Bali Citta Samasta: Perkuat Tautan Kreatif Alumni ISI Denpasar Menuju Generasi Mulia

Bali Citta Samasta: Perkuat Tautan Kreatif Alumni ISI Denpasar Menuju Generasi Mulia

Foto: Lango Wara (Pergelaran Seni Alumni) berjudul Nandurin Karang Awak dalam Pembukaan Bali Citta Samasta (Festival Seni Alumni) 2024 di Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa, 19 Maret 2024 malam.

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar Bali Citta Samasta (Festival Seni Alumni). Festival bertajuk Manawa-Prabawa-Manu (Mimbar Generasi Mulia) ini dibuka oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana di Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa, 19 Maret 2024 malam.

Bali Citta Samasta akan digelar selama 10 hari, sejak 19 Maret sampai dengan 2 April 2024. Festival seni alumni perdana ini menyuguhkan sejumlah program, yaitu Lango Wara (Pergelaran Seni Alumni), Citta Karaman Adinugraha (Penghargaan Alumni Berdedikasi Tinggi dan Berkontribusi), Rupa Wara (Pameran Seni Visual), Kanti Wara (Temu Sapa Alumni), Waskita Wara (Diskusi Seni-Desain), Charma Wara (Workshop Seni Mural), dan Sewaka Wara (Ruang Inisiatif Alumni).

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana membukaan Bali Citta Samasta (Festival Seni Alumni) 2024 di Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa, 19 Maret 2024 malam.

Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP2MPP), Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn dalam laporannya menyampaikan peserta Festival Seni Alumni merupakan mahasiswa lulusan Tahun 2019 dan 2024. Bali Citta Samasta diselenggarakan dalam upaya mempererat tali silahturahmi dan menjadi wadah kreatifitas serta tukar pikiran antar alumni.

Dr. Suardana menambahkan, Bali Citta Samasta menjadi kesempatan baik untuk ISI Denpasar melaksanakan tracer study dan survey kepuasan layanan ISI Denpasar. Hal ini sebagai penunjang dalam memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU) 1.

“Bali Citta Samasta menjadi momentum penting bagi kami dalam memperkuat jaringan alumni serta mendorong kolaborasi antar generasi. Melalui festival ini, kami berharap untuk membangun hubungan yang lebih erat antara alumni, menciptakan ruang bagi pertukaran ide dan pengalaman, serta memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berdedikasi tinggi dan berkontribusi dalam dunia seni,” ujarnya.

Foto: Rektor ISI Denpasar dan Kepala KCU Denpasar BPD Bali menyerahkan Penghargaan Citta Karaman Adinugraha kepada 5 alumni dalam pembukaan Bali Citta Samasta (Festival Seni Alumni) 2024 di Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa, 19 Maret 2024 malam.

Dalam pembukaan Bali Citta Samasta, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana menyerahkan Penghargaan Citta Karaman Adinugraha kepada lima alumni yang Berdedikasi Tinggi dan Berkontribusi. Mereka, yakni Komposer dan Pendiri Gamelan Pesel I Wayan Arik Wirawan, S.Sn., M.Sn., Koreografer dan Pendiri Sanggar Kerta_Art Ni Komang Ayu Ananta Putri, S.Sn, M.Sn., Desainer dan Pematung I Komang Gde ‘Kedux’ Sentana Putra, S.Sn., Sutradara Film Herda Martin Dwi Angga, S.Tr.Sn., dan Perupa Kontemporer I Made Muliana ‘Bayak’, S.Sn.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana dalam sambutannya memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh alumni ISI Denpasar. Perhelatan Bali Citta Samasta dirintis bersama atas pemahaman bahwa harum nama ISI Denpasar di sanubari masyarakat sepenuhnya karena lelaku para alumninya.

“Jadi alumni adalah anak panah peradaban, dia menembus dan mengukir kebudayaannya, seiiring kecakapan pengetahuan sekaligus juga niatan baik untuk mebangun lingkungannya dimanapun teman-teman berada,” ujar Guru Besar Sejarah Seni ini.

Foto: Suasana pembukaan Bali Citta Samasta (Festival Seni Alumni) 2024 di Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa, 19 Maret 2024 malam.

