Wujud Garapan Komposisi Kung

Apr 28, 2011 | Artikel, Berita

Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

1.  Deskripsi Garapan

Komposisi karawitan kreasi pepanggulan yang berjudul KUNG merupakan komposisi karawitan instrumental yang berpijak dari pola-pola tradisi yang sudah ada, namun pnggarap memiberikan sentuhan kreatif serta disesuaikan dengan perkembangan nuansa estetika kekinian. Dengan  mengembangkan, penataan pola-pola dan unsur musikal baik dari struktur lagu, teknik permainan maupun motif- motif gendingnya dengan penataan dan pengolahan unsur – unsur musikal seperti : nada, melodi, irama ( ritme ), tempo, dinamika. Disamping itu dilakukan penataan dalam penyajiannya agar karya seni yang disajikan tidak hanya enak didengar tetapi juga enak untuk dipandang dalam penyajiuan karya nantinya sebagai sebuah karya seni petunjukan.

Selain hal – hal tersebut diatas, sifat – sifat estetika umum seperti unity ( keutuhan, kekompakan, kebersihan ), complexity ( kerumitan ) dan intensity ( kekuatan, kesungguhan, keyakinan ) juga dijadikan acuan dalam mewujudkan garapan karya seni. Garapan komposisi karawitan kreasi pepanggulan dengan judul KUNG ini mempergunakan kaidah struktur komposisi karawitan kreasi yaitu : kawitan, pengawak, pengecet dan pekaad.

2. Analisa Pola Struktur

Dalam komposisi karya seni dengan judul Kung, penggarap mencoba dalam struktur garap komposisi dibagi menjadi beberapa bagian dalam karawitan tradisi  bali masing-masing dari bagian-bagian tersebut seperti yang telah disebutkan sebelumnya diatas. Dari  masing-masing bagian dalam garapan memiliki keterkaitan dan saling mengisi dalam setiap dari struktur komposisinya. Untuk memperjelas dari isi sebuah garapan yang penggarap deskripsi kan kedalam karya tulis penggarap dalam perbagian dari beberapa bagian dari garapan karya seni Kung, sebagai berikut:

Bagian I  (Kawitan)

Pada bagian ini penggarap menggambarkan suasana ceria yang dimulai dengan intro pukulan gangsa kemudian disusul dengan gending kebyar yang dimulai dengan nada ndang lalu diakhiri di nada ndang. Gending bagian kawitan ini diakhiri dengan gending pengrarang yang dibawakan oleh terompong yang juga bermain silih berganti dengan riong, gangsa, dan kantilan untuk mencari bagian gegenderan.

Bagian II (Bebaturan)

Pada bagian ini penggarap menggambarkan suasana agung, Sebelum menuju bagian bebaturan diantarkan oleh sebuah transisi yaitu gending motif kebyar yang dimulai di nada ndang kemudian berakhir di nada ndang.

Bagian III (pengawak)

Pada bagian pengawak penggarap menggambarkan suasana kangen serta rindu, Bagian pengawak ini adalah bagian terpenting dari sebuah komposisi tabuh telu pegongan. Dari penyajian pengawak komposisi tabuh lelambatan yang dimainkan terkait dengan komposisi tabuh telu ini dipakai suatu pola gending pengawak yang menyerupai pola tabuh pat pegongan.

Bagian IV ( Pengecet )

Pada bagian ini penggarap mengambarkan suasana cinta dan kasmaran. Pengecet adalah salah satu bagian struktur komposisi karawitan bali. Dalam struktur tabuh lelambatan pegongan pengecet adalah bagian keempat yang mempunyai rangka tersendiri berbeda dengan kerangka gending pengawak atau pengisep, Dimana bagian pengecet yang penggarap buat lebih mendominan jenis pukulan kantilan yang menggunakan jenis pukulan kekenyongan yang di mulai dengan nada nding kemudian berakhir di nada ndang di mana pukulan ini berpungsi untuk merperjelas suasana cinta dan kasmaran sesuai konsep penggarap.

Wujud Garapan Komposisi Kung selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...