ritme

–          Mendukung suasana garapan sesuai alur tema

     10   Sunggu. Fungsi Sunggu di sini adalah:

–          Sebagai tanda akan terjadinya peperangan

     11  Kendang Belek. Fungsinya dalam garapan ini adalah :

–          Mengisi aksen-aksen pada waktu terjadinya ketegangan dan peperangan

Wujud Garapan Baladhika selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...