Rektor ISI Denpasar mengungkapkan Bali Citta Samasta menjadi ruang kebanggan kebanggan atas capaian-capaian yang telah diraih alumni. Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini mengaku acap kali terharu gembira mendengar banyak nama alumni ISI Denpasar berkibar dimana-mana, menyajikan yang terbaik dan menjadi inspirasi anak-anak muda

“Bali Citta Samasta memiliki makna bahawa dari Bali kita mengibarkan semangat dan cita-cita untuk semesta yang indah oleh karya-karya kreatif dan dedikasi invoataif yang teman-teman lakukan. Ruang yang masih terbilang kecil ini kami persembahkan kepada tiap pribadi alumni untuk selalu bergandengan tangan untuk memajukan seni desain dan kebudayaan Indonesia,” ujarnya. (ISIDps/Humas-RT)

Prodi Seni Murni Demonstrasi Melukis dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan

Prodi Seni Murni Demonstrasi Melukis dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana melaksanakan demontrasi melukis serangkaian Bhakti Widya Kahuripan, Minggu (3/3).

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali menggelar Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” yang berlangsung megah di Jaba Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, pada Minggu, 3 Maret 2024 malam. Serangkai dengan pergelaran ini, sejumlah dosen dan mahasiswa dari Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Denpasar, turut meramaikan dengan melaksanakan demonstrasi melukis di area penonton Jaba Pura Pasar Agung. Keindahan alam sekitar, ditambah dengan kemegahan Pura Pasar Agung Gunung Batur, serta tokoh-tokoh Cupak Gerantang menjadi sumber inspirasi utama bagi para seniman yang terlibat.

Foto: Salah satu mahasiswa Prodi Seni Murni ISI Denpasar melaksanakan demontrasi melukis serangkaian Bhakti Widya Kahuripan, Minggu (3/3).

Demonstrasi melukis diikuti oleh Rektor Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, Ketua SPI I Made Jodog, M.FA, serta beberapa dosen terkemuka seperti Drs. I Made Suparta, M.Hum. Tak ketinggalan, para mahasiswa berbakat seperti I Komang Aryawan dan I Putu Gede Wahyu Pusaba juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini.

Foto: Ketua SPI ISI Denpasar, I Made Jodog, M.FA melaksanakan demontrasi melukis serangkaian Bhakti Widya Kahuripan, Minggu (3/3).

Menanggapi pentingnya momen ini, Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, menyatakan bahwa melukis di Pura Pasar Agung Gunung Batur memberikan kesempatan langka bagi mahasiswa untuk meresapi dan menghayati pengalaman sakral. “Dalam rangkaian acara Bhakti Widya Kahuripan ini, ISI Denpasar sekali lagi menunjukkan komitmen kuatnya dalam menggali potensi seni dan budaya Indonesia, serta mendorong para mahasiswa untuk terus berkarya dengan menginspirasi dari kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai budaya. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang aktualiasasi hasil pembelajaran, tetapi juga ruang pengayaan batin, rasa dan empati terhadap pusaran peradaban dan kebudayaan luhur nan mulia dari kebudayaan Bali.” (ISIDps/Humas-RT)

Karya Dosen Prodi Desain Mode Hiasi Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan

Karya Dosen Prodi Desain Mode Hiasi Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan

Foto: Kostum yang dikenakan oleh (kiri ke kanan) tokoh Galuh, Prabu, dan Putri dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Jaba Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu, (3/3).

Karya dosen Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali menambah keindahan Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Jaba Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu, 3 Maret 2024.

Foto: Kostum yang dikenakan oleh tokoh Gerantang dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Jaba Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu, (3/3).

Kostum yang dipakai oleh tokoh-tokoh dalam sendratari “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” merupakan hasil karya salah satu dosen Prodi Desain Mode ISI Denpasar, yakni Dr. A.A.Ngr.Anom Mayun K.Tenaya, M.Si. Kostum berupa busana dan gelungan (mahkota) dirancang khusus untuk 11 tokoh drama tari tersebut. Tokoh dimaksud, yakni Cupak, Gerantang, Prabu, Putri, Galuh, Banasati, Tuadaya, Penasar, Wijil, Pan Bekung, dan Men Bekung.

Dr. A.A.Ngr.Anom Mayun K.Tenaya, M.Si. menuturkan pembuatan kostum telah digarap sejak bulan Januari 2024 dan rampung akhir Februari 2024. Kostum-kostum ini tidak hanya hasil karyanya sendiri, tetapi juga berkerja sama dengan dosen Prodi Desain Komunikasi Visual, Cokorda Alit Artawan, S.Sn., M.Sn.

Dr. A.A.Ngr.Anom Mayun K.Tenaya, M.Si., menjelaskan bahwa mereka memulai dengan melakukan riset tentang karakter setiap tokoh dalam sendratari tersebut. Lanjut, mereka merancang konsep-konsep kostum yang memperkuat identitas dan kepribadian masing-masing tokoh. Bahan-bahan dipilih sesuai dengan tema dan estetika yang diinginkan. Mereka mempertimbangkan faktor-faktor seperti kenyamanan bagi para penari, daya tahan, dan kemampuan untuk mengekspresikan gerakan tubuh dengan leluasa.

Foto: Kostum yang dikenakan oleh tokoh Penasar dan Wijil dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Jaba Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu, (3/3).

Setelah desain dan bahan diputuskan, proses pembuatan dimulai dengan teliti. Mulai dari pemotongan bahan, jahitan tangan, hingga detail-detail kecil seperti hiasan dan aksesoris, semuanya dikerjakan dengan penuh dedikasi. Kolaborasi antara dosen Prodi Desain Mode dan Desain Komunikasi Visual memastikan bahwa setiap kostum tidak hanya mencerminkan keindahan visual, tetapi juga menyampaikan narasi yang kuat.

“Proses kreatif pembuatan kostum untuk ‘Cupak Gerantang Anglanglang Dharma’ telah menjadi perjalanan yang penuh inspirasi bagi kami. Kami berusaha menciptakan kostum yang tidak hanya memperindah penampilan visual, tetapi juga menggambarkan karakter dan makna mendalam dari setiap tokoh dalam sendratari tersebut,” ujar dosen kelahiran 1 Maret 1968 ini. (ISIDps/Humas-RT)

Garapan Tabuh Prodi Karawitan ISI Denpasar Iringi Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan

Garapan Tabuh Prodi Karawitan ISI Denpasar Iringi Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan

Foto: Para penabuh dari Prodi Seni Karawitan ISI Denpasar dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan di Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu (3/3).

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali menggelar Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Jaba Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu, 3 Maret 2024, malam.

Karya tabuh garapan Program Studi Seni Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar menjadi pengiring utama dalam sendratari “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma”. Tidak hanya itu, penabuh juga melengkapi pertunjukan dengan mengiringi Tari Baris Kakuwung dan Rejang Sadhyang Ulu Rani, serta menyuguhkan Tabuh Kebyar Dang Citta Utsawa dan Tabuh Gambang Suling sebagai pembuka acara.

Karya musik tradisional Bali yang monumental nan harmonis ini disusun oleh tiga dosen terkemuka dari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, yaitu Dekan Dr. I Ketut Garwa, Koordinator Program Studi (Prodi) Seni Karawitan I Nyoman Kariasa, M.Sn., dan Kepala Laboratorium Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, I Wayan Diana, S.Sn., M.Sn.

Foto: Para penabuh dari Prodi Seni Karawitan ISI Denpasar dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan di Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu (3/3).

Menurut Koordinator Prodi Seni Karawitan I Nyoman Kariasa, M.Sn., garapan tabuh untuk pergelaran Bhakti Widya Kahuripan telah dipersipakan dan dilatih bersama mahasiswa selama 2 bulan, dimulai sejak Januari 2024. Sebanyak 24 penabuh turut berkontribusi dalam menyempurnakan karya ini. Mereka terdiri dari 4 dosen, 3 tenaga kependidikan, dan 17 mahasiswa Prodi Seni Karawitan.

 “Garapan ini sebagai bentuk aktualiasai hasil pembelajaran yang telah diperoleh mahasiswa Prodi Seni Karawitan serta menunjukkan dedikasi mereka terhadap seni tradisional Bali yang kaya akan nilai dan keindahan” ujarnya.

Nyoman Kariasa berharap pergelaran ini tidak hanya memperkaya wawasan seni masyarakat lokal, tetapi juga menjadi bukti nyata akan keberlanjutan warisan budaya Bali yang perlu dilestarikan dan diapresiasi oleh generasi muda. “Dengan semangat Bhakti Widya Kahuripan, ISI Denpasar terus berperan aktif dalam memelihara dan mengembangkan seni tradisional sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia” tuturnya. (ISIDps/Humas-RT)

Photo: The gamelan players from the Karawitan Study Program of ISI Denpasar in the Performance of Bhakti Widya Kahuripan at Pura Pasar Agung, Batur Village, Kintamani District, Bangli Regency, Sunday (3/3).

Photo: The gamelan players from the Karawitan Study Program of ISI Denpasar in the Performance of Bhakti Widya Kahuripan at Pura Pasar Agung, Batur Village, Kintamani District, Bangli Regency, Sunday (3/3).

According to the Coordinator of the Karawitan Arts Study Program I Nyoman Kariasa, M.Sn., the composition of the percussion for the Bhakti Widya Kahuripan performance has been prepared and practiced with students for 2 months, starting from January 2024. A total of 24 percussionists contributed to perfecting this work. They consisted of 4 lecturers, 3 educational staff, and 17 students of the Karawitan Arts Study Program.

“This composition is a form of realization of the learning outcomes that students of Karawitan Study Program have obtained and demonstrates their dedication to the rich values and beauty of traditional Balinese art,” he said.

Nyoman Kariasa hopes that this performance will not only enrich the local community’s artistic insight but also serve as tangible evidence of the sustainability of Bali’s cultural heritage that needs to be preserved and appreciated by younger generations. “With the spirit of Bhakti Widya Kahuripan, ISI Denpasar continues to play an active role in preserving and developing traditional arts as an integral part of Indonesia’s cultural identity,” he said. (ISIDps/Humas-RT)

Hayati Pengalaman Sakral ISI Denpasar Gelar Bhakti Widya Kahuripan di Batur Kintamani

Hayati Pengalaman Sakral ISI Denpasar Gelar Bhakti Widya Kahuripan di Batur Kintamani

Foto: Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Pura Pasar Agung Gunung Batur, Kintamani, Minggu (3/3)

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali mempersembahkan pergelaran ekologis bertajuk “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Jaba Pura Pasar Agung, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Minggu, 3 Maret 2024, malam. Pergelaran sendratari yang diramu dalam Program Bhakti Widya Kahuripan 2024 ini disajikan secara kolaboratif oleh 100 dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa ISI Denpasar dengan dukungan masyarakat Batur.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana mengatakan pergelaran “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” ini sebagai aktualiasasi pembelajaran mahasiswa ISI Denpasar. Lakon yang dipentaskan telah dilatih selama dua bulan melibatkan sutradara I Kadek Widnyana, M.Sn., koreografer I Gede Oka Surya Negara, M.Sn., dengan komposer Dr. Ketut Garwa dan I Nyoman Kariasa, M.Sn. Dalam gelarannya para tokoh mengenakan gelungan (mahkota) dan busana baru hasil desain, A.A.Ngr.Anom Mayun K.Tenaya, M.Si dan Cokorda Alit Artawan, S.Sn., M.Sn.

Foto: Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Pura Pasar Agung Gunung Batur, Kintamani, Minggu (3/3)

Pagi hari sebelum pementasan seni tersebut, ISI Denpasar telah melaksanakan upacara Mulang Pakelem di tiga titik, yakni di Puncak Kanginan dan Kauhan Gunung Batur, serta di Danau Batur. Pakelem berupa ayam dan bebek dihaturkan dengan tujuan memohon dan menjaga keharmonisan alam semesta.

“Kami dalam 3 hari ini (2 – 4  Maret 2024) melaksanakan perjalanan bak yatra, memasuki ruang upacara upakara yang sakral, lalu berlatih sekian lama untuk memperteguh pergelaran Ekologis Cupak Gerantang Anglanglang Dharma dengan kostum dan gelungan baru yang secara perdana dipertontonkan malam ini.” ujar Guru Besar Sejarah Seni ini.

Foto: Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Pura Pasar Agung Gunung Batur, Kintamani, Minggu (3/3)

Prof Kun Adnyana mengungkapkan sejatinya kegiatan ini bertujuan mendekatkan sivitas akademika, utamanya mahasiswa untuk memasuki pengalaman terkait kesakralan kebudayaan Bali. “Mengingat perguruan tinggi kreatif seperti ISI Denpasar, sangat membutuhkan ruang-ruang untuk pengayaan batin, rasa dan empati terhadap pusaran peradaban dan kebudayaan luhur nan mulia dari kebudayaan Bali ini. Hanya dengan demikian kita bisa menguatkan dan mengaktualisasi rasa kebatinan kita,” imbuhnya.

Sebelum pementasan sendratari Cupak Gerantang, ISI Denpasar menyuguhkan Tabuh Kebyar Dang Citta Utsawa, Tari Baris Kakuwung dan Rejang Sadhyang Ulu Rani, serta Tabuh Gambang Suling.

Foto: Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Pura Pasar Agung Gunung Batur, Kintamani, Minggu (3/3)

Cupak Gerantang Anglanglang Dharma mengisahkan kakak beradik yaitu Cupak dan Grantang yang memiliki sifat yang benar-benar berbeda. Cupak mencerminkan semua sifat yang yang buruk pada diri manusia, dia rakus, suka mendengki, dan sering kali berkhianat. Sedangkan Grantang sang adik, berbudi pekerti baik dan tutur katanya pun sopan.

Suatu hari, mereka mengikuti sayembara untuk menyelamatkan Putri Kerajaan Kediri yang diculik oleh Raksasa Benaru. Gerantang berhasil mengalahkan Raksasa Benaru. Namun, dengan tipu daya Cupak mencelakai dan mencurangi Gerantang dan membawa Putri ke istana menghadap raja mengaku telah menyelamatkan sang Putri.

Foto: Sekaa Gong ISI Denpasar dalam Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Pura Pasar Agung Gunung Batur, Kintamani, Minggu (3/3)

Raja pun menobatkan Cupak sebagai raja baru sebagai hadiah karena telah membawa putrinya kembali ke istana dengan selamat. Cupak merayakan penobatan itu dengan menyantap panganan dengan rakus tanpa tata krama.

Tanpa diduga, Gerantang yang disangka telah mati datang ke istana menemui Cupak dan bertarung dengannya. Cupak yang memiliki kesaktian Brahma Kundawijaya atas panugrahan Dewa Brahma berubah menjadi Rangda. Sedangkan, Grantang yang memperoleh panugrahan dari Dewa Iswara berubah menjadi Barong Swari.

Pergelaran “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” berhasil memukau penonton yang mayoritas masyarakat Batur dengan narasi yang kuat, tata artistik inovatif, koreografi berbasis lingkungan, diiringi komposisi melodis gamelan, serta didukung properti pertunjukan yang dipadu permainan tata cahaya yang apik.

Foto: Tim Pergelaran Bhakti Widya Kahuripan “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Pura Pasar Agung Gunung Batur, Kintamani, Minggu (3/3)

Jero Penyarikan Duwuran Batur yang turut menyaksikan pergelaran menyampaikan sukacita kembali dipilihnya Batur sebagai ruang dipanggungkannya suguhan seni penuh kesucian, terkhusus Pura Pasar Agung yang diyakini sebagai pertemuan Purusa dan Pradana. Dua tahun terakhir ISI Denpasar telah mementaskan pergelaran seni ekologi di Kawasan Batur, yakni Nuwur Kukuwung Ranu pada tahun 2022 dan Batur Ulu Pasuwakan pada 2023 di Pura Segara Danu Batur.

“Pegelaran ekologis oleh ISI Denpasar terbukti dapat menggugah setidaknya orang-orang yang saya kenal. Kegiatan melalui ruang seni membuat tattwa dan filsafat tentang kearifan lokal batur bisa dimaknai. Semoga gerakan ini bisa terus mengalir dan menjadi pola ruang penyadaran dikemudian hari untuk pawongan, palemahan dan sradha bhakti yang lebih baik,” ujarnya.

Jero Penyarikan Duwuran menyampaikan selamat dan mengungkapkan terima kasih kepada seluruh sivitas akademika ISI Denpasar atas Pergelaran “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” dan berharap kerja sama ISI Denpasar dan Desa Batur terus dijalin. “Terima kasih telah memilih Batur sebagai ruang elaborasi seni dan semoga apa yang sudah dibangun bisa terus kita rawat sehingga dari hulu bisa memberikan aliran kearifan bagi masyarakat Bali,” tutur alumnus Sastra Jawa Kuno Universitas Udayana ini (ISIDps/Humas-RT)

ISI Denpasar Mulang Pakelem di Gunung dan Danau Batur

ISI Denpasar Mulang Pakelem di Gunung dan Danau Batur

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana beserta jajaran Mulang Pekelem di Puncak Kanginan Gunung Batur, Minggun (3/3).

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar-Bali kembali melaksanakan Pergeleran Ekologis Bhakti Widya Kahuripan di Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Setelah mementaskan “Batur Ulu Pasuwakan” di Pura Segara Batur pada Oktober 2023, ISI Denpasar mempersembhakan pergelaran bertajuk “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” di Pura Pasar Agung Gunung Batur, 2 – 4 Maret 2024.

Serangkai dengan pergelaran “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma”, ISI Denpasar melaksanakan upacara Mulang Pakelem di tiga lokasi kawasan Batur, Minggu, 3 Maret 2024, pagi. Pakelem berupa ayam hitam dan upakara lainnya di haturkan di Puncak Kauhan dan Puncak Kanginan Gunung Batur, serta di tengah Danau Batur.

Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana beserta jajaran melaksanakan persembahyangan dalam upacara Mulang Pekelem di Puncak Kanginan Gunung Batur, Minggun (3/3).

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama sekaligus Ketua Pelaksana Pergelaran, Prof. Dr. I Komang Sudirga mengatakan Mulang Pakelem dilakasanakan guna memohon keselamatan untuk seluruh sivitas akademika ISI Denpasar serta memohon kelancaran pergelaran “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma”.

“Upacara Mulang Pakelem merupakan bagian penting dari praktik keagamaan Hindu Bali yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan spiritual dan memperoleh berkah serta perlindungan dari yang Maha Kuasa. Dalam hal itu, kami juga memohon kelancaran pergelaran “Cupak Gerantang Anglanglang Dharma” nanti malam (3 Maret 2024)” ujar Guru Besar bidang Kajian Seni Karawitan ini.

Foto: Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Drs. Anak Agung Gde Rai Remawa, M.Sn mulang pakelem di Puncak Kauhan Gunung Batur, Minggu (3/3).

Mulang Pakelem dilaksanakan Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana dan Nyonya Ayu Ketut Putri Rahayuning, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Drs. Anak Agung Gde Rai Remawa, M.Sn, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. I Komang Sudirga, Kepala Biro Umum dan Keuangan Dr. I Gusti Ngurah Sudibya, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama Dr. I Komang Arba Wirawan, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr. I Ketut Garwa, serta sejumlah dosen dan tenaga kependidikan ISI Denpasar.

Foto: Tim ISI Denpasar besama sejumlah krama Desa Batur di Puncak Kanginan Gunung Batur, Minggu (3/3)

Tim ISI Denpasar memulai perjalanan menuju Puncak Kanginan dari Pura Pasar Agung Gunung Batur pukul 05.00 dipandu sejumlah krama Desa Adat Batur. Upacara Pakelem di Puncak Kanginan dihantar oleh Jero Penyarikan Duuran Batur. Tim melanjutkan perjalanan menuju Puncak Kanginan sekitar 1 jam dari Puncak Kauhan. Pakelem di Puncak Kauhan dihantar oleh Jero Penyarikan Alitan Batur. Pakelem berupa banten (sesajen) dan ayam hitam dilemparkan ke tengah kepundan gunung. Usai mulang pakelem di dua Puncak Gunung Batur, tim ISI Denpasar melanjutkan perjalanan menuju Danau Batur. Upakara dan ayam Pakelem ditenggelamkan di tengah Danau Batur. (ISIDps/Humas-RT)

Loading